Konstelasi politik pada Pemilu 2024, berdasarkan hasil survei beberapa lembaga di awal tahun 2020, relatif belum banyak berubah. Nama-nama tokoh yang pernah mewarnai dinamika pra-Pemilihan Presiden 2019 kembali mencuat.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI DAN INGKI RINALDI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinamika pencalonan presiden dalam Pemilu 2024 diproyeksikan belum banyak berubah dari konstelasi Pemilu 2019. Tokoh-tokoh lama, seperti Prabowo Subianto, masih memiliki popularitas tinggi untuk maju pada Pilpres 2024 kendati muncul tokoh-tokoh kepala daerah. Akan tetapi, waktu pemilihan yang masih empat tahun lagi membuka banyak kemungkinan perubahan.
Kondisi itu terungkap dalam publikasi hasil survei Indo Barometer serta survei yang diselenggarakan Politika Research & Consulting bersama Parameter Politik Indonesia. Hasil survei disampaikan di tempat terpisah di Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Survei proyeksi 2024 Indo Barometer menunjukkan popularitas calon presiden tertinggi ialah Prabowo Subianto (22,5 persen). Disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,3), Sandiaga Uno (8,1), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (7,7), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (6,8), dan Agus Harimurti Yudhoyono (5,7). Survei dilaksanakan pada 9-15 Januari 2020 di 34 provinsi, melibatkan 1.200 responden, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
”Memang, kalau kita buat beberapa simulasi, seandainya Pak Prabowo maju, lawan terberatnya adalah Anies Baswedan. Angka ini masih dinamis. Apa yang populer saat ini masih sangat mungkin berubah,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, survei yang dilakukan Politika Research & Consulting bersama Parameter Politik Indonesia menunjukkan, jika pemilihan presiden diadakan hari ini, dari 30 tokoh yang disurvei, Prabowo Subianto menempati urutan pertama (17,3 persen), diikuti Sandiaga Uno (9,1), dan Ganjar Pranowo (8,8). Survei tersebut melibatkan 2.197 responden di 34 provinsi pada 25 Januari-10 Februari 2020.
Poros koalisi
M Qodari mengatakan, jika Undang-Undang Pemilu tidak berubah, pasangan calon yang dapat maju pada 2024 akan ditentukan oleh parpol yang mendapatkan kursi dan suara di Pemilu 2019. Syarat minimal adalah menguasai 20 persen kursi atau 25 persen suara.
Dengan persyaratan itu, serta melihat hasil Pileg 2019, kemungkinan akan muncul 3-4 pasang calon dengan partai pengusungnya adalah koalisi PDI Perjuangan, koalisi Partai Golkar, koalisi Partai Gerindra, dan koalisi gabungan partai.
”Terbuka juga kemungkinan dua pasangan calon seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019. Apalagi jika Poros Teuku Umar (PDI-P) dan Poros Gondangdia (Nasdem) betul-betul menjadi kenyataan pada 2024,” kata Qodari.
Adapun dari sisi parpol, hasil survei Indo Barometer menunjukkan popularitas PDI-P masih tinggi, yaitu 24,8 persen. PDI-P disusul Partai Gerindra (14,8 persen), Golkar (8,1), PKS (7,8), dan PKB (5,6).