JAKARTA, KOMPAS — Banyak mahasiswa di perguruan tinggi yang masih sulit menentukan kariernya di masa depan. Bimbingan bagi mahasiswa untuk mengenali bakat dan minatnya agar percaya diri menentukan karier yang dipilih sangat dibutuhkan.
Sebagai salah satu kepedulian terhadap kesiapan kerja lulusannya, Binus University menggelar Dialog Psikologi Nusantara 2017 di Jakarta, Selasa (12/12). Acara talkshow yang digagas Fakultas Psikologi Binus University ini mengangkat tema ”Kesiapan Karier bagi Generasi Milenial”.
Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Wahyu Indiati, mengatakan, di Indonesia, siswa lulusan SMP sudah diharuskan menetapkan pilihan program studi saat masuk di SMA, apakah memilih program ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, atau bahasa.
”Namun, banyak yang memilih karena ikut-ikutan teman atau dipaksa orangtua. Seharusnya sejak di usia SMP dan SMA, guru dan orangtua sudah mulai mengenalkan banyak pilihan karier. Sebab, pilihan karier itu tidak lepas dari perjalanan hidup seseorang. Tentunya kita berharap siswa dapat memutuskan karier yang sesuai bakat minat dan punya kemampuan beradaptasi,” ujar Indiati.
General Manager Human Resources and Devopment PT Sosro Tinongadi mengatakan, perusahaan tradisional atau konvensional harus menciptakan iklim kerja yang menantang bagi generasi milenial.
Sebab, generasi milenial punya potensi kreatif dan melek teknologi, tetapi mereka dianggap tidak loyal dalam bekerja. Dari riset, generasi milineal berencana kerja di suatu perusahaan tertentu maksimal lima tahun dan tertarik untuk mencari peluang baru.