Kemendagri Minta Bupati Lumajang dan Boltim Jaga Etika Kepemimpinan
Menyusul perdebatan antara Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Bupati Bolaang Mongondow Timur Sehan Salim Landjar yang viral di dunia maya, Kementerian Dalam Negeri mengingatkan soal etika kepemimpinan.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO / KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menyusul perdebatan antara Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Bupati Bolaang Mongondow Timur atau Boltim Sehan Salim Landjar yang viral di dunia maya, Kementerian Dalam Negeri mengingatkan soal etika kepemimpinan. Pimpinan daerah juga diminta tidak memperkeruh suasana di tengah kesulitan rakyat menghadapi pandemi Covid-19.
”Kita, kan, dalam kondisi krisis sekarang, yang dibangun persatuan, sinergi, kebersamaan. Belajar satu daerah dengan daerah lain, bukan mencari kesalahan satu sama lain,” kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Akmal Malik, Kamis (7/5/2020).
Masalah antara Thoriqul Haq dan Sehan Salim Landjar bermula dari video yang tersebar luas melalui media sosial. Video pertama, Bupati Sehan marah kepada sejumlah menteri karena aturan bantuan sosial yang berbenturan satu sama lain.
”Kami bingung dengan aturan di pusat yang berbeda-beda. Akhirnya, bantuan lamban diterima, padahal rakyat kami di sini kelaparan,” ujarnya.
Kemudian Thoriqul Haq membuat video juga, membalas kritik Sehan kepada para menteri. Dalam video, Thoriqul meminta Sehan tak menyalahkan menteri. Sehan lantas membuat video lagi untuk membalas pernyataan Thoriqul.
Akmal menekankan, pandemi baru pertama kali terjadi dan telah menyebar di setidaknya 34 provinsi dan 350 kabupaten/kota. Oleh karena itu, semua pemimpin daerah hendaknya saling belajar cara menangani berbagai persoalan yang muncul akibat pandemi.
”Kami minta setiap daerah untuk belajar, bersinergi, bersama-sama berbagi informasi gimana cara terbaik menangani pandemi ini. Jadi, yang dibutuhkan sinergi. Paling kurang sinerginya adalah berbagi informasi. Informasi adalah cara penanganan, bukan kelemahan satu daerah dengan daerah lain,” kata Akmal.
Tidak elok
Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri Djohermansyah Djohan sependapat bahwa seharusnya di antara pemimpin daerah mengutamakan soliditas, apalagi di tengah pandemi. Soliditas juga harus dibangun antara pemerintah daerah dan pusat.
”Harus bersinergi, saling bahu-membahu, gotong royong, berbagi tugas dan tangung jawab. Tidak saling mencela satu sama lain,” kata Djohermansyah.
Apabila ada kekurangan, lanjut Djohermansyah, pemda bisa menyampaikan masukan langsung kepada pemerintah pusat. Namun, pusat pun diharapkan agar merespons keluhan dari daerah dengan cepat sehingga masalah tidak semakin berkepanjangan.
”Jangan sampai tak ada sinergi antarkementerian dan lembaga sehingga membingungkan para pemimpin daerah di lapangan,” ujarnya.
Apalagi, menurut dia, kedua bupati itu merupakan bagian dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Seharusnya segala persoalan diselesaikan secara internal organisasi dan tidak dibawa ke ruang publik.
”Pemimpin daerah itu, kan, sebagai pejabat publik, menjadi panutan masyarakat. Harusnya tahu cara-cara menyampaikan masukan melalui prosedur pemerintahan, enggak perlu ke ruang publik. Itu tidak bijak dan tidak elok,” katanya.
Perseteruan itu, menurut Djohermansyah, harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah dan pusat agar saling memperbaiki tata kelola pemerintahan. Dalam ilmu pemerintahan, dikenal segitiga hubungan pemerintahan, yakni pemerintah daerah, hubungan antarpemerintah daerah, serta hubungan antara pemerintah daerah dan pusat.
”Relasi itu yang harus dijaga sehingga tak perlu terpecah belah, sangat tidak elok di dalam keadaan kita sedang menghadapi perang melawan pandemi,” katanya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Sehan menyatakan tak pernah bermaksud ingin membuat pernyataannya menjadi viral. Ia mengaku tidak tahu seseorang sedang merekam kemarahannya. Ia pun menyatakan tidak pernah sengaja membuat video balasan kepada Thoriqul Haq.
”Lihat saja (video pertama yang viral), tidak ada yang saya buat-buat. Kemudian, kebetulan, ada wartawan bertanya (tanggapan untuk video Thoriqul Haq), ya saya jawab seadanya, enggak saya setting (atur),” katanya.