Kepolisian Negara RI menginvestigasi insiden penembakan mahasiswa dalam penanganan unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara, tepatnya di depan Gedung DPRD Sultra.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara RI menginvestigasi insiden penembakan mahasiswa dalam penanganan unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara, tepatnya di depan Gedung DPRD Sultra. Insiden ini mengakibatkan dua mahasiswa meninggal, yakni Yusuf Kardawi (19) dan Randi (21).
Randi meninggal setelah tertembak hingga menembus dada kanan, Kamis (26/9/2019). Adapun Yusuf meninggal hari ini, Jumat, setelah sempat dirawat di RS Ismoyo Korem 143 Haluoleo. Ia terluka saat aksi unjuk rasa kemarin.
Presiden Joko Widodo, seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahman, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, menyampaikan belasungkawa dan dukacitanya.
”Saya atas nama pemerintah menyampaikan dukacita yang mendalam dan berbelasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Ananda Randi dan Ananda Yusuf Kardawi, keduanya adalah mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari,” tuturnya.
Presiden berharap kedua orangtua Yusuf dan Randi mendapatkan ketabahan dan keikhlasan. Perjuangan Randi dan Yusuf juga diharap menjadi kebaikan bagi bangsa ini serta arwah keduanya mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
”Saya juga sudah sejak awal (dan) kemarin, saya ulangi lagi kepada Kapolri agar jajarannya tidak bertindak represif. Dan, saya perintahkan juga agar menginvestigasi seluruh jajarannya,” kata Presiden terkait adanya korban dalam penanganan unjuk rasa ini.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian kepada Presiden mengatakan tidak memerintahkan jajaran polisi melakukan tindakan represif. Selain itu, kata Presiden, Kapolri mengatakan tidak ada perintah apa pun dalam rangka (mengantisipasi) demo, membawa senjata.
”Jadi, ini akan ada investigasi lebih lanjut,” kata Presiden.
Namun, ketika ditanyakan mengenai ketidakpatuhan prajurit polisi yang menangani unjuk rasa dengan represif, Presiden mengelak.
”Ini, kan, menyangkut ribuan personel, ribuan personel di seluruh Tanah Air dan sampai sekarang yang menembak itu juga belum (diketahui pelakunya), jadi jangan ditebak-tebak sebelum investigasi selesai,” tuturnya.
Presiden enggan menjawab ketika ditanyakan mengenai penangkapan dua aktivis, Dandhy Laksono dan Ananda Badudu. Kedua aktivis ini ditangkap pada Kamis larut malam dan Jumat subuh. Dandhy ditangkap karena cuitannya di media sosial mengenai Papua, sedangkan Ananda ditangkap karena membantu mahasiswa yang berunjuk rasa. Keduanya dilepaskan setelah diperiksa.