Kampanye Ganjar-Erick Ramai Diusung Sukarelawan di Media Sosial
Litbang “Kompas” melakukan pemantauan media sosial dan media massa digital terkait tokoh-tokoh politik yang dikaitkan erat dengan Pemilihan Presiden 2024.
Pemilihan presiden masih dua tahun lagi, tapi para pendukung sudah ramai berkampanye di media sosial. Pasangan capres-cawapres mulai dimunculkan, salah satunya adalah Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.
Jangan biarkan orang baik berjalan sendiri, mari bergandengan tangan, bersama kita kawal Ganjar,” begitulah kalimat dukungan dari akun-akun media sosial pendukung Ganjar Pranowo. Belakangan, percakapan di media sosial terkait sosok Ganjar kerap dibumbui dengan persaingan Pemilihan Presiden 2024. Terlepas dari isu pencalonan dirinya, Ganjar menjadi salah satu tokoh politik yang memiliki panggung tersendiri di media sosial.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Litbang Kompas melakukan pemantauan terhadap sosok Ganjar di media sosial dan pemberitaan media digital melalui aplikasi Talkwalker selama sepekan (17-23 Mei 2022). Hasilnya, percakapan warganet dan pemberitaan media massa terkait ”Ganjar” menghasilkan 56,1 ribu perbincangan dengan jumlah interaksi sebanyak 109,4 pengguna media sosial.
Kemudian, Litbang Kompas juga memasukkan dua nama tokoh politik yang juga ramai diperbincangkan di media sosial dan pemberitaan media massa saat ini, yakni ”Anies” dan ”Prabowo”. Dengan periode waktu pemantauan yang sama, dari segi jumlah perbincangan, Ganjar masih kalah dari Anies, tetapi di atas Prabowo. Anies menghasilkan 71,2 ribu perbincangan dan Prabowo menghasilkan 29,4 ribu perbincangan.
Posisi ketiganya juga tidak berubah jika dilihat dari segi interaksi antarpengguna media sosial. Anies menghasilkan 395,7 interaksi dan Prabowo mendapat 76 ribu interaksi pengguna media sosial. Artinya, dari konten-konten media sosial dan pemberitaan media massa digital terkait Anies mendapat respons paling banyak dari pengguna media sosial.
Interaksi yang paling banyak belum tentu mendapat paling banyak respons positif yang diukur dengan analisis sentimen. Di bagian sentimen, kata kunci ”Ganjar” dideteksi mendapat 20,7 persen sentimen positif, 12,7 persen sentimen negatif, dan sisanya 66,6 persen netral. Sementara ”Anies” mendapat 21,5 persen sentimen positif, 20,4 persen sentimen negatif, dan 58,1 persen netral. Di sini, kata kunci ”Prabowo” paling banyak mendapat respons positif dengan 28,2 persen sentimen positif, 9,2 persen sentimen negatif, dan 62,6 persen netral.
Kembali ke sosok Ganjar, dari lini masa percakapan selama sepekan, tercatat ada beberapa kali kenaikan eksponensial tiap hari di waktu-waktu tertentu. Secara ringkas, kenaikan volume percakapan didorong oleh dua hal, yakni pemberitaan media massa digital tentang aktivitas terbaru Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dan percakapan tentang aktivitas kelompok pendukung Ganjar.
Sebagai contoh, pada 19 Mei 2022 kenaikan percakapan didorong artikel Kompas.com tentang Ganjar yang memberikan bantuan renovasi rumah dan kursi roda bagi satu keluarga di Desa Serut, Sukoharjo. Selanjutnya pada 22 Mei 2022, kenaikan percakapan terjadi lagi karena Sahabat Ganjar mengadakan acara jalan sehat dan hiburan di Palembang, Sumatera Selatan. Aksi Sahabat Ganjar ini makin bergema di media sosial dengan penggunaan tagar #ApelAkbarSaGaSumsel.
Di sisi lain, perbincangan tentang Ganjar tidak lepas dari kritik dan sentimen negatif di media sosial. Pada bagian ini, momen banjir di sejumlah daerah Jawa Tengah akibat jebolnya Tanggul Tanjung Emas menjadi bahan kritik yang menghasilkan peningkatan volume percakapan pada 23 Mei 2022 pukul 20.00-21.00 WIB. Sejumlah akun yang mengkritik Ganjar menilai bahwa seharusnya Gubernur Jawa Tengah memperhatikan situasi daerahnya dibandingkan sibuk berkampanye capres.
Bukan hanya itu saja, pemberitaan dan cuitan terkait merenggangnya hubungan Ganjar dengan PDI-P turut menjadi sentimen negatif bagi keduanya. Warganet menangkap, situasi yang kurang harmonis di antara keduanya justru menjadi titik lemah Ganjar karena dirinya membutuhkan partai pengusung untuk maju menjadi capres di 2024 nanti.
Sejauh ini, PDI-P belum memberikan sinyal kuat untuk mengusung Ganjar di pilpres mendatang. Sementara itu, Ganjar justru lebih memilih untuk menghindari perkara ini di hadapan media massa. Dalam potretnya di media sosial, Ganjar masih fokus bekerja bagi Jawa Tengah.
Sahabat Ganjar
Di antara sejumlah nama pasangan capres dan cawapres yang mulai ramai di media sosial, pasangan Ganjar-Erick adalah paslon yang paling santer di media sosial. Pengusungan kandidat pasangan ini dikampanyekan oleh kelompok sukarelawan Sahabat Ganjar. Sejak 2013, kelompok ini aktif mengangkat citra Ganjar di media sosial.
Di tahun itu, Ganjar yang diusung PDI-P mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah didampingi oleh Heru Sudjatmoko. Keduanya bertarung bersama paslon Bibit Waluyo (petahana)-Sudijono dan paslon Hadi Prabowo-Don Murdono. Kala itu, Ganjar-Heru menang dengan perolehan suara 48,52 persen.
Seperti umumnya kelompok sukarelawan, Sahabat Ganjar gencar memberitakan sepak terjang Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah hingga di periode keduanya kini. Tidak hanya soal Ganjar, Sahabat Ganjar juga aktif turun ke lapangan dan menyelenggarakan aktivitas altruis seperti membagikan sembako di sejumlah daerah, tidak hanya di Jawa Tengah. Luasnya jaringan Sahabat Ganjar yang tidak hanya terpusat di Jawa Tengah menjadi modal kuat kampanye jika Ganjar maju dalam pilpres.
Di media sosial, Sahabat Ganjar terlihat jelas ingin meraih simpati para pemilih dari kelompok milenial hingga generasi Z. Caranya sederhana dan tepat, yaitu dengan menggelar berbagai turnamen olahraga elektronik (e-sport) di sejumlah kota. Strategi ini terbilang halus karena tidak ada embel-embel kampanye, tetapi eksposur yang didapat berpotensi tinggi karena dipromosikan di banyak media sosial.
Di satu sisi, akun media sosial Sahabat Ganjar juga ”terlihat santun” dengan tidak ambil pusing menanggapi berita bohong atau tudingan-tudingan terhadap Ganjar dari pihak lain. Di sisi lain, gempuran terhadap Ganjar di media sosial terbilang besar. Dalam pekan ini selain soal pilpres, Ganjar juga terus dikritik terkait jebolnya Tanggul Tanjung Emas yang mengakibatkan banjir yang meluas.
Hal ini dapat dilihat dari percakapan terpopuler selama sepekan yang setidaknya membahas tiga hal. Ketiganya adalah soal menguatnya isu pencalonan Ganjar dalam pilpres, banjir di Semarang, dan isu partai-partai yang akan mengusung Ganjar dalam pilpres. Dalam deretan 10 percakapan terpopuler, hanya akun milik Denny Siregar yang tersorot. Selain itu, tidak ada satu konten pun yang berasal dari Sahabat Ganjar atau akun yang terafiliasi dengan Sahabat Ganjar.
Dapat dikatakan, Denny Siregar menjadi motor pemengaruh (influencer) di kubu Ganjar. Akun Twitter miliknya menjadi nomor satu di daftar top influencer. Cuitannya terkait pemberitaan media soal Jokowi yang memberikan sinyal dukungan terhadap Ganjar mendapatkan 1,3 juta interaksi dari warganet.
Gerakan Sahabat Ganjar di media sosial tentu masih akan berlanjut seiring keterlibatan di lapangan. Tantangannya, Sahabat Ganjar juga perlu melihat kelompok sukarelawan lainnya yang menerapkan strategi yang berbeda pula. Selain itu, Sahabat Ganjar juga perlu mengantisipasi manuver politik terhadap partai-partai yang nantinya meminang Ganjar di kubu mereka.
Partai
Enigma yang masih menjadi pertanyaan besar saat ini ialah persoalan partai yang akan mengusung Ganjar untuk pilpres. Dalam pantauan media sosial, PDI-P justru tampak menjaga jarak untuk menaikkan nama Ganjar dan mengaitkannya soal pilpres. Akun-akun pendengung (buzzer) malah kerap kali mengonfrontasi sosok Ganjar dengan PDI-P.
PDI-P masih akan berhadapan dengan dinamika internal di tubuh partai, baik dalam konsolidasi anggota maupun dalam pengusungan pencapresan antara Puan atau Ganjar. Hubungan antara Ganjar dan PDI-P yang kurang harmonis sejauh terlihat di media sosial ini menjadi peluang bagi partai-partai lainnya yang tertarik dengan Ganjar.
Lihat juga: Ganjar Hadir dalam Rakernas Relawan Pro Jokowi
Koalisi Indonesia Bersatu yang diisi Partai Golkar, PAN, dan PPP oleh warganet disebut-sebut sebagai partai pengusung Ganjar yang paling berpotensi sejauh ini. Pasalnya, ketiga partai ini terbilang belum mendapatkan sosok kuat yang dapat dijadikan capres dari partai masing-masing.
Persoalan partai pengusung ini tentu masih akan panjang dan dinamis, mengingat Ganjar belum memberikan sinyal sedikit pun terkait ini. Jangankan soal partai, pencalonan dirinya pun sebenarnya masih teka-teki yang belum purna-terjawab. Di media sosial, akun resmi Ganjar justru sibuk menampilkan kinerja Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dibandingkan safari politik.
Sosok Ganjar yang disebut-sebut sebagai penerus Jokowi dan memiliki tingkat elektabilitas tinggi tidak serta-merta menjadikannya sebagai kandidat presiden di Pemilu 2024. Terlihat sejauh ini, fokus Ganjar ialah membenahi berbagai perkara di Jawa Tengah.
Isu konflik di Desa Wadas, yang sempat mengguncang citra Ganjar, kini perlahan selesai. Pemerintah telah sepakat memberikan uang ganti rugi kepada warga yang terimbas pembangunan bendungan. Dua dari tiga tanggul yang jebol di Pelabuhan Semarang pun juga sudah diperbaiki.
Baca juga Kompaspedia: Profil Ganjar Pranowo
Citra Ganjar di media sosial terlihat begitu humanis, dekat dengan warga yang berinteraksi langsung dengannya, menjalankan gaya hidup sehat dengan sering berolahraga, dan bergas ketika berbicara dalam forum resmi.
Terlepas dari itu semua, pilihan maju pilpres beserta partai pengusung sepenuhnya ada di tangan orang nomor satu di Jawa Tengah ini. Enigma Ganjar hanya dapat dijawab oleh dirinya dan ditunggu-tunggu oleh pendukungnya. Jargon ”Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma mandat” diharapkan menjadi spirit di mana pun Ganjar menjabat. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Ganjar versus Politik ”Post-Truth” di Media