Kembali Gemerlap di Sukhumvit
Sejumlah negara telah membuka pintu masuk bagi wisatawan asing seiring mulai dikendalikannya kasus Covid-19. Ini seperti di Thailand. Imbasnya, perekonomian masyarakat mulai berputar kembali.
Suasana keramaian di sepanjangan jalan Sukhumvit, Bangkok, Thailand, Jumat (13/5/2022) dini hari.
Waktu menunjukkan pukul 02.47 pagi. Namun, sepanjang jalan Sukhumvit, Bangkok, Thailand, masih ramai oleh wisatawan asing. Kehidupan malam di salah satu jalan utama di jantung ibu kota Thailand itu sama sekali belum berakhir. Kafe-kafe masih ”berdenyut”. Gemerlap lampu kafe disertai musik dari dalam kafe seolah mengundang siapa pun yang melintas. Di sepanjang jalan itu pula, pedagang kaki lima belum lelah menjajakan dagangannya.
Pandemi Covid-19 sempat meredupkan kemeriahan di jalan yang jadi salah satu rujukan wisatawan untuk belanja ataupun menikmati hiburan malam saat berada di Bangkok. Namun, kemeriahan itu kini kembali hadir.
Suchart (53), seorang pemandu wisata lokal, mengungkapkan, banyaknya orang asing yang mendatangi jalan Sukhumvit tak lepas dari kebijakan pemerintah Thailand yang telah membuka pintu masuk bagi warga negara asing.
”Sejak awal Mei lalu, pemerintah mengizinkan wisatawan asing masuk,” ujar Suchart saat ditemui di Bangkok, Mei lalu.
Baca juga: Ingin Jadi Tujuan Wisata Favorit? Belajar dari Thailand, Jangan Dibikin Rumit
Situasi pada siang hari pun ramai. Tak hanya oleh warga lokal, tetapi juga sejumlah wisatawan asing mendatangi beberapa pusat keramaian, seperti di pasar tradisional Pratunam. Di lokasi tersebut, pengunjung membeli pakaian dan aksesori yang bisa menjadi buah tangan.
Banyaknya wisatawan asing yang mulai menyerbu Bangkok berkat kebijakan Pemerintah Thailand yang mencabut syarat tes RT-PCR untuk kedatangan internasional sejak 1 Mei 2022. Bagi wisatawan yang sudah divaksinasi hanya perlu membawa paspor yang berlaku dan mendaftar Thailand Pass tiga hari sebelum kedatangan. Selain itu, mengurus asuransi dan membawa sertifikat vaksinasi Covid-19. Kebijakan ini diperlonggar lagi mulai awal Juli lalu. Thailand Pass tak dibutuhkan lagi.
Begitu pula pendatang yang belum memperoleh vaksinasi Covid-19, tak perlu lagi mengurus Thailand Pass. Hanya saja mereka diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif atau nonreaktif Covid-19, 72 jam sebelum keberangkatan.
Tak hanya Sukhumvit, lokasi tujuan wisatawan lain di Thailand juga kembali menggeliat.
Dikutip dari media lokal Thailand, The Nation, 3 Agustus lalu, Gubernur Tourism Authority of Thailand, Yuthasak Supasorn, menyampaikan, pelonggaran kebijakan bagi wisatawan asing terus meningkatkan jumlah wisatawan ke Thailand.
Saat pemerintah memutuskan membatalkan kewajiban karantina bagi turis asing, awal Juni lalu, misalnya, jumlah turis asing meningkat menjadi 788.258 orang pada bulan itu dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni sebanyak 532.177 orang. Kemudian setelah pemerintah memutuskan menghapuskan Thailand Pass pada Juli, jumlah turis asing naik lagi menjadi 1,21 juta.
Tahun ini, Thailand menargetkan jumlah turis asing hingga 8 juta orang atau meningkat dibandingkan selama dua tahun pandemi, yakni 6,7 juta turis asing pada tahun 2020 dan hanya sekitar 427.000 turis asing pada tahun 2021. Padahal, sebelum pandemi, Thailand bisa dikunjungi hingga hampir 40 juta wisatawan asing.
Kawasan Myeong-dong
Kebijakan membuka pintu masuk bagi turis asing juga telah diberlakukan oleh Pemerintah Korea Selatan. Dikutip dari Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, kantor perwakilan misi diplomatik Korea Selatan membuka kembali penerbitan visa kunjungan singkat dan visa elektronik untuk wisatawan asing mulai 1 Juni 2022. Kebijakan ini sempat ditangguhkan sementara sejak 13 April 2020 untuk menghalau arus masuk virus Covid-19 dari luar negeri.
Ditutupnya pintu masuk bagi wisatawan asing cukup berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat lokal. Di kawasan Myeong-dong, Seoul, Korea Selatan, misalnya. Kawasan yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan gemerlap kehidupan malam tersebut tampak sepi. Padahal, waktu baru menunjukkan sekitar pukul tujuh malam. Beberapa toko yang biasanya ramai pengunjung sudah tutup. Bahkan, ada yang tutup permanen akibat dampak pandemi Covid-19.
Beberapa restoran yang masih buka pun tak banyak pengunjung yang datang. Para pemilik restoran sampai rela menyambut para pejalan kaki yang melintas dengan harapan tertarik untuk menikmati hidangan di restorannya.
Situasi tersebut tak jauh berbeda dengan siang hari. Hanya ada beberapa pedagang kaki lima yang masih berjualan di beberapa sudut jalan. Meski demikian, mereka tetap berusaha tersenyum kepada pejalan kaki yang melintas, berharap mereka singgah dan membeli dagangannya.
Di tengah situasi lesu pembeli, para penjual di pasar bawah tanah Myeong-dong tampak sumringah ketika ada pengunjung yang datang. Beberapa di antara mereka bahkan rela menurunkan harga barang yang dijual agar cepat laku.
Pukul 16.15 sore, beberapa kios pun sudah tutup. Salah satu penjual suvenir khas Korsel mengungkapkan, pasar bawah tanah Myeong-dong menjadi salah satu tempat favorit turis asing untuk berbelanja. Namun, sejak pandemi Covid-19 menerpa, jumlah pengunjung yang datang sangat sedikit. Beberapa toko pun memilih tutup karena bangkrut.
Pemerintah Korsel merasakan pandemi Covid-19 telah membuat banyak kesulitan selama dua tahun terakhir. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam pelantikannya sebagai presiden ke-13 Korea Selatan mengungkapkan, saat ini dunia dihadapkan dengan banyak krisis, salah satunya akibat pandemi Covid-19.
”Saya memberikan rasa hormat saya yang sebesar-besarnya kepada orang-orang Korea (Selatan) karena telah menanggung banyak kesulitan selama dua tahun terakhir dalam pertempuran melawan Covid-19,” kata Yoon. Menurut dia, krisis akibat pandemi secara fundamental mengubah cara hidup manusia, termasuk di bidang ekonomi.
Dikutip dari media Korea Selatan, KBS, Selasa (14/6/2022), Bank Sentral Korea (BOK) pada Rabu (8/6/2022) menyampaikan, konsumsi swasta turun setengah persen, sedangkan investasi fasilitas mengalami kontraksi terbesar dalam tiga tahun dengan penurunan 3,9 persen. Investasi kontruksi juga turun 3,9 persen. Impor turun 0,6 persen, sedangkan ekspor naik 3,6 persen.
Selain membuka kembali penerbitan visa kunjungan singkat dan visa elektronik untuk wisatawan asing, demi meningkatkan jumlah pengunjung, Pemerintah Korsel juga telah mencabut kewajiban karantina selama tujuh hari bagi pendatang dari luar negeri yang tidak divaksinasi dan menormalisasi penerbangan internasional mulai Rabu (8/6/2022). Meskipun demikian, syarat penyerahan hasil tes PCR untuk kedatangan internasional sebelum dan sesudah tiba di Korsel tetap berlaku.
Pemerintah Korsel juga menghapus pembatasan alokasi waktu dan jam malam untuk kedatangan di Bandara Internasional Incheon agar permintaan perjalanan udara meningkat. Jumlah kedatangan kembali menjadi 40 kedatangan per jam dari sebelumnya 20 jam dan bandara beroperasi 24 jam untuk pertama kalinya setelah dua tahun lebih.
Kebijakan mulai dibukanya pintu masuk bagi wisatawan asing tersebut tak lepas dari jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun di Korsel. Semoga kasus Covid-19 dapat terus dikendalikan sehingga membuat perekonomian masyarakat di Thailand, Korsel, dan negara lain dapat segera bangkit.