Terpikat Pesona All New Civic RS
Pada generasi kesebelas, All New Honda Civic RS menyuguhkan kenikmatan berkendara tiada tara. Desain menawan ditopang kinerja mesin dilengkapi turbo. Harganya sudah mencapai Rp 584,9 juta siap jalan. Dana Anda siap?
Generasi kesebelas Honda Civic terlihat sangat elok sejak pertama kali diluncurkan pada Oktober 2021. Desainnya makin tampak matang, apalagi dalam balutan warna merah jagoannya, membuat orang terpincut pada pandangan pertama. Kegandrungan ini menjadi-jadi ketika menjajalnya dalam jarak jauh.
Desain eksterior mobil bernama lengkap All New Honda Civic RS ini rasanya selaras dengan bahasa desain mobil-mobil Honda terbaru, misalnya seri SUV BR-V dan yang termutakhir HR-V. Garis-garisnya lurus dengan proporsi pas. Lekuk bodinya seperlunya saja. Penyematan ornamen seperti bentuk lampu seirama dengan cakupan desain eksteriornya.
Keelokan itu terpancar pula di Civic teranyar ini. Pada generasi sebelumnya, Civic terlihat seperti berusaha keras menonjolkan kesan sporty, terlihat dari beberapa sudut dan lekukan yang tajam. Beda dengan generasi mutakhir ini. Civic menjadi lebih elegan, tetapi juga menyiratkan kegarangan performanya.
PT Honda Prospect Motor (HPM), agen pemegang merek mobil Honda di Indonesia, memasukkan Civic teranyar hanya dalam satu varian, yaitu varian RS, singkatan dari road sailing. Trim ini memancarkan aura ketangguhan. Warna hitam mewakilinya. Nyaris tak ada ornamen berkelir krom pada mobil ini, kecuali pada logo ”H” di bagian gril, dan emblem ”Civic” di bagian belakang. Lainnya, seperti lis kaca jendela, tudung spion, dan seluruh gagang pintu serba hitam.
Nuansa hitam itu berpadu garang dengan warna unggulan Ignite Red yang terlihat menyala jika tersorot cahaya langsung, dan menjadi merah gelap kalau matahari tak terlalu menyilaukan. Warna merah seperti itu terlihat makin mantap jika melihat tambahan aksesori warna hitam berupa antena sirip hiu dan spoiler kecil di bagian buritan. Velg berukuran 17 inci juga berwarna hitam legam. Mantap sekali.
Baca juga: Padu Padan All New Honda Civic
Sejumlah awak media berkesempatan menjajal mobil yang didatangkan utuh dari Thailand ini pada Desember 2021 silam. Kompas kebagian menyetir mobil berwarna unggulan. Sayangnya, rute dalam acara itu terlalu pendek, dan lalu lintasnya padat sehingga acara yang berlangsung dari pagi hingga sore itu masih menyisakan penasaran bagaimana rasanya menjajal Civic RS dalam jarak jauh.
Keterbatasan unit tes membuat awak media harus bersabar meminjam mobil ini untuk dites dengan rentang waktu dan jarak yang lebih pantas. Sekitar empat bulan menunggu, ketika BR-V dan HR-V sudah meluncur, Kompas baru mendapat tawaran pinjaman Civic ini.
Tawaran itu datang bersamaan dengan pembukaan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 yang dimulai 31 Maret silam. Meski membayangkan bakal lebih banyak menghabiskan waktu di arena pameran, tawaran itu terlalu menggiurkan untuk dilewatkan, atau ditunda. Rasa penasaran pada performa Civic RS sudah menggelora.
Maka, ketika meliput pembukaan IIMS, Kompas membawa unit Civic ke lokasi pameran di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Hitung-hitung sekalian menguji kinerja mobil di rute dalam kota. Dengan tangki terisi penuh bahan bakar beroktan 92, Civic RS ini mengantar kami menyusuri rute Palmerah hingga Kemayoran.
Siang hari, rute dalam kota, meski masuk jalan tol, lalu lintasnya padat juga. Nihil kesempatan untuk menggeber tenaga maksimal 178 PS. Tak apa, pelan-pelan saja dulu. Ini justru kesempatan bagus mencoba fitur adaptive cruise control yang tetap berfungsi di kecepatan rendah.
Kontrol laju ini memang hanya bisa diset mulai di kecepatan 30 km per jam. Namun, jika kendaraan di depan pelan-pelan, Civic ini menurut saja, ikut menurunkan kecepatannya, bahkan sampai berhenti juga. Kalau terlambat maju, ada peringatan di kluster instrumen digital itu. Sentuh pedal gas sedikit, pengontrol lajunya aktif lagi.
Baca juga: Rona Menggoda Honda Civic RS
Bermacetan tanpa pengontrol laju juga tak merepotkan berkat fitur brake hold. Mengaktifkannya pun tak perlu menekan pedal rem dalam-dalam. Asal tombol di konsol tengah sudah dipencet, mengerem biasa saja akan mengaktifkan fungsi ini. Mobil akan tetap berhenti meski kaki kita angkat dari pedal resm. Kerja kaki jadi lebih santai.
Kecepatan menempuh rute dalam kota itu rata-rata 22 km per jam. Mesin 1.500 cc 4 silinder dengan turbocharger itu mengonsumsi bahan bakar 10,8 kilometer per liter.
Jarak jauh
Pengujian dengan segala keterbatasan karena kepadatan lalu lintas itu kami rasa belum pantas. Setelah meliput di hari kedua IIMS, Kompas memutuskan membawa Civic ini ke luar Jakarta. Cirebon dirasa cukup mumpuni sebagai kota tujuan.
Perjalanan menuju Cirebon ditempuh lewat jalur tol. Lalu lintas masih padat di sekitar dalam kota pada Jumat menjelang petang itu. Setelah memasuki Jalan Tol Layang MBZ, barulah kepadatan terurai. Fitur cruise control kembali diaktifkan di angka 100 km per jam, mengikuti aturan lalu lintas.
Dari dalam kabin Civic, kecepatan 100 km per jam terasa pelan. Kekedapan kabinnya menihilkan suara deru angin. Suara mesin pun tak terdengar meraung. Suara jalanan hanya terdengar dari bagian bawah, yaitu gesekan roda bertapak lebar dengan aspal. Guncangannya relatif empuk meski tak terlalu lembut, bahkan cenderung kaku.
Memasuki ruas Tol Cipali, jalanan terasa lebih lengang. Fitur pengontrol laju dimatikan sebentar demi merasakan tarikan mesin yang lebih natural. Cita rasa menyetir sebuah Civic modern baru menyeruak. Injakan pada pedal akselerator terasa ringan. Agak kepayahan juga untuk menahan hasrat menginjak pedal gas dalam-dalam. Apalagi, kami beriringan dengan Toyota Land Cruiser 200 dengan mesin V8.
Fitur pengontrol laju dimatikan sebentar demi merasakan tarikan mesin yang lebih natural. Cita rasa menyetir sebuah Civic modern baru menyeruak.
Civic, dengan dorongan turbonya, sama sekali tidak kepayahan menempel mobil besar itu, apalagi mode berkendara telah memakai mode Sport. Performa torsi 240 Nm bukan isapan jempol. Tarikannya yahud, berlawanan dengan Honda City bermesin tanpa turbo.
Pengendalian setir yang presisi membuat manuver antara lajur enteng saja. Namun, sebaiknya jangan lupa menyalakan lampu sein ketika berpindah lajur, jika tidak ingin diperingatkan mobil. Fitur lane departure warning bisa mendisiplinkan pengemudi untuk menggunakan lampu belok.
Terlena
Perjalanan Jakarta-Cirebon pulang pergi meninggalkan impresi bahwa mobil ini enak betul dikendalikan dan dihela. Hal ini masih ditopang dengan posisi duduk yang ergonomis. Kursi bisa disetel secara elektrik dalam delapan konfigurasi. Posisi duduknya bisa rendah sehingga kaki nyaris lurus menginjak pedal. Istimewanya lagi, bagian ujung kursi yang menopang paha bisa diatur ketinggiannya. Ini membuat perjalanan jauh tak terlalu melelahkan kaki.
Joknya memang empuk diduduki dan seperti bisa menjaga kontur tubuh. Materialnya juga terkesan mahal, seperti beludru dengan pori-pori di bagian tengah, dan kulit solid di sisi tepiannya. Namun, jika berkendara di siang hari bolong dalam waktu lama, punggung tetap berkeringat juga. Material pelapis setir yang enak digenggam itu juga kurang baik menyerap keringat. Namun, kekurangan itu tertepis oleh rasa berkendaranya.
Kenikmatan menyetir Civic baru ini mengesankan. Rute Jakarta-Cirebon yang relatif lempeng-lempeng saja belum memuaskan. Maka pada suatu kesempatan senggang, Civic kami ajak ke Bandung, yang rute tolnya berkontur lebih tegas; tanjakan, turunan, dan menikung.
Impresi di rute menuju Bandung itu malah makin bikin girang. Mobil ini gesit mendaki. Kelokan demi kelokan dilahap tanpa tenaga memutar setir berlebih. Tak perlu kata lain untuk menggambarkannya: enak.
Konsumsi bahan bakar di dalam tol dengan kecepatan konstan 90 km per jam tercatat 18,6 km per liter dengan mode berkendara normal. Dengan mode Sport dan gaya mengemudi lebih agresif, konsumsinya menyusut jadi sekitar 13,5 km per liter. Kalau mau lebih irit, pakai saja mode Eco ditambah mengaktifkan kontrol laju. Konsumsi di jalan tol dengan mode ini bisa mencapai 20,0 km per liter.
Kalau mau lebih irit, pakai saja mode Eco ditambah mengaktifkan kontrol laju. Konsumsi di jalan tol dengan mode ini bisa mencapai 20,0 km per liter.
Jika ada yang dirasa kurang dari mobil ini, barangkali adalah kualitas tata suaranya yang kurang mendetail. Sepanjang perjalanan, kebutuhan hiburan dan navigasi terpenuhi dengan fitur Apple CarPlay yang terpancar di layar sentuh 9 inci. Penyambungannya pun tak membutuhkan kabel. Sekali terhubung, mobil akan mengenali gawai. Namun, kualitas suaranya biasa saja.
Lampu depannya, yang telah pakai LED dan bisa menyesuaikan kepekatan malam itu, rasanya juga kurang terang. Mungkin menyetir Civic di malam hari perlu kehati-hatian ekstra sembari memikirkan bagaimana mengumpulkan uang sampai Rp 584,9 juta untuk meminang mobil ini. Sungguh, All New Civic RS sukses memikat kami.