Hyundai Ioniq 5, Sang Primadona Baru
Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 jadi mobil yang paling diincar pengunjung pameran IIMS Hybrid 2022. Desain menawan dengan teknologi terdepan jadi andalan. Ratusan unit sudah terpesan.
Tak butuh waktu lama bagi Hyundai Ioniq 5, mobil elektrik sejati pertama yang dirakit massal di Indonesia, untuk menjadi primadona baru. Mobil dengan model futuristik ini langsung mencuri perhatian publik saat pertama diluncurkan pada pembukaan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 pada Kamis (31/3/2022) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Harga belum diumumkan, pemesannya sudah ratusan.
Kain selubung biru tersingkap di atas panggung utama ruang pamer Hyundai di Hall D arena pameran yang dibesut Dyandra Promosindo menjelang sore. Pengunjung dan awak media memenuhi booth itu, penasaran dengan wujud mobil baru yang dikenalkan PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) itu. Dari seluruh acara perkenalan produk baru pada hari pertama pameran, pembukaan selubung Ioniq 5 adalah yang paling ramai.
Setelah kain tersingkap, nyatalah bahwa wujud Ioniq 5 benar-benar mirip dengan unit konsepnya. Nuansa desainnya futuristik, tapi pada bagian tertentu justru menampilkan kesan antik; istilah yang pas mungkin retro futuristic. Tak heran, rancang bangun Ioniq 5 ini terinspirasi dari Hyundai Pony Coupe Concept yang lahir pada 1974 karya desainer Giorgetto Giugiaro. Dia juga mendesain mobil ikonik Lotus Esprit S1, BMW M1, VW Golf Mk I, VW Scirocco Mk I, juga DMC DeLorean yang dipakai di film Back to the Future.
Jejak mobil-mobil yang disebut tadi seperti meluruh dalam bentuk Ioniq 5, tentu dalam rasa kebaruan yang kental. Bentuk lampu depannya seperti diadopsi dari DeLorean, tapi di Ioniq 5 terdiri dari sekumpulan kotak kecil yang mereka sebut parametrik. Desain lampu dari sekumpulan matriks LED juga diaplikasikan di lampu belakang. Model parametrik ini memberi sentuhan masa depan.
Desain luar yang atraktif itu menarik minat pengunjung sepanjang pameran. Unit pajangnya tak pernah sepi dirubung pengunjung. Selesai mengagumi eksterior dan mencoba duduk di dalam kabinnya di dalam arena pamer, pengunjung bisa langsung menuju arena uji kendara Hyundai di sisi luar gedung. Hyundai cerdik memanfaatkan pintu aula D sebagai lorong khusus dari booth mereka langsung ke depan pintu arena uji kendara mereka.
Hyundai punya arena tes kendara khusus mobil-mobil mereka, terpisah dengan arena untuk merek lain. Di arena itu tersedia berbagai model Hyundai yang sudah beredar sebelumnya, seperti Creta, Palisade, Santa Fe, dan Staria. Namun, primadonanya adalah Ioniq 5. Tiga unit tes Ioniq 5 nyaris tak pernah berhenti dijajal pengunjung.
Dalam keterangan pers yang dilansir pada Rabu (13/4/2022), selama sebelas hari pameran berlangsung, Ioniq 5 melayani lebih dari 3.000 permintaan uji kendara. Ini menjadikan Ioniq 5 sebagai Most Tested Car Choice, alias mobil yang paling banyak dites selama pameran. Produk baru Hyundai lainnya, Creta, dites sebanyak lebih dari 1.000 kali.
Pengunjung juga sudah bisa memesan Ioniq 5 meski harganya belum resmi diumumkan—sejumlah penjaja atau sales menyebutkan harganya sekitar Rp 800 juta. Pasar sepertinya tak terlalu memusingkan harga. Hyundai mengklaim, Ioniq 5 terpesan lebih dari 800 unit selama pameran, atau berkontribusi 51 persen dari keseluruhan transaksi yang dicatat Hyundai.
Pemesanan 800 unit Ioniq 5 selama sebelas hari patut jadi catatan penting. Makmur, Chief Operating Officer PT HMID, mengatakan, penerimaan masyarakat Indonesia pada mobil bertenaga baterai murni (battery electric vehicle/BEV) semakin membaik. Dua produk BEV Hyundai lainnya adalah Kona EV dan Ioniq EV yang diluncurkan November 2020. “Dua model itu terjual hingga 700 unit,” kata Makmur pada Jumat (1/4/2022). Artinya, hanya dalam waktu 11 hari pameran, penjualan Ioniq 5 telah melampaui dua “kakaknya” tersebut.
Baca juga: Ioniq 5, Lembaran Baru Mobil Listrik Hyundai
Daya istimewa
Ioniq 5 memang diistimewakan sejak lahir. Model Kona EV dan Ioniq EV dikembangkan dari model mobil dengan mesin berbahan bakar bensin atau hybrid. Sementara Ioniq 5 diciptakan sejak awal sebagai mobil bertenaga listrik murni. Ia dibangun di atas landasan atau platform khusus untuk mobil elektrik Hyundai bernama Electric Global Modular Platform (E-GMP).
Satu landasan itu bisa diaplikasikan pada berbagai model mobil listrik keluaran Hyundai lainnya. Dengan sedikit perubahan, misalnya mengatur aspek dimensi, platform ini bisa mengusung berbagai model bodi. Ioniq 5 adalah model pertama yang pakai platform E-GMP, diikuti oleh model Genesis GV60.
Keuntungan integrasi transmisi di motor listrik adalah meminimalkan energi yang terbuang, serta ukurannya lebih kompak.
Bonar Pakpahan, Product Expert PT HMID, menjelaskan anatomi E-GMP pada Ioniq 5. Mobil ini dilengkapi motor listrik yang terletak di bagian belakang. Unit transmisi (yang menggerakkan mobil maju atau mundur) terintegrasi dengan motor listrik ini. “Keuntungan integrasi transmisi di motor listrik adalah meminimalkan energi yang terbuang, serta ukurannya lebih kompak,” jelas Bonar.
Baterai pada Ioniq 5 tersusun secara modular di dasar platform E-GMP. Berdasarkan daya baterainya, Ioniq 5 tergolongkan menjadi dua kelas, yaitu kelas long-range (rentang jauh) dan standar. Baterai kelas long-range berkapasitas total 72,6 kWh dengan jumlah modul baterai 30 unit, berbobot baterai 453 kilogram (kg). Sedangkan kelas rentang standar berkapasitas 58,0 kWh dengan jumlah modul baterai 24 unit berbobot 370 kg.
Ioniq 5 dengan baterai rentang jauh menghasilkan tenaga maksimum 217 PS, sedangkan yang rentang standar 170 PS. Sementara torsi puncak yang dihasilkan motor listriknya sama-sama 350 Nm. Tenaga itu disalurkan untuk memutar roda belakang. Ya, Ioniq 5 yang diperkenalkan di Indonesia ini varian berpenggerak roda belakang. Di dunia, Ioniq 5 diluncurkan juga dalam varian penggerak empat roda (AWD).
Baca juga: Unjuk Kebaruan Teknologi Otomotif di IIMS Hybrid 2022
Jarak tempuhnya terbilang mengagumkan. Berdasarkan standar WLTP, yang biasanya nyaris sesuai dengan kenyataan, baterai kelas rentang jauh bisa menempuh jarak hingga 481 kilometer dalam kondisi terisi penuh. Sementara baterai kelas rentang standar mampu melahap 384 kilometer.
Selain untuk menggerakkan mobil, tenaga baterainya bisa memasok daya untuk perangkat elektronik bawaan. Tak sekadar ponsel, perangkat rumah tangga, misalnya microwave, mesin pembuat kopi, atau pun skuter listrik bisa memakai daya listrik dari baterai. Tersedia soket listrik di bawah jok baris kedua untuk mengisi daya peralatan yang dibawa ke dalam kabin.
Tak berhenti di situ, daya baterainya juga bisa mengaliri perangkat di luar mobil dalam keadaan mobil mati. Fitur ini bernama vehicle-to-load (V2L). Baterai mobil ini dapat memasok daya maksimal hingga 3,6 kW, atau 3.600 watt, setara dengan daya listrik satu rumah. Jadi, mobil ini bisa menerangi dan memfungsikan peralatan elektronik di rumah ketika arus dari PLN terputus. “Atau, kalau bertemu pengguna mobil listrik yang kehabisan baterai di jalan bisa juga kasih sebagian daya listrik kita ke mobil dia,” kata Bonar.
Atau, kalau bertemu pengguna mobil listrik yang kehabisan baterai di jalan bisa juga kasih sebagian daya listrik kita ke mobil dia.
Durasi pengisian baterainya jika menggunakan arus listrik rumahan (arus AC) membutuhkan waktu lima hingga enam jam. Jika mengisi dengan arus searah (DC) berkapasitas 50 kW seperti di SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum), durasinya antara 45 menit dan 57 menit. Di masa mendatang, ketika pengisian arus DC untuk umum sudah seperti di negara maju dengan daya 350 kW, mobil ini hanya membutuhkan waktu pengisian daya hampir 18 menit dari 0 hingga 80 persen.
Materi daur ulang
Pengguna Ioniq 5 bisa menunggu pengisian baterai sembari tidur-tiduran di dalam mobil. Ruang kabinnya lega. Kursi depan untuk pengemudi dan penumpang bisa diatur ke dalam mode rileks; yakni sandaran rebah maksimal, alas duduk rendah, serta ada bantalan betis. Baris keduanya juga lega. Ruang kakinya mencapai satu meter. Jok baris kedua bisa dimaju-mundurkan dengan tombol, dan sandaran punggungnya bisa rebah sedikit.
Ruang kaki di baris pertama sebenarnya lebih panjang, yaitu 1,1 meter. Karena lantainya rata, konsol penyimpanan di antara jok pengemudi dan penumpang depan bisa dimundurkan sejauh 14 cm. Ruang bagasi belakang 527 liter, cukup lega juga. Di balik kap depan masih ada ruang bagasi (front trunk/frunk) berkapasitas 57 liter.
Kelegaan kabin Ioniq 5 tercipta berkat jarak antarsumbu roda (wheelbase) yang panjangnya mencapai tiga meter. Ini sepuluh sentimeter lebih panjang dibandingkan Hyundai Palisade, SUV yang bongsor itu. Panjang keseluruhan Ioniq 5 adalah 4,635 meter, dengan lebar 1,890 meter.
Kesan lega makin menguat dengan kaca yang menjadi atap mobil. Plafon dibuka melalui tombol dengan konfigurasi unik, yaitu “terbelah” dari tengah. Tapi atap kacanya tak bisa dibuka. Dengan plafon yang menganga lebar itu, pandangan ke arah atas seperti tak berbatas.
Selain nyaman diduduki, material joknya terbuat dari botol plastik daur ulang yang telah disterilkan, dihancurkan, lalu diparut menjadi serpihan. Serpihannya lantas dicairkan dan dipintal menjadi benang untuk membuat kain pelapis jok. Satu unit Ioniq 5 menggunakan 32 botol plastik bekas.
Ornamen pada sisi dalam pintu menggunakan bahan kertas ringan yang bisa didaur ulang. Cat di bagian pintu dan bantalan benturan (crash pad) juga disebutkan mengandung minyak yang diekstraksi dari tanaman seperti lobak dan jagung. Setiap jok bisa dihangatkan. Namun, hanya jok baris depan yang bisa didinginkan.
Pengaturan suhu jok dan kabin diatur melalui layar infotainmen 12,3 inci di bagian dasbor. Selain bisa memproyeksikan layar ponsel melalui aplikasi Apple CarPlay, layar ini juga menyuguhkan banyak informasi mengenai mobil, termasuk citra mobil dilihat dari luar ketika parkir. Di balik roda kemudi ada pula layar yang sama lebarnya untuk menampilkan informasi berkendara.
Tata suara mobil ini dilengkapi dengan delapan pelantang keluaran Bose. Jika sedang tak ingin mendengar musik, pengguna bisa menyetel suara alam artifisial, seperti suara rintik hujan, nuansa hutan, juga suara perapian. Karena deru mesin absen di mobil listrik, suara artifisial itu bisa memberi efek menenangkan.
Ioniq 5 juga disematkan fitur berkendara dalam cakupan Hyundai SmartSense, seperti yang kebanyakan produk Hyundai masa kini. Misalnya, setir bisa otomatis mengikuti lekuk marka jalan dan menjaga mobil tetap berada di tengah lajur. Lajunya juga bisa menyesuaikan kecepatan mobil di depan, bahkan dalam kondisi macet (stop and go). Akselerasi dan deselerasi kontrol laju (cruise control) ini terasa halus, tidak mengagetkan.
Meski begitu, mobil ini mampu berakselerasi maksimal karena torsi instannya yang kadang bikin kaget penumpang. Radius putarnya juga terbilang kecil meski wheelbase mencapai tiga meter. Torsi instan, penggerak roda belakang, dan radius putar kecil adalah modal penting dalam bermanuver. Primadona baru ini punya itu semua.