Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 mengalami musibah tenggelam di perairan utara Bali dan 53 awak kapalnya dinyatakan gugur. Di masa lalu, Indonesia pernah memiliki 12 kapal selam dan menjadi armada angkatan laut yang disegani.
Oleh
Topan Yuniarto
·2 menit baca
KOMPAS
Kapal Selam KRI Nanggala-402 merapat di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012).
Kapal selam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 yang dinyatakan hilang kontak sejak 21 April 2021 telah ditemukan pada 25 April 2021. Kapal selam ini terdeteksi tenggelam di perairan utara Pulau Bali. Seluruk awak kapal yang berjumlah 53 personel TNI AL dinyatakan gugur dalam musibah ini.
Selama 40 tahun kiprahnya menjaga kawasan perairan di negeri ini, sejumlah peran besar telah ditorehkan KRI Nanggala-402. Pada Agustus - Oktober 1999, KRI Nanggala-402 ditugaskan dalam sebuah misi intelijen di Timor Timur (kini Timor Leste). Misi tersebut dilakukan bersama KRI Cakra-401 untuk melacak pergerakan Pasukan Internasional untuk Timor Timur (Interfet).
KRI Nanggala-402 juga mengikuti misi-misi terbuka di antaranya dalam latihan-latihan dengan US Navy tahun 2002 di Laut Jawa dan Selat Bali dengan nama latihan Coorperation Afloat Readiness and Training/CARAT. KRI Nanggala-402 juga kerap ikut latihan perang. Dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia pada 2004, misalnya, KRI Nanggala-402 berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudra buatan 1942 dengan Torpedo SUT (surface and underwater target).
Selanjutnya, pada 2005, KRI Nanggala-402 menjadi ujung tombak dalam konflik perebutan blok Ambalat. Dua tahun lalu pada 2019, kapal yang dijuluki “monster bawah laut” diikutsertakan dalam sebuah latihan gabungan bersama kapal selam Amerika Serikat bernama USS Oklahoma City. Latihan yang digelar pada 9 Agustus 2019 tersebut juga diikuti oleh KRI Diponegoro-365 dan sebuah helikopter produksi Jerman, Bölkow-Blohm.
KOMPAS
Kapal Selam KRI Nanggala-402 merapat di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012). Kedatangan KRI Nanggala setelah menjalani perbaikan di Korea Selatan disambut langsung oleh Kepala Staf Angkalan Laut Laksamana TNI Soeparno dan anggota Komisi I DPR RI.
Sejarah Satuan Kapal Selam
Pada dokumen artikel yang diterbitkan TNI AL (2020) berjudul “Tradisi TNI Angkatan Laut” disebutkan pembentukan satuan kapal selam NKRI sudah dimulai pada 1958 yakni diawali pengiriman calon awak kapal selam ke Polandia.
Dua calon awak kapal selam berangkat dari Surabaya dengan kapal berbendera Denmark “Heinrich Jessen” menuju Rijeka, Yugoslavia pada 5 Agustus 1958. Dari Yugoslavia dua calon awak kapal selam Indonesia menuju Gedinia Oksiwi, Polandia. Rombongan dipimpinan Mayor Pelaut RP Poernomo. Setahun kemudian, dari Polandia kembali ke tanah air menggunakan kapal RI Morotai.
Semua kapal perang TNI AL ditandai dengan inisial “KRI” yang merupakan singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia.
Pada era pascakemerdekaan, Indonesia memiliki 12 unit kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet, yaitu KRI Tjakra, KRI Nanggala, KRI Nagabanda, KRI Tjandrasa, KRI Trisula, KRI Nagarangsang, KRI Wijayadanu, KRI Hendrajala, KRI Bramastra, KRI Pasopati, KRI Tjundamani, dan KRI Alugoro. Periode tahun 1960 merupakan era kejayaan kapal selam Indonesia sebagai kekuatan Angkatan Laut yang sangat disegani khususnya di kawasan Asia Pasifik.
KOMPAS/ANSEL DA LOPEZ
Kapal selam KRI Nanggala di pantai Cilegon pada gladi resik tanggal 2 Oktober 1981 menyongsong Hari ABRI ke-36 tanggal 5 Oktober 1981. KRI Nanggala, buatan galangan "Howald Dutsche Werke" Kiel, Jerman Barat.