Rangkaian Pertemuan Menuju KTT G20 Tahun 2022
Puncak pergelaran acara G20 adalah Konferensi Tingkat Tinggi G20 akan diadakan di Bali pada Oktober - November 2022. Termasuk KTT G20, terdapat sekitar 150 rangkaian pertemuan G20 lainnya, seperti Konferensi Tingkat Menteri (KTM/Ministerial Meetings), Sherpa Meetings, Finance and Central Bank Deputies Meeting, Working Groups Meetings, Engagement Groups Meetings, hingga Side Events.
G20 (Group of 20) adalah forum kerja sama multilateral yang beranggotakan 19 negara dan Uni Eropa (EU). Forum ini merupakan salah satu forum internasional paling berpengaruh di dunia mengingat para anggotanya merepresentasikan lebih dari dua per tiga dari penduduk dunia, meliputi 75 persen dari perdagangan global, dan mencakup 80 persen dari sumber produk domestik bruto (PDB) dunia.
Dibentuk tahun 1999 atas inisiasi para negara anggota G7 (Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang), G20 ini tidak memiliki ketua tetap. Koordinasi dan kepemimpinan dalam G20 diatur melalui mekanisme presidensi yang dipegang salah satu anggota G20 selama satu tahun, bersama dengan negara presidensi pada tahun sebelumnya dan tahun setelahnya. Mekanisme tiga negara presidensi G20 (tahun lalu, tahun berjalan, dan tahun setelahnya) ini disebut troika, suatu kata dari bahasa Rusia yang berarti tiga serangkai.
Indonesia mendapat mandat Presidensi G20 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2020 di Riyadh, Arab Saudi dan pada KTT G20 2021 di Roma, Italia, Indonesia menerima serah terima presidensi G20 tersebut dari Italia. Saat ini, Troika G20 dikoordinasikan oleh Italia (Presidensi 2021), Indonesia (Presidensi 2022), dan India (Presidensi 2023). Dengan tugas kepemimpinan G20 tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 2022, yang akan diselenggarakan di Bali.
Konteks dan tujuan Presidensi G20 2022
Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 ini berlatarbelakang situasi pandemi Covid-19 yang telah membawa dampak besar dalam ekonomi dunia. Pandemi ini juga telah menunjukkan kelemahan yang ada pada koordinasi internasional dalam penanganan masalah kesehatan publik. Dalam konteks tersebut, Indonesia lantas mengangkat tema, “Recover Together, Recover Stronger (Pulih Bersama, Pulih Dengan Lebih Kuat)”. Dengan tema tersebut, Indonesia dalam presidensinya mengharapkan koordinasi global yang lebih padu dalam pemulihan negara-negara dari dampak-dampak pandemi Covid-19.
Selain tema tersebut, Indonesia mengusung tiga isu prioritas yang menjadi bahasan utama dalam rangkaian forum G20 2022. Tiga isu prioritas tersebut meliputi arsitektur kesehatan global, transformasi digital ekonomi, dan transisi energi berkelanjutan.
Terkait arsitektur kesehatan global, secara khusus persoalan yang diangkat adalah perlunya koordinasi internasional untuk produksi vaksin dan distribusinya yang lebih merata. Koordinasi tersebut diperlukan agar krisis-krisis baru tidak terjadi akibat tumbuhnya varian baru di negara yang tidak berhasil dalam program vaksinasinya, yang pada gilirannya akan membahayakan masyarakat global. Terkait hal ini Indonesia bercita-cita untuk berkontribusi sebagai hub produksi-distribusi vaksin. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menunjukkan perlunya kolaborasi dalam membangun standar kesehatan global dan resiliensi bersama sebagai komunitas global demi kesiapan menghadapi pandemi-pandemi lain yang mungkin terjadi di masa depan.
Penetapan isu tranformasi digital ekonomi dibuat dengan latar belakang kesenjangan kemampuan tranformasi digital antara sektor usaha yang besar dan kecil, antar moda bisnis lama dan baru, juga laju transformasi yang berbeda-beda antar negara. Ketidakseimbangan ini memerlukan disusunnya kebijakan pengelolaan data atau data governance yang lebih baik, juga padu antarnegara mengingat tingginya arus pertukaran data antarbatas negara.
Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan World Economic Forum yang diadakan secara virtual pada 20 Januari 2022 menyebutkan bahwa optimalisasi teknologi digital untuk transformasi ekonomi mesti membawa dampak baik yang turut dirasakan oleh masyarakat, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kebijakan yang padu akan transformasi digital tersebut ditujukan bagi tercapainya kesejahteraan bersama di era digital.
Secara lebih detail, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyebutkan bahwa isu transformasi ekonomi digital ini terdiri atas tiga sub bahasan, yakni konektivitas dan pemulihan pasca-Covid-19, literasi digital dan keterampilan digital, serta arus data lintas negara. Pembahasan dan penyusunan capaian dari G20 untuk bidang ini dikelola oleh Digital Economy Working Group G20.
Isu prioritas ketiga yang juga menjadi pokok bahasan utama dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah tranformasi energi. Cara-cara baru diperlukan untuk mengatasi alotnya upaya peralihan sumber daya energi kepada sumber-sumber daya energi terbarukan. Kebijakan finansial yang mendukung transisi energi juga menjadi salah satu kunci dalam upaya transisi energi dan hal ini akan menjadi salah satu pekerjaan besar dalam beragam forum G20 2022. Sejalan dengan upaya ini, Indonesia menetapkan bahwa kendaraan yang akan dipakai oleh para pemimpin negara dalam KTT G20 di Bali pada 30--31 Oktober 2022 seluruhnya adalah Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB).
Peran Presidensi Indonesia dalam G20
Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 ini merupakan kepemimpinan Indonesia yang pertama kalinya sejak turut bergabung dalam G20 pada tahun 1999. Selama 23 tahun sejarahnya dalam G20, Indonesia telah berperan aktif dalam menginisiasi beberapa forum khusus di dalam G20. Forum-forum tersebut meliputi Global Expenditure Support Fund (GESF), Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA), dan Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA Hub). GESF adalah forum dukungan ekonomi bagi negara-negara berkembang demi mengamankan anggaran nasional untuk krisis likuiditas infrastruktur global. GICA adalah forum untuk mendukung konektivitas global melalui kooperasi dan pertukaran pengetahuan. Sementara IDEA Hub adalah forum bagi para start-up unicorn di seluruh negara anggota G20 untuk saling bertugas ide.
Momentum kepemimpinan Indonesia atas G20 ini mengangkat peran penting Indonesia di dalam G20. Momen yang hanya terjadi setidaknya selama 20 tahun sekali ini di satu sisi merupakan kesempatan Indonesia untuk mengorkestrasi agenda G20 demi memajukan kepentingan negara-negara berkembang. Pada saat yang sama, hal tersebut juga merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai negara representasi negara berkembang lain yang memiliki resiliensi ekonomi dan politik yang baik.
Dari sudut pandang Indonesia sendiri, penyelenggaraan pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga merupakan kesempatan untuk memopulerkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia, yang pada gilirannya dapat turut menggenjot perekonomian Indonesia. Terkait hal ini, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa pagelaran G20 dapat menciptakan kontribusi hingga 533 juta dollar AS, atau sekitar Rp7,4 triliun pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebutkan bahwa gelaran G20 diproyeksikan dapat berkontirbusi pada peningkatan wisatawan mancanegara antara 1,8 juta hingga 3,6 juta. Hal ini akan menghasilkan 600 ribu hingga 700 ribu lapangan kerja baru di sektor kuliner, pakaian, dan kerajinan tangan atau kriya.
Berbagai pertemuan menuju KTT G20 2022
Puncak pergelaran acara G20 adalah Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan diadakan di Bali pada 30--31 Oktober 2022. Acara ini akan dihadiri oleh tiap-tiap kepala negara dari 19 negara anggota G20 dan Uni Eropa. Di samping KTT tersebut, ada banyak sekali pertemuan G20 lainnya, yakni Konferensi Tingkat Menteri (KTM/Ministerial Meetings), Sherpa Meetings, Finance and Central Bank Deputies Meeting, Working Groups Meetings, juga Engagement Groups Meetings. Beragam acara ini diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 Keppres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia 2022.
Secara umum, selain KTT dan KTM di atas tiap-tiap pertemuan di bawahnya tergolong ke dalam dua kelompok, yakni Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track ini adalah salah satu jalur forum G20 yang berfokus pada isu finansial seperti kebijakan fiskal, moneter dan riil, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional. Pertemuan utama dalam Finance Track tentu saja adalah Finance and Central Bank Deputies Meeting yang dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari tiap-tiap anggota G20.
Selain Finance and Central Bank Deputies Meeting, di dalam Finance Track terdapat beberapa forum spesifik, yakni Framework Working Group, International Financial Architecture, Infrastructure Working Group, Sustainable Finance Working Group, Joint Finance and Health Task Force, Global Partnership for Financial Inclusion. Framework Working Group (FWG) bertugas memonitor perkembangan situasi ekonomi global, mengkoordinasikan kebijakan antar-negara untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, serta inklusif. Dalam situasi pandemi Covid-19, tugas utama FWG ini adlaah mendorong kebijakan yang inklusif demi pemulihan ekonomi global akibat Covid-19. Pada tingkat working group seperti inilah G20 menghasilkan rencana kerja (action plan) yang konkret dan memantau implementasinya.
Sementara itu, G20 masih memiliki Sherpa Track, yakni jalur forum G20 yang berfokus pada pembahasan isu yang lebih luas dari isu keuangan, yakni antikorupsi, ekonomi digital, lapangan kerja, pertanian, pendidikan, urusan luar negeri, budaya, kesehatan, pembangunan, lingkungan, pariwisata, energi berkelanjutan, perdagangan, investasi, industri, serta pemberdayaan perempuan. Dalam mekanisme Sherpa Track inilah diselenggarakan Sherpa Meetings sebagai pertemuan utama dari Sherpa Track.
Dalam mekanisme Sherpa Track, G20 memiliki banyak Working Groups Meetings yang menjadi forum untuk pembahasan berbagai isu khusus. Working Groups tersebut meliputi Climate Stewardship Working Group, Education Working Group, Energy Sustainability Working Group, Development Working Group, Employment Working Group, Trade and Investment Working Group, Anti-Corruption Working Group, Health Working Group.
Tidak berhenti di situ, G20 masih memiliki Engagement Groups Meetings. Forum ini adalah forum diskusi yang mengikutsertakan kelompok masyarakat yang lebih luas untuk pembahasan beragam isu. Terdapat 10 forum diskusi ini. Pertama adalah Business 20 (B20), yakni forum komunitas bisnis internasional yang melibatkan peran swasta dalam diskusi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat berkelanjutan dan berimbang. Kedua, Civil 20 (C20), yakni forum organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia yang terlibat dengan para pemerintah negara-negara anggota G20 untuk mendiskusikan isu-isu krusial global. Ketiga, Labour 20 (L20), yakni forum komunitas bisnis internasional, sebagai peran swasta dalam penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat berkelanjutan dan berimbang. Keempat, Parliamentary 20 (L20), yakni forum yang dihadiri parliament speakers/perwakilan rakyat (legislatif) dari negara-negara G20 bertujuan membawa dimensi parlementer ke tata kelola global, meningkatkan dukungan politik untuk komitmen internasional. Kelima, Science 20 (S20), yakni forum peneliti dan ilmuwan dari seluruh negara anggota G20 yang membahas keilmuan khususnya terkait peningkatan kesehatan global.
Keenam, Supreme Audit Institutions 20 (SAI20), yakni forum lembaga audit tertinggi dari negara-negara G20 untuk mempromosikan kerjasama, memperkuat transparansi dan akuntabilitas. Ketujuh, Think 20 (T20), yakni forum global think-tank dan para peneliti untuk menyajikan analisis komprehensif terkait diskusi yang sedang berlangsung di G20 dan menghasilkan ide-ide untuk mendukung G20 dalam menghasilkan kebijakan yang konkret dan berkelanjutan. Kedelapan, Urban 20 (U20), yakni forum bagi para pemimpin pemerintah daerah dan kota-kota, dengan tujuan untuk merancang aksi nyata dalam menghadapi masalah perubahan iklim dan tantangan pembangunan berkelanjutan. Kesembilan, Women 20 (W20), yakni forum yang mewakili suara perempuan untuk mendorong pelibatan isu terkait perempuan ke dalam dokumen komitmen G20, termasuk isu pembangungan perempuan, kesertaraan gender, pertumbuhan inklusif, serta kerja sama perempuan di sektor ekonomi internasional. Kesepuluh, Youth 20 (Y20), yakni forum konsultasi dan dialog para pemuda sebagai pemimpin masa depan.
Rangkaian pertemuan G20 tersebut telah dimulai dengan pertemuan pertama Sherpa G-20 yang diselenggarakan pada 7--8 Desember 2021 di Jakarta. Acara tersebut disusul dengan pertemuan pertama Deputi Keuangan dan Bank Sentral di Bali pada 9--10 Desember 2021. Ada total sekitar 150 acara yang akan diadakan berurutan dan berpuncak pada KTT G20. Berikut daftar agenda G20 2022: