Krisis Jadi Kebangkitan Inovasi Nasional
Krisis akibat pandemi Covid-19 dianggap telah memacu percepatan kekuatan bangsa di bidang riset dan inovasi, salah satunya di bidang kesehatan.
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyatakan, pandemi Covid-19 merupakan krisis besar yang melanda Indonesia dan dunia. Meski demikian, krisis bisa menjadi momentum menggerakkan kekuatan Indonesia di bidang riset dan inovasi, salah satunya di bidang kesehatan.
”Krisis pandemi Covid-19 telah memacu percepatan kekuatan bangsa, kebangkitan bangsa,” kata Pratikno di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Dalam situasi Covid-19, Pratikno menambahkan, birokrasi dipaksa kerja cepat dan kerja sederhana. Digitalisasi dan reformasi bidang pendidikan dan administrasi pemerintahan melompat cepat. Sementara solidaritas dan kegotong-royongan masyarakat meningkat luar bisa.
Presiden Joko Widodo meluncurkan 55 produk inovasi penanggulangan Covid-19 karya anak bangsa di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/5/2020). Momentum ini diharapkan membangkitkan gairah riset dan inovasi di dalam negeri.
Baca juga : Inovasi Darurat Covid-19
”Saat ini dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah Covid-19, dan kita harus menjawabnya dengan inovasi dan karya-karya nyata. Ini adalah momentum baru bagi kebangkitan bangsa. Ini adalah momentum baru kebangkitan bidang sains dan teknologi kita, khususnya di bidang kesehatan,” kata Presiden dalam sambutannya.
Acara peluncuran virtual yang digelar Kementerian Riset dan Teknologi tersebut itu diikuti sekitar 310 peserta. Tersambung dari tempat masing-masing adalah Wakil Presiden Ma’ruf Amin, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, beberapa kepala lembaga pemerintah, rektor, dekan fakultas kedokteran, peneliti dan perekayasa, inovator dari perusahaan swasta, serta pimpinan rumah sakit.
Total produk inovasi dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang diluncurkan 55 buah. Sebanyak sembilan produk unggulan di antaranya telah disaksikan Presiden di Istana Merdeka, Selasa (19/5/2020).
Produk itu adalah PCR test kit, rapid diagnostic test kit, ventilator, imunomodulator, plasma convalescence, mobile lab BSL-2, artificial intelligence untuk deteksi Covid-19, robot lampu ultraviolet, dan purifying respirator.
”Hari ini kita patut berbangga karena dari tangan anak-anak bangsa kita mampu menghasilkan karya-karya yang sangat dibutuhkan. Dari yang saya lihat kemarin, saya sangat optimistis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan kita hanya impor sekarang kita bisa mandiri karena kita memproduksinya sendiri. Dan, lebih dari itu, kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri,” tutur Presiden.
Lebih dari itu, kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri.
Presiden juga mengaku gembira karena Lembaga Eijkman sudah mendapat data tujuh urutan genom lengkap virus yang sangat berguna untuk pengembangan vaksin. Presiden pun senang melihat komunitas peneliti terus bekerja menemukan obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid-19.
Karya hasil riset dan inovasi tersebut, menurut Presiden, jangan hanya berhenti di laboratorium atau sampai pada prototipe. Hasil karya tersebut harus berlanjut sampai tahap produksi massal guna memenuhi kebutuhan domestik dan bahkan ekspor.
Untuk itu, Presiden menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan. Di antaranya adalah lembaga-lembaga litbang, perguruan tinggi, dunia usaha, dunia industri, dan masyarakat.
Baca juga : Industri Baja Diminta Kreatif Cari Peluang
”Semuanya harus bekerja sama membangun ini. Sudah saatnya dunia industri harus berani berinvestasi. Sudah saatnya masyarakat harus juga mulai mencintai produk-produk dalam negeri. Dan, kita harus bangga buatan Indonesia,” kata Presiden.
Sejalan dengan itu, Presiden juga mendorong berbagai upaya untuk terus memperbaiki ekosistem yang kondusif bagi tumbuh serta berkembangnya riset, inovasi, dan industrialisasi.
Dalam laporannya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegro menyatakan, pihaknya sadar riset dan inovasi berperan penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Riset dan Teknologi telah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
Anggota konsorsium itu terdiri atas kementerian, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia industri. Adapun kegiatan utamanya berkaitan dengan empat aspek penelitian, yakni pencegahan, pemindaian dan diagnosis, pengembangan obat dan terapi, serta pengembangan alat kesehatan dan pendukungnya.
”Daya tular Covid-19 ini 20 kali lebih kuat daripada SARS. Oleh karena itu, konsorsium terus bekerja keras dalam pencarian pencegahan, pengobatan, dan terapi yang efektif,” kata Bambang.
Sejalan dengan itu, Bambang melanjutkan, riset dan inovasi perlu diapresiasi dan didukung dengan berbagai cara. Misalnya dengan dukungan dana, kemudahan regulasi, sumbangsih ide, kerja sama produksi dalam negeri, implementasi dan perawatan hasil inovasi, serta apresiasi kepada pemangku kepentingan yang terlibat.
Dukungan ini diharapkan muncul dari berbagai pihak, mulai pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, industri, sampai masyarakat.
Baca juga : Stres APBN Kita
Peluncuran produk hasil riset dan inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Bambang menambahkan, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia. Ke depan, Bambang mengharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, tidak hanya dalam masa pandemi Covid-19, tetapi juga dalam jangka panjang.
”Momentum ini dapat menjadi titik tolak inovator-inovator Indonesia untuk membangun industri alat kesehatan dan obat yang selama ini masih banyak tergantung impor,” kata Bambang.