Kader senior dan elite PAN menyuarakan pentingnya soliditas kembali dibangun setelah kader terbelah akibat dukung-mendukung calon ketua umum PAN di Kongres V PAN.
Oleh
Anita Yossihara/Saiful Rijal Yunus/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Rekonsiliasi menjadi pekerjaan rumah Partai Amanat Nasional setelah konflik perebutan kursi ketua umum PAN yang terjadi dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020). Soliditas merupakan prasyarat untuk mengejar target, masuk tiga besar partai dari sisi raihan suara, di pemilu selanjutnya.
Komitmen untuk membangun rekonsiliasi itu terlihat dari sikap dan pernyataan para kader senior dan elite PAN setelah Zulkifli Hasan terpilih kembali memimpin PAN dalam Kongres V PAN.
Zulkifli yang akan memimpin PAN hingga 2025 memperoleh 331 suara dari 565 suara. Zulkifli unggul atas pesaing terberatnya, Mulfachri Harahap, yang memperoleh 225 suara. Adapun Dradjad H Wibowo hanya meraih enam suara, sedangkan Asman Abnur memilih mundur demi menjaga kekompakan partai.
Seusai Panitia Pengarah Kongres V PAN mengumumkan kemenangan Zulkifli, sejumlah kader senior, dari Ketua Umum PAN 2005-2010 Soetrisno Bachir, Ketua Umum PAN 2010-2015 Hatta Rajasa, hingga pendiri PAN Amien Rais, beserta para kandidat saling berpelukan. Bahkan, sebelum proses penghitungan suara selesai, Mulfachri lebih dulu menghampiri Zulkifli dan memeluk kompetitornya tersebut.
Zulkifli dalam pidatonya seusai ditetapkan sebagai Ketua Umum PAN 2020-2025 pun menyebutkan, kemenangannya merupakan kemenangan PAN, bukan dirinya sendiri.
”Ini adalah kemenangan PAN. Apalah Zulhas seorang diri, tentu tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tapi, ini perjuangan teman-teman senior, Mas Tris (Soetrisno Bachir), Pak Hatta, Asman Abnur, Dradjad, Ttjatur (mantan Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy), semua saja,” tutur Zulkifli.
Tak hanya itu, Zulkifli meminta Hatta kembali aktif di kepengurusan PAN menjadi Ketua Majelis Penasihat Partai (MPP) menggantikan Soetrisno Bachir. Ajakan tersebut langsung direspons positif oleh Hatta.
Saat diminta memberikan sambutan, Hatta juga mengajak seluruh kader PAN bersatu kembali dan bersama-sama membesarkan partai. ”Insya Allah, kita kompak ke depannya membesarkan partai. Kita targetkan insya Allah partai ini di 2024 masuk tiga besar. Berikan dukungan penuh kepada ketua umum, kepada DPP, DPW, DPD, insya Allah PAN akan bangkit lagi,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam pembukaan kongres, Ketua MPP 2015-2020 Soetrisno Bachir juga mengajak seluruh kader bersama-sama membesarkan partai.
Terpilihnya Zulkifli Hasan sekaligus mengakhiri tradisi satu periode ketua umum PAN sejak partai tersebut didirikan tahun 1998. Zulkifli terpilih pertama kali dalam Kongres IV PAN tahun 2015 setelah mengalahkan calon petahana, Ketua Umum PAN 2010-2015 Hatta Rajasa.
Secara terpisah, pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio, melihat, untuk mengejar ambisi masuk tiga besar, ketua umum terpilih beserta jajarannya perlu mengambil kembali basis massa Muhammadiyah. Selain itu, PAN perlu mencari ceruk suara lain, seperti dari kalangan Islam non-Muhammadiyah.
Penyelenggaraan Kongres V PAN itu sendiri sarat dengan dinamika politik. Sebelum masuk agenda pemilihan, konflik bahkan terjadi ketika peserta kongres membahas tata tertib. Konflik diwarnai aksi saling pukul dan lempar kursi. Dampaknya tidak hanya merusak beragam benda di ruangan kongres, tetapi juga puluhan orang luka-luka. Akibat kericuhan ini pula, agenda pemilihan diputuskan untuk dipercepat.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, kericuhan dipicu oleh belum jelasnya status kepesertaan 22 pemimpin DPD dan DPW PAN. Sebagai jalan tengah, panitia pengarah kongres memutuskan tidak memberikan hak memilih kepada mereka.