Teater Langit Padang
Ranah Minang, Sumatera Barat, dikenal memiliki alam yang indah. Daratannya menyimpan lembah hijau, air terjun di antara lekuk-lekuk Bukit Barisan, hingga danau-danau indah permai. Sementara di pesisir, berjajar pantai-pantai menawan, seperti Pantai Air Manis, Pantai Padang, Pantai Pasir Jambak di Kota Padang, serta Pantai Pauh di Kota Pariaman. Pantai-pantai itu menyimpan senja yang sungguh layak diburu oleh para pencinta senja.
Salah satu senja paling dramatis ada di Pantai Air Manis yang berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Padang. Saat ini, Pantai Air Manis bisa diakses melalui jalan baru berupa aspal mulus dengan bonus pemandangan laut lepas di sisi kanan dan perbukitan dengan pohon yang rindang di sisi kiri. Jalan baru ini belakangan lebih dipilih dibandingkan jalur lama yang lebih jauh, berkelok, serta menanjak membelah perbukitan.
Kamis (15/2) sore lalu, Pantai Air Manis ramai pengunjung. Umumnya mereka datang menggunakan kendaraan roda dua. Hanya beberapa saja yang tampak menggunakan kendaraan roda empat. Begitu menjejak kaki di Pantai Air Manis, mereka segera terpecah ke berbagai titik.
Ada yang memilih sekadar duduk-duduk di tepi pantai, menyesap air kelapa muda sembari bercengkerama menanti senja yang jatuh. Ada juga yang memilih berjalan kaki memijak pasir pantai yang lembut serta merasakan jilatan ombak yang tak putus di kulit yang telanjang.
Sebagian yang energinya berlebih, memilih menuju ke ujung timur, melihat atau sekadar berfoto berlatar batu Malin Kundang si Anak Durhaka yang melegenda. Batu Malin Kundang itu berbentuk menyerupai manusia sedang sujud. Konon, di pantai inilah Malin Kundang dikutuk oleh sang ibu menjadi batu.
Ada juga pengunjung yang langsung menyewa kendaraan segala medan alias ATV. Kendaraan menyerupai mobil mini itu digunakan untuk mengarungi bibir Pantai Air Manis yang memang sangat landai dan luas. Untuk 30 menit, biaya sewanya Rp 50.000. Untuk 1 jam Rp 100.000.
Tak sedikit pengunjung yang memilih berenang, bermain bola di pinggir pantai atau berselancar. Ombak di Air Manis memang pas bagi peselancar pemula. Peselancar yang rata-rata berasal dari Padang, membawa sendiri papan selancar mereka.
Raul (15), siswa SMP kelas III, sebuah sekolah di Padang, sore itu bermain-main dengan papan selancarnya di antara liuk ombak Pantai Air Manis sejak pukul 16.30. Pukul 18.30 dia berhenti. Padahal, menjelang malam, ombak baru mulai meninggi. ”Tapi sudah mulai gelap, jadi terpaksa berhenti,” ujarnya sembari duduk beristirahat di tepi pantai.
Menurut Arjuna (22) ombak Pantai Air Manis cukup bersahabat bagi peselancar pemula. Bila sudah berhasil menaklukkan ombak Pantai Air Manis, baru mereka berani menjajal ombak di Mentawai. ”Kalau di sini cukuplah ombaknya untuk amatir. Enggak terlalu galak,” ujarnya.
Lelah berselancar, mereka tak segera beranjak meninggalkan pantai. Rupanya, mereka pun memburu senja di Pantai Air Manis yang selalu magis, salah satu suguhan terbaik Pantai Air Manis.
Langit yang semula hitam dan kuning, semakin sore menampakkan warna merah dan ungu. Menjelang petang, warna merah merona mendominasi langit. Detik demi detik pergantian warna di batas cakrawala itu ibarat teater senja yang membuat siapa pun enggan beranjak pergi. Indah, juga magis.
Sekitar pukul 19.00, langit baru akan menggelap, menyisakan bayang-bayang Pulau Pisang Ketek (Kecil) dan Pulau Pisang Gadang (Besar) yang berada tak jauh dari bibir Pantai Air Manis. Pulau Pisang Gadang, bisa dijangkau dengan perahu motor selama kurang dari 15 menit, sementara Pulau Pisang Kecil cukup dijangkau dengan berjalan kaki ketika air laut surut.
”Maelo pukek”
Senja yang tak kalah indah ada di Pantai Padang, Padang Barat. Di pantai yang berada sekitar 1,5 km dari pusat Kota Padang itu, semburat senja di sepanjang 4 km garis pantai bisa dinikmati dari berbagai titik. Mulai dari kawasan Muara Lasak, Danau Buatan Cimpago, hingga Muaro Padang.
Di Muaro Lasak, terdapat tugu Merpati dengan puluhan tenda-tenda kecil berjajar di pinggir pantai. Sementara di Danau Buatan Cimpago, ada jalur-jalur pedestrian hingga area pandang matahari terbenam yang menjorok ke tengah laut.
Pantai Padang yang saat ini menjadi ikon dan terus dikembangkan di Kota Padang, juga menjadi pusat aktivitas nelayan di daerah Purus. Di pagi hari terlihat banyak nelayan yang melakukan kegiatan maelo pukek atau menarik jala.
Kegiatan itu merupakan tradisi nelayan setempat yang masih diwariskan dan dipertahankan turun-temurun. Sembari menyaksikan maelo pukek, nikmati kesiur angin pantai dan deru ombak yang tak pernah berhenti menjilat bibir pantai.
Maelo pukek juga bisa dinikmati di Pantai Pasir Jambak, sekitar 16 kilometer arah utara pusat Kota Padang atau 14 km selatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Di Pasir Jambak, maelo pukek juga menjadi keseharian warga pesisir selain melaut dengan kapal bagan.
Proses maelo pukek yang biasanya dilakukan antara pukul 08.00-11.00 diawali dengan melepas jala ke tengah laut. Setelah itu, jala ditarik dari pinggir pantai.
Biasanya, delapan sampai sepuluh nelayan berbaris lantas menarik tali jala secara bergantian. Nelayan yang paling belakang akan maju paling depan dan terus berulang sampai ujung jala tiba di pinggir. Setelah itu, ikan hasil maelo pukek lantas dibagi rata.
Sajian ikan pukek dan kuliner laut lainnya bisa dinikmati di sejumlah restoran di pinggir pantai, termasuk di Pantai Pauh di Pariaman yang berada sekitar 30 km utara BIM atau 2 km dari Pantai Gandoriah. Pantai Pauh bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua atau empat atau bisa juga menggunakan kereta api jurusan Padang-Pariaman sebagai alternatif.
Pantai Pauh yang banyak ditumbuhi pinus dan berudara sejuk. Di sekitar pohon-pohon pinus itu, banyak warung-warung makan menghadap ke laut. Sembari menyantap hidangan, pengunjung bisa menikmati debur ombak dan semilir angin yang berembus. Warung-warung di sana buka dari pukul 08.00-18.00.
Pantai Pauh termasuk salah satu pantai di Kota Pariaman selain Pantai Gandoriah, Pantai Kata, serta pantai-pantai di pulau kecil, seperti Angso Duo, Tangah, dan Ujung. Pantai Pauh, juga menjadi salah satu tempat yang pas untuk menikmati matahari terbenam karena posisinya langsung menghadap barat. Saatnya bersiap menikmati teater senja yang memesona di sana.