Ramadhan, Tokoh Politik Intens Bangun Komunikasi dengan Ulama dan Santri
Memasuki Ramadhan, tokoh-tokoh politik kian intens mengunjungi pondok pesantren. Selain bersilaturahmi, mereka juga datang untuk memperkuat jalinan komunikasi dengan ulama dan santri.
Oleh
IQBAL BASYARI, RINI KUSTIASIH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah ketua umum partai politik yang berpeluang maju dalam Pemilihan Presiden 2024 memanfaatkan momentum Ramadhan untuk membangun komunikasi dengan kalangan ulama dan santri. Silaturahmi dengan tokoh-tokoh pesantren diintensifkan untuk merebut simpati dari para pemilih Muslim.
Safari Ramadhan ke sejumlah pondok pesantren salah satunya dilakukan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pada Rabu hingga Kamis kemarin, Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu bersilaturahmi ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Barat.
”Kami memang mengagendakan safari Ramadhan ke pondok pesantren di Jawa Barat. Direncanakan juga mengunjungi beberapa pesantren di Kepulauan Riau dan Jawa Timur,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Jumat (22/4/2022).
Pada Kamis, Airlangga berkunjung ke Pondok Pesantren Persatuan Islam di Garut, Jawa Barat. Adapun pada Rabu, Airlangga bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Suryalaya dan Pondok Pesantren Cipasung di Tasikmalaya.
Meski demikian, menurut Ace, Airlangga berkunjung ke tiga pesantren itu dalam kapasitasnya sebagai Menko Perekonomian memberikan edukasi tentang inklusi keuangan. Selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga memiliki peran sebagai lembaga ekonomi dengan melahirkan santripreneur. Dalam kunjungan itu, Airlangga pun memberikan kredit kepada kalangan pesantren agar terlibat dalam peran strategis dalam upaya pemulihan ekonomi.
Airlangga merasa perlu bersilaturahmi ke kalangan santri dari beragam pondok pesantren dengan berbagai latar belakang untuk membangun hubungan positif antara dirinya dan kalangan santri. Apalagi, basis pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi masyarakat besar banyak ada di pesantren.
”Menjadi penting untuk melibatkan pesantren dalam kehidupan sosial dan politik untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam konteks pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.
Tak hanya Airlangga, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto juga kerap bertemu dengan tokoh-tokoh politik dan tokoh agama dalam konteks membangun kebangsaan. Pertemuan semacam itu merupakan hal yang biasa karena Prabowo dekat dengan banyak tokoh, termasuk tokoh-tokoh agama.
”Silaturahmi sebagai sesama anak bangsa tentu harus dijaga, apalagi ini saat Ramadhan. Yang dibicarakan tentu soal kebangsaan, dan bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan semua elemen masyarakat,” kata juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman.
Pertemuan dengan para tokoh itu pun tidak melulu soal permintaan dukungan politik. Sebab, bagi Gerindra ialah bagaimana menghasilkan solusi bagi persoalan-persoalan kebangsaan. Terbaru, Prabowo bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022) lalu.
Silaturahmi sebagai sesama anak bangsa tentu harus dijaga, apalagi ini saat Ramadhan. Yang dibicarakan tentu soal kebangsaan, dan bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan semua elemen masyarakat.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskadar juga kerap berkunjung ke pesantren. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, silaturahmi ke pesantren memang menjadi ciri khas Muhaimin yang berlatar belakang keluarga santri dan pendiri pesantren. Kegiatan berkunjung ke pesantren sudah menjadi hal yang lazim dilakukan.
”Apa yang dilakukan Cak Imin dengan berkunjung ke pesantren selama ini memang sudah menjadi jalan politik silaturahmi PKB,” katanya.
Kunjungan Muhaimin ke sejumlah pesantren beberapa waktu terakhir lebih ditujukan untuk menguatkan hubungan baik dengan lingkungan pesantren. Sebab, semenjak PKB berdiri, kantong dukungan PKB berasal dari lingkungan pesantren.
”Dengan politik silaturahmi, kita bisa menyatukan agenda. Kita bisa menyatukan, bahkan mendorong adanya soliditas dan titik temu,” ucapnya.
Lantik pengurus daerah
Sementara itu, di bulan Ramadan ini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terus melakukan konsolidasi partai. Pada Jumat ini, Agus melantik Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak sebagai sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Timur. Agus lebih memilih Emil dibandingkan Bayu Airlangga yang merupakan menantu mantan Gubernur Jatim Soekarwo.
”Keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memilih Emil sudah tepat dan sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat. Musyawarah Daerah untuk mengusulkan calon ketua DPD terbaik, bukan dalam konteks menang-menangan suara karena masih ada tahapan uji kelayakan dan kepatutan setelah musda,” kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.Adapun dalam Pasal 22 Anggaran Dasar Partai Demokrat disebutkan, Dewan Pimpinan Pusat berwenang memilih dan menetapkan ketua DPD dari sebanyak-banyaknya tiga usulan calon hasil musyawarah daerah. Sementara uji kelayakan dan kepatutan dilakukan karena pada pemilihan terhadulu ada indikasi politik uang dalam memenangi calon ketua DPD.
Herzaky menuturkan, ada beberapa pertimbangan dalam memilih Emil. Pertama, Emil berpengalaman pernah menjadi bupati Trenggalek dan kini menjabat sebagai Wagub Jatim. Emil juga dianggap lebih menguasai, memetakan, dan memberikan usulan solusi atas berbagai persoalan. Emil pun dinilai memiliki pengalaman politik yang lebih matang dibandingkan Bayu.
”Sekarang, Demokrat di Jawa Timur solid. Tidak ada lagi pendukung Emil dan pendukung Bayu, yang ada hanya satu kubu, kubu AHY,” katanya.
Pemilihan Emil ini dikabarkan membuat Bayu mengundurkan dari Demokrat. Namun, hingga berita ini diturunkan, Bayu belum mengonfirmasi kabar tersebut. Panggilan telepon dan pesan Whatsapp tidak direspons.