Meski dianggap tak ilmiah, prediksi nasib seseorang memiliki peminat tersendiri. Jajak pendapat Gallup pada 1975--1996 di Britania Raya, Kanada, dan Amerika Serikat, menunjukkan sebanyak 25 persen orang dewasa percaya ramalan horoskop. Sementara, Survei Harris Poll pada 2013 menunjukkan 29 persen orang Amerika Serikat percaya astrologi.
Ketertarikan terhadap ramalan berlaku global termasuk negara-negara maju yang dianggap ilmiah dan rasional. Menurut Kepala Pusat Studi Otak dan Perilaku Sosial Universitas Sam Ratulangi, Manado, Taufiq Pasiak, masa depan merupakan sesuatu yang tak pasti, sementara manusia suka dengan yang pasti-pasti (Kompas, 4 Januari 2020).
Karena sifat manusia yang menyukai kepastian, ramalan menjadi disukai karena menawarkan informasi dan jaminan situasi masa depan. Dengan ramalan, manusia bisa mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Dasar ramalan pun beragam, baik astrologi barat, astrologi timur, maupun penerawangan orang-orang yang dianggap memiliki kelebihan membaca tanda-tanda masa depan.
Posisi benda langit dan perubahannya dipercaya oleh sebagian orang dapat memengaruhi perilaku manusia. Bangsa yang pertama kali menggunakan astrologi untuk meramal nasib adalah Babilonia, sekitar tahun 3000 Sebelum Masehi (SM). Tak hanya bangsa Babilonia yang punya ramalan, berbagai etnis pun mengembangkan sendiri pengetahuan astrologinya, mulai dari bangsa China hingga suku-suku di Indonesia yang memunculkan beraneka metode ramalan.
Batik shio koleksi desainer batik shio Lusiana Limono di Kota Malang, Jawa Timur (5/2/2021). FOTO: KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Astrologi China
Astrologi China adalah kesenian kuno yang menggunakan jam, hari, bulan, dan tahun kelahiran untuk mengungkapkan tentang kepribadian, sifat seseorang, gaya hidup, kesehatan, karier, dan kecocokannya dengan orang lain. Selain peruntungan, bagi masyarakat China ramalan masa depan berfungsi untuk menghindari ciong.
Secara sederhana, ciong bisa disebut sebagai ketidakselarasan antara manusia dan manusia lain. Ciong diyakini sulit dihindari, tetapi ciong dapat dihadapi secara ceng li atau jiang li (masuk akal).
Tidak diketahui tanggal pasti munculnya astrologi China, tetapi zodiak China yang terdiri dari dua belas hewan pertama kali muncul pada periode Zhan Guo, abad ke-5 sebelum masehi. Secara resmi zodiak China diidentifikasi ada sejak Dinasti Han (206 SM -- 9 M).
Zodiak China menjadi populer untuk menentukan tahun lahir pada masa Dinasti Zhou Utara (557--581 M). Zodiak dihitung dengan siklus enam puluh tahun di mana setiap hewan menandakan tahun yang berbeda. Metode ini masih umum dan digunakan sampai sekarang.
Urutan hewan zodiak China berdasarkan kalender lunar dapat ditelusuri hingga tahun 14 SM. Menurut mitos, kalender lunar China yang mengikuti siklus bulan ditemukan oleh Kaisar Huangdi, kaisar China pertama, pada 2637 SM.
Asal penciptaan siklus 12 makhluk oleh Kaisar Huangdi ini menjadi semi mitologi dan semi sejarah. Pemilihan tikus sebagai binatang pertama dapat diketahui dalam salah satu legenda. Suatu hari ke-12 binatang berdebat mengenai siapa yang paling depan dalam kalender. Perdebatan ini membuat para dewa jengkel dan mencari solusinya.
Demi menentukan siapa yang pertama akhirnya diputuskan melalui suatu kontes. Binatang pertama yang mencapai tebing seberang sungai menjadi penanda binatang yang pertama. Semua binatang pun berkumpul di tebing sungai. Tikus memandang semua dan mengukur diri. Ia sadar bahwa kesempatan yang dimilikinya yang paling kecil dibanding yang lain.
Menyadari kekurangan dirinya, tikus memutuskan mencari boncengan. Ia melihat kerbau memiliki tenaga dan keuletan paling besar dan memiliki kemungkinan paling cepat sampai. Begitu para binatang mulai menceburkan diri ke air, tikus meloncat ke punggung kerbau yang lebar. Sesaat sebelum kerbau mencapai tebing seberang, tikus meloncat mendahului binatang lainnya dan menjadi nomor satu.
Binatang-binatang pun protes berat dan menuduh tikus curang, tetapi para dewa berpendapat lain. Tikus ditetapkan sebagai pemenang karena ia telah menggunakan kepala dibandingkan sekadar kekuatan fisik. Kecerdikan tikus membuat ke-12 tanda-tanda binatang dimulai dari tikus diikuti oleh kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan terakhir babi.