Denyut Popularitas Anies, Ganjar, dan Prabowo di Media Sosial
Tidak ramai dibahas di media sosial belum berarti tidak menguntungkan. Inilah yang dialami Prabowo Subianto yang minim diperbincangkan, tetapi lebih banyak mendulang percakapan yang cenderung positif dari warganet.
Tiga tokoh nasional yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto yang memiliki modal elektabilitas tinggi di survei Kompas ternyata juga banyak diperbincangkan di media sosial. Seperti apa pola percakapan terhadap ketiga tokoh tersebut dalam dua pekan terakhir?
Sepanjang 8-21 Februari 2022, nama Ganjar Pranowo lebih banyak muncul di media sosial dibanding Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Munculnya Ganjar Pranowo terekam dari hasil pencarian dan perbincangan warganet di media sosial. Terdapat 32,8 ribu result seputar Ganjar Pranowo di media sosial dengan melibatkan 256,4 ribu interaksi dari warganet.
Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan hasil pencarian untuk Anies dan Prabowo. Dalam periode yang sama muncul 10,8 ribu result dan 86,2 ribu engagement untuk Anies. Sedangkan Prabowo sebanyak 11,2 ribu dengan 61,2 ribu interaksi warganet.
Tren ini berlanjut di satu pekan sesudahnya. Pada periode 11-19 Februari 2022, interaksi warganet terhadap Ganjar masih lebih banyak dibanding Anies dan Prabowo. Dari 21,5 ribu hasil pencarian terhadap sosok Ganjar menghasilkan 170 ribu engagement warganet. Interaksi tersebut masih lebih tinggi dibanding Anies (127,9 ribu) dan Prabowo (68,1 ribu).
Tingginya volume interaksi warganet terhadap Ganjar yang dipantau dari aplikasi Talkwalker ini menjadi salah satu petunjuk “popularitas” Ganjar dalam dua pekan ini di media sosial. Namun popularitas itu belum tentu seirama dengan pembentukan citranya.
Dari hasil pencermatan melalui 10 percakapan utama (top conversation) yang muncul, interaksi yang banyak muncul seputar Ganjar lebih banyak didominasi isu konflik Wadas. Tagar #WadasMelawan, #FaktaWadas, #SaveWadas, #WadasTolakTambang, hingga #WadasAdalahKita muncul seiring pencarian dan percakapan seputar Ganjar Pranowo.
Konten ini banyak muncul di Twitter. Tujuh dari 10 percakapan utama tentang Ganjar tersebut berasal dari Twitter. Secara umum, sorotan utama yang diangkat warganet terhadap Ganjar dapat dikerucutkan sebagai sosok dinilai kurang berpihak kepada warga Wadas.
Tidak heran jika percakapan yang muncul membentuk orientasi yang cenderung negatif terhadap sosok Ganjar. Pengelompokan sentimen berdasarkan penggunaan “kata” atau “diksi” yang digunakan warganet dalam berinteraksi di media sosial. Jika dirata-rata dari 10 interaksi yang muncul dalam satu pekan (8-14 Februari 2022), sebanyak lima engagement cenderung membentuk sentimen positif dan negatif.
Empat interaksi menunjukkan kecenderungan orientasi negatif, sedangkan satu interaksi cenderung membentuk sentimen positif. Namun, sentimen negatif tersebut berkurang dari 37 persen ke 7 persen di periode 11-19 Februari 2022 seiring upaya Ganjar melakukan pendekatan kepada masyarakat Desa Wadas.
Bahkan pada 23 Februari 2022, sentimen percakapan dan interaksi terhadap Ganjar sudah lebih dominan berorientasi positif. Upaya pendekatan yang dilakukan Ganjar dengan dua kali mendatangi Desa Wadas untuk berdialog dengan warga sembari meredam konflik yang makin melebar akibat paparan isu-isu yang kemudian juga bergeser pada ranah politik.
Orientasi percakapan
Berbeda dengan Ganjar, dua tokoh lain yaitu Anies dan Prabowo tidak mendapat sorotan yang kurang menguntungkan di media sosial. Secara umum, percakapan terhadap Anies dan Prabowo lebih banyak memuat orientasi yang cenderung positif.
Namun bedanya, Anies sempat mendapat sorotan negatif pada periode 8-14 Februari 2022. Saat itu percakapan warganet menyoroti tiga konten utama yaitu survei Populi Center yang menyebutkan 74 persen warga puas dengan kinerja Anies, kemudian konten MNC yang mendapat kontrak ekslusif tayangan Formula E, serta konten tentang klaim penurunan peringkat kemacetan Jakarta pada 2021.
Jika dirata-rata dari 10 interaksi yang muncul pada 8-14 Februari 2022, sebanyak tiga engagement cenderung membentuk sentimen positif dan negatif. Dua interaksi menunjukkan kecenderungan orientasi negatif, sedangkan satu interaksi cenderung membentuk sentimen positif.
Namun, pada pekan berikutnya percakapan tentang Anies lebih banyak didominasi sentimen yang cenderung positif. Salah satu penyebabnya adalah munculnya konten Anies sebagai capres teratas berdasar survei SMRC. Konten ini diunggah pada 15 Februari 2022 oleh akun Twitter @Mdy_asmara1701 yang memiliki 88,2 ribu pengikut. Konten dari akun yang selama ini terlihat mendukung Anies tersebut sudah mendapatkan 429 retwet dan 2,9 ribu Twitter likes.
Konten lain yang menopang percakapan yang menguntungkan Anies datang dari tautan berita yang memuat apresiasi Anies untuk para content creator yang kontennya mendukung percepatan pemulihan ekonomi di Ibu Kota imbas pandemi. Satu konten lainnya datang dari akun Youtube Pejuang Milenial yang memberitakan bahwa proyek Formula E berjalan lancar.
Kondisi berbeda justru muncul pada sosok Prabowo Subianto. Dalam dua pekan terakhir, pencarian dan percakapan seputar Prabowo lebih minim dibandingkan dengan Ganjar dan Anies. Namun, perbincangan tentang konten Prabowo cenderung lebih stabil dalam sentimen positif.
Bahkan percakapan sepanjang 11-19 Februari 2022 lebih meningkat sentimen positifnya jika dibandingkan pada periode 8-14 Februari 2022. Dalam dua pekan terakhir konten tentang Prabowo banyak ditopang oleh pembelian 42 jet tempur canggih Rafale dari Perancis.
Kebijakan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan ini disambut interaksi warganet di media sosial. Selain dari penambahan sentimen positif, apresiasi ini juga terlihat dari peningkatan jumlah interaksi terhadap konten Prabowo dari 61,2 ribu menjadi 68,8 ribu engagement.
Puncak perbincangan seputar konten Prabowo muncul pada 11 Februari 2022 pukul 15.00 dengan 1,2 ribu interaksi. Momentum sesaat setelah penandatanganan kontrak pembelian jet tempur Rafale mendulang percakapan yang cenderung menguntungkan dengan orientasi positif bagi Prabowo. Dari pengamatan percakapan yang muncul, warganet menilai pembelian jet tempur canggih ini dilakukan untuk memperbaharui armada tempur nasional sesuai perkembangan teknologi terkini.
Pendukung
Mencermati percakapan warganet dalam dua pekan terakhir (8-19 Februari 2022), Prabowo lebih banyak mendapat orientasi percakapan yang cenderung positif jika dibandingkan dengan kedua tokoh publik lainnya. Dalam ranah opinion mining, orientasi percakapan ini dapat menggambarkan penilaian terhadap entitas atau atributnya.
Pengenalan sentimen ini memungkinkan untuk mengetahui keinginan audiens terhadap suatu isu kebijakan atau juga popularitas lembaga atau tokoh. Dalam kaitan dengan audiens, opinion mining ini bahkan dapat digunakan mereka untuk mempelajari apa yang menarik bagi audiens. Dari sini dapat diambil langkah-langkah strategis untuk menyesuaikan kebutuhan dan layanan sesuai minat audiens.
Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah pengenalan demografi warganet yang membicarakan isu seputar tokoh tersebut. Sebagai sosok yang banyak mendapat orientasi percakapan yang cenderung positif, demografi “pembicara” Prabowo juga terekam sepanjang dua pekan terakhir.
Hasil pencermatan menunjukkan sebanyak 55 persen warganet yang berinteraksi dengan konten “Prabowo Subianto” adalah perempuan. Persentase ini lebih banyak jika dibandingkan dengan Anies (29 persen) dan Ganjar (27 persen). Selain itu, sebanyak 70 persen warganet yang concern dengan konten seputar Prabowo berusia 18-24 tahun atau berada di ceruk generasi Z.
Proporsi ini juga masih lebih banyak jika dibandingkan dengan Ganjar (37 persen) dan Anies (32 persen). Di luar kedua tokoh tersebut, sebenarnya segmen generasi Z lebih banyak didekati oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Berdasar survei Kompas 17-30 Januari 2022 elektabilitas Ridwan Kamil masuk tujuh besar tokoh yang dipilih publik sebagai calon presiden 2024.
Dari pencermatan terhadap identifikasi latar belakang “pembicara” ini setidaknya dapat dimaknai dalam dua aspek. Pertama, para tokoh publik tersebut dapat memaksimalkan potensi dukungan di media sosial ini dengan cara lebih banyak menampilkan konten-konten yang sesuai dengan latar belakang warganet.
Tidak dimungkiri bahwa segmen pemilih dari generasi Z dan generasi milenial saat ini banyak berinteraksi dengan media sosial. Karenanya perlu bagi para tokoh untuk selalu menyapa mereka dengan konten-konten yang sesuai.
Faktor kedua adalah dalam kaitannya dengan agen politik. Dari pemetaan dan merawat para pendukung di media sosial, harapannya akan muncul militansi audiens yang dapat mengarah sebagai influencer untuk membantu menyebarkan informasi terkait sosok tersebut sekaligus memperlebar basis dukungan. Agen-agen politik berupa influencer ini diperlukan untuk terus mengikuti dinamika minat dan perilaku warganet.
Salah satu dinamika minat ini terlihat dari laporan Social Trends 2022 dari Hootsuite yang menunjukkan bahwa warganet dari Generasi Z saat ini lebih menyukai mencari informasi dan berita melalui media sosial. Selain itu, karakter digital native generasi Z juga menunjukkan ketertarikan pada konten-konten visual dan video.
Baca juga: Ini Dia Tiga Besar Capres Versi Survei Litbang Kompas
Peluang tersebut bisa dimaksimalkan oleh para tokoh dan tim pendukungnya melalui produksi konten-konten yang dapat mendudukkan perkara sekaligus solutif terhadap permasalahan bangsa dalam kemasan menarik.
Harapannya, dialektika di media sosial sekaligus juga dapat menjelma menjadi ruang yang #MemberiLebih bagi warganet dengan konten-konten serta percakapan berkualitas dan bukan sekedar menjadi wahana menebar provokasi atau menyebar berita bohong. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Survei Litbang "Kompas" : Prabowo, Ganjar, Anies Berebut Pemilih Milenial