Sebagian besar surat kabar nasional ataupun regional yang terbit pada hari Selasa (16/5) ternyata masih menempatkan berita serangan virus WannaCry, yang merupakan jenis virus ransomware, yang menyerang komputer melalui jaringan internet, sebagai ”jualan”pada halaman satunya. Bahkan, tidak sedikit koran yang menempatkan serangan siber itu, dengan segala sisi pendekatan, sebagai berita utama (headline). Namun, tidak sedikit pula yang menempatkannya hanya sebagai berita di halaman satu.
Surat kabar nasional ataupun regional yang menempatkan serangan WannaCry sebagai berita utama, dengan pendekatan yang beragam, adalah Indopos, Bisnis Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Pikiran Rakyat, Republika, Koran Sindo, Jawa Pos, Tribun Jateng, Tribun Jabar, Harian Jogja, Suara Merdeka, dan Solo Pos. Sebagian besar media massa itu mengingatkan bahwa serangan virus itu belum sepenuhnya terkendali dan masih berpotensi mengganggu layanan masyarakat.
Namun, ada pula surat kabar yang mengangkat judul sangat khas, spesifik. Seperti harian Jawa Pos, yang terbit di Surabaya (Jawa Timur) edisi Selasa (16/5), menurunkan berita utama berjudul ”Komputer Kemenag pun Kena” dan harian umum Pikiran Rakyat yang terbit di Bandung, Jawa Barat, membuat headline dengan judul ”Jaringan Komputer di Gedung Sate Sempat Dimatikan: Telusuri Penyebar Virus”.
Harian Kompas dan Warta Kota, yang masih satu kelompok usaha Kompas Gramedia (KG), memuat berita serangan virus WannaCry di halaman satu pula, tetapi tidak menjadikannya sebagai berita utama. Kompas menurunkan berita dengan judul ”Keamanan Internet: Serangan Siber Sementara Terkendali”. Sementara Warta Kota mengedepankan berita dengan judul ”Polri dan FBI Kejar Penyebar Virus WannaCry”.
Sebagai headline, Kompas edisi Selasa (16/5) mengingatkan kembali pentingnya menjaga kebinekaan dan konsensus pendirian bangsa. Judul yang diangkat Kompas adalah ”Perkuat Keindonesiaan”, yang antara lain mengutip pernyataan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo, yang menyatakan, indeks ketahanan bangsa ini kian rawan. Indeks ketahanan nasional sejak tahun 2010 meningkat, tetapi indeks ketahanan politik dan indeks ketahanan ideologi menurun.
Berita utama yang senada diturunkan oleh Media Indonesia. Judul yang diangkat adalah ”Kedepankan Persatuan”. Sebaliknya, Koran Rakyat Merdeka mengangkat gunjang-ganjing politik dengan judul ”Difitnah Anti China: JK Lolos dari Serangan Hoax”.
Dua surat kabar ekonomi, Kontan dan Investor Daily, menurunkan berita utama terkait keuangan dan perdagangan. Judul yang diangkat adalah ”Pembiayaan Mobil Tak Lagi Royal”dan ”Januari-April 2017: Surplus Perdagangan US$ 5,33 M”. Kontan juga menurunkan tulisan Analisis, kaitan politik dan ekonomi, dari Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto berjudul ”Jika Politik Tenang, Enak Jualan”. (TRA)