Charta Politika Indonesia Batal Rilis Survei Nasional
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Charta Politika Indonesia batal merilis survei nasional ”Konstelasi Elektoral Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 Pascadeklarasi Prabowo Subianto” yang menurut rencana diselenggarakan pada Minggu (13/5/2018) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Acara tersebut batal karena adanya peristiwa tragedi bom di Surabaya, Jawa Timur. Namun, mereka berencana merilis survei tersebut beberapa hari ke depan.
Pada awalnya acara ini akan dihadiri oleh beberapa politisi, yaitu Bambang Soesatyo dari Golkar, Ahmad Basarah dari PDI-P, Ferry Juliantono dari Gerindra, dan Mardani Ali Sera dari Partai Keadilan Sejahtera. Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, keputusan pembatalan ini mendadak berdasarkan pertimbangan dari media dan narasumber.
”Kami membatalkan acara ini karena masih dalam kondisi belasungkawa sehingga tidak elok membicarakan soal persaingan Pemilihan Umum Presiden 2019 dan partai dalam konstelasi politik,” kata Yunarto.
Ia menambahkan, pihaknya memberikan ruang kepada media untuk memberitakan peristiwa di Surabaya. Charta Politika Indonesia tetap akan merilis hasil survei itu dalam beberapa hari ke depan ketika situasi lebih kondusif.
”Kami pastikan terlebih dahulu narasumber yang akan hadir dan tempat pelaksanaan rilis,” kata Yunarto. Ia mengatakan, konsep acara ke depan tetap sama, yaitu rilis survei nasional dengan mengundang beberapa perwakilan partai politik sebagai penanggap.
Charta Politika Indonesia telah melakukan survei selama sembilan hari kepada 2.000 responden pascadeklarasi internal Prabowo Subianto. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perubahan konstelasi elektoral di level partai dan konstelasi elektoral antara Prabowo dan Joko Widodo. Survei dilakukan secara randomsampling, proporsional, dan mewakili populasi dengan margin of error 2,19 persen.