Taipei
Untuk bisa menikmati tempat-tempat menarik di suatu daerah, kadang perlu perjuangan yang tidak ringan. Jarak yang begitu jauh ditempuh, dengan alokasi waktu dan biaya yang tak sedikit. Semua yang kita belanjakan pun belum menjamin apa yang kita harapkan akan terpenuhi.
Sebagai kota modern, Taipei menawarkan banyak kemudahan. Sarana transportasi umum yang tersedia dengan baik, misalnya, memudahkan mobilitas warga dan pengunjung.
Tidak hanya ke tempat-tempat umum seperti mal, pasar, atau pusat-pusat bisnis, jaringan transportasi massal di Taipei juga disiapkan untuk menjangkau tempat-tempat wisata.
Di sela-sela perhelatan Pameran Motor Taiwan (Taiwan Motorcycle) yang diselenggarakan Dewan Pengembangan Perdagangan Eksternal Taiwan (TAITRA) di Taipei, ibu kota negara Taiwan, April lalu, tempat-tempat wisata yang mudah dijangkau dengan angkutan/transportasi massal cepat (MRT) pun ramai dikunjungi.
Pukul 17.00
Menara 101
Belum sah berkunjung ke Taipei jika tidak naik ke puncak Menara 101. Begitu kira-kira pesan promosi yang ditawarkan kepada pengunjung yang datang ke Taipei. Menara 101 diklaim sebagai gedung tertinggi kedua di dunia setelah Burj Kalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.
Sensasi di menara berketinggian 508 meter sudah dirasakan sejak pertama kali masuk. Lift dengan kecepatan tinggi menjadi sensasi tersendiri. Untuk sampai di lantai 98, pengunjung hanya memerlukan waktu 38 detik!
Pengunjung pun rela antre dengan membayar 600 NTS
atau sekitar Rp 300.000 untuk naik ke lantai 98. Di puncak menara itu, lanskap kota Taipei 260 derajat terpampang di depan mata. Gedung-gedung tinggi, lautan, dan bukit-bukit yang rimbun oleh pepohonan jelas terlihat.
Menara 101 dirancang tahan gempa. Selain kerap diterjang badai, Taiwan sendiri juga daerah yang masuk ring of fire, cincin api, sehingga sering terjadi gempa.
Waktu paling indah untuk mengunjungi tempat ini adalah ketika sore menjelang malam. Kalau beruntung, pemandangan matahari tenggelam bisa disaksikan. Lampu-lampu dari gedung-gedung bertingkat mulai menyala dan lampu-lampu
kendaraan yang mulai dinyalakan jadi pemandangan tersendiri.
Jangan lupa berswafoto dengan latar belakang kota Taipei. Yang akan berlama-lama
di menara ini tidak perlu takut lapar atau haus. Berbagai
gerai makanan dan minuman tersedia di menara ini tanpa perlu turun.
Pukul 20.00
Ximending
Tidak sah rasanya berkunjung ke suatu tempat tanpa membeli buah tangan dan mencicipi makanan setempat. Salah satu lokasi yang patut dikunjungi untuk berburu oleh-oleh dan makanan adalah Ximending. Tempat ini pun bisa dijangkau menggunakan MRT. Meski buka dari siang, kawasan Ximending lebih ramai pada petang dan malam hari.
Begitu keluar dari Stasiun Ximen, jajaran toko yang rapi bermandikan cahaya segera menyambut. Ribuan pengunjung berlalu lalang dengan berjalan kaki. Kawasan ini memang dikhususkan untuk pejalan kaki.
Bagi Anda yang Muslim, kini tak sulit pula mendapatkan makanan kemasan yang berlabel halal di Ximending. Misalnya, kue nanas dan mochi khas Taiwan.
Selain berburu oleh-oleh dan makanan, tempat ini juga menjadi panggung terbuka bagi seniman jalanan. Berbagai pertunjukan di gelar di perempatan jalan. Malam itu dua orang atraktif memainkan hula hop yang berdiameter 2 meter. Di sisi lain, sepasang laki-laki dan perempuan memainkan satu harpa bersama. Kalau merasa terhibur, silakan memasukkan uang di kotak uang saat akhir pertunjukan.
Pukul 14.00
”Trekking” ke Bukit Gajah
Untuk tiba di sini bisa menggunakan MRT tujuan Stasiun Xiangshan. Sesampainya di stasiun, ikuti papan petunjuk yang mengarahkan ke tempat trekking. Di luar stasiun, sebuah peta penunjuk ke lokasi puncak bukit terpampang. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendaki hingga apa saja yang akan kita temui dijelaskan di peta tersebut.
Meski hanya butuh waktu 15-20 menit, sebaiknya mempersiapkan minuman dan makanan secukupnya. Minuman dan makanan bisa kita beli di sekitar stasiun atau titik awal pendakian. Di sepanjang rute mendaki hingga ke titik puncak, sekitar 650 meter di atas permukaan laut, tidak ada yang menjual makanan dan minuman. Sudah ada jalur berupa anak tangga yang memudahkan pengunjung.
Bukit Gajah menjadi salah satu lokasi favorit wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, untuk melihat pemandangan kota Taipei. Selain tidak dipungut biaya, pengunjung bisa sekalian berolahraga.
Bagi Anda pencinta fotografi, tempat ini juga menjadi salah satu titik terbaik untuk mengabadikan pemandangan kota Taipei. Yang juga mengesankan, tidak ada sampah berserakan di sepanjang jalur hingga titik akhir pendakian. Pengunjung dengan kesadaran memasukkan kembali bungkus atau sisa makanan ke dalam wadah.
Pukul 19.00
Kelenteng Longshan
Berikutnya, MRT bisa mengantar ke Stasiun Longshan Temple. Keberadaan kelenteng tua di Taiwan ini akan terlihat saat kita keluar dari area stasiun. Sebelum memasuki kelenteng megah itu, kita akan disambut tarian air mancur di depan kelenteng.
Setelah melewati gerbang, di bagian kanan akan dijumpai air terjun buatan. Air yang menimpa dinding maupun dasar lantai akan memercikkan air yang menyegarkan pengunjung yang berdiri di dekatnya.
Kelenteng yang dibangun pada tahun 1738 ini ramai dikunjungi pada petang dan malam hari, ketika kelenteng terlihat bermandikan cahaya dari lampu maupun lilin dan hio yang dinyalakan. Di situ, sejumlah pengunjung juga khusyuk berdoa.
Pukul 10.00
Balai Peringatan Chiang Kai-shek
Tempat ini dibangun untuk menghormati tokoh pendiri Taiwan, Chiang Kai-shek. Berbagai macam koleksi benda milik Chiang dipajang. Mulai dari kursi, mobil, berbagai medali penghargaan dari negara lain, foto-foto keseharian maupun saat bertugas, surat Chiang kepada anaknya Chiang Xiaowu (Alex Chiang), pakaian, hingga tandu yang digunakan Chiang saat memerintah Taiwan.
Yang tidak boleh dilewatkan saat datang ke sini adalah melihat upacara pergantian penjaga yang dilakukan setiap satu jam sekali, dari pukul 09.00 sampai pukul 17.00. Upacara pergantian penjaga berlangsung sekitar 15 menit.
Upacara ini selalu dipadati pengunjung. Datang lebih awal ke lokasi upacara, minimal 15 menit sebelum acara dimulai, membuat kita bisa dapat tempat di depan sehingga nyaman melihat adegan demi adegan tanpa terhalang pengunjung lain. Upacara digelar di sebuah ruangan berukuran 50 meter x 50 meter. Di ruang itu berdiri patung Chiang Kai-shek.
Selain belajar tentang sejarah berdirinya Taiwan, pengunjung juga bisa berjalan-jalan atau berlari-lari santai di halaman yang sangat luas dan bersih. Di tempat ini juga terdapat gedung teater dan konser dengan taman bunga warna-warni. Pada hari libur, seperti hari Minggu, tempat ini menjadi salah satu titik kumpul warga negara Indonesia yang bekerja di Taiwan. Pengunjung bisa mengakses tempat ini menggunakan MRT, turun di Stasiun Chiang Kai-shek Memorial Hall. Tak ada biaya masuk yang dipungut di tempat ini.
Sarana transportasi massal yang beroperasi hingga tengah malam memang memungkinkan banyak tempat menarik bisa dikunjungi hanya dalam satu hari saja.