Gelar Silaturahmi, Koalisi Indonesia Bersatu Susun Agenda Nasional
Setelah sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB, tiga partai politik menggelar silaturahmi nasional. Pertemuan itu digelar sebagai ikhtiar KIB untuk mengenalkan tradisi politik baru.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan akan menggelar silaturahmi nasional di Jakarta, Sabtu (4/6/2022) malam. Dalam pertemuan itu, KIB akan menandatangani nota kesepahaman mengenai agenda koalisi ke depan.
Silaturahmi nasional akan dihadiri para ketua umum, pengurus harian, dan tokoh senior dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketiga partai politik (parpol) itu akan melakukan penandatanganan kesepakatan antarpartai yang disaksikan 34 unsur pimpinan parpol tingkat provinsi masing-masing.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, pertemuan akan membahas agenda-agenda nasional parpol yang tergabung dalam KIB. Mereka bakal menyusun program kerja, visi dan misi, hingga paket calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengatakan, silaturahmi nasional itu merupakan ikhtiar KIB untuk menunjukkan tradisi politik yang baru. Biasanya, koalisi terbentuk setelah pasangan capres-cawapres ada, lalu partai-partai berkoalisi. Namun, KIB justru membentuk koalisi terlebih dahulu sebelum ada paslonnya.
”Biasanya koalisi dipertemukan oleh kepentingan, misalnya untuk mendukung pasangan calon tertentu. Tetapi, berbeda kini di koalisi yang kami bentuk ini, koalisi justru dipersiapkan untuk menjadi platform terbuka yang bisa menarik berbagai kepentingan untuk disatukan menuju tujuan bersama,” katanya.
Menurut Zulkifli, KIB disatukan oleh gagasan dan mengedepankan politik gagasan serta politik yang mengarusutamakan ide dan nilai-nilai. Sebab, ia percaya bahwa Pemilu 2024 harus dikerjakan dengan jalan politik yang lebih bermoral, tengah, dan elegan. Komunikasi antarsemua elemen, antarpartai politik, serta antar-elite harus dikerjakan dengan prinsip kesetaraan, saling merangkul, dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi-pribadi dan golongan.
Biasanya koalisi dipertemukan oleh kepentingan, misalnya untuk mendukung pasangan calon tertentu. Tetapi, berbeda kini di koalisi yang kami bentuk ini, koalisi justru dipersiapkan untuk menjadi platform terbuka yang bisa menarik berbagai kepentingan untuk disatukan menuju tujuan bersama.
Pada gelaran silaturahmi nasional tersebut, Zulkifli akan menyampaikan pidato politiknya. ”Saya akan sampaikan bahwa yang kami koalisikan adalah ide, tujuan bersama, dan rasa cinta pada bangsa dan negara. Makanya koalisi ini bersifat egaliter, setara, sistemnya kolektif kolegial,” ucapnya.
Komitmen tiga parpol untuk membentuk koalisi disepakati dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di Rumah Heritage, Jakarta, 12 Mei lalu. Dengan berkoalisi, tiga parpol yang menguasai 25,7 persen kursi DPR itu praktis mempunyai tiket untuk mengusung pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.