Kian Mantap Menyongsong Era Mobil Listrik
Tren mobil listrik perlahan tetapi pasti memperkuat lajunya di sejumlah negara. Pertanyaan tentang keberlanjutan bahan bakar fosil dan dampak lingkungannya membuat kendaraan bebas emisi itu kian dilirik sebagai alternatif jitu. Produsen pun berlomba menyongsong era baru yang disebut-sebut akan mengubah lanskap industri otomotif dunia itu, salah satunya Nissan.
Gerimis tipis membasahi Prefektur Chiba, Jepang, sekitar 45 menit berkendara dari pusat Tokyo, Rabu (6/9) pagi. Di gedung konvensi Makuhari Messe, Nissan Motor Corporation, salah satu raksasa industri otomotif dunia asal Jepang, bersiap membuka tudung produk terbarunya. Ratusan wartawan dari seluruh penjuru dunia pun menyimak.
Nissan meluncurkan generasi kedua Leaf, mobil yang 100 persen bertenaga listrik (electric vehicles/EV), dengan nama New Nissan Leaf. Generasi pertama yang diluncurkan pada tahun 2010 sukses merajai pasar mobil listrik dunia dengan penjualan global mencapai hampir 300.000 unit.
Sebagai pemimpin pasar dan pionir produsen mobil listrik massal abad ke-21, produk terbaru ini menjadi andalan Nissan untuk menjaga keunggulannya. Apalagi, pesaing terdekat seperti Tesla dan Chevrolet kian menipiskan jarak. Merek-merek besar lain juga telah memasukkan mobil listrik dalam line up produk mereka, seperti BMW, Ford, Volkswagen, dan Hyundai.
Ya, mobil listrik makin digemari konsumen, khususnya di negara-negara maju yang telah memiliki dukungan infrastruktur dan insentif pemerintah, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Eropa. Pertumbuhan pesat mobil listrik juga terjadi di China, yang saat ini menjadi negara dengan populasi mobil listrik terbesar di dunia (sekitar 700.000 unit).
Berdasarkan data yang dipublikasi International Energy Agency melalui situsnya, penjualan total mobil listrik di seluruh dunia telah menembus angka dua juta unit pada tahun 2016. Angka itu melejit jauh dari hampir nol sebelum tahun 2010.
Kondisi itu tentu saja menyuntikkan motivasi kepada produsen otomotif untuk mengembangkan mobil listrik. Apalagi, sejumlah pemerintah negara juga bersiap untuk makin membatasi peredaran mobil konvensional dan mendorong mobil bebas emisi. Bahkan, Perancis dan Inggris telah mengumumkan kebijakan untuk melarang penjualan mobil berbahan bakar bensin dan solar pada tahun 2040.
CEO Nissan Motor Corporation Hiroto Saikawa, saat mempresentasikan New Nissan Leaf di panggung peluncuran, menyebutkan, dunia sedang bergeser ke era mobil listrik. Ia memprediksikan titik balik saat mobil listrik menggantikan mobil konvensional akan terjadi pada tahun 2020-2025.
”Mobil listrik akan mengubah portofolio perusahaan-perusahaan otomotif dunia,” ujar Saikawa.
Teknologi baru
Karena itu, Nissan pun tampak serius menggarap model mobil listrik terbarunya. Keseriusan itu setidaknya terlihat dari peningkatan spesifikasi dan penyematan sejumlah teknologi baru pada New Nissan Leaf.
Di antaranya adalah peningkatan jarak tempuh menjadi 400 kilometer (pengukuran standar Jepang) dengan baterai terisi penuh atau bertambah 40 persen dibandingkan dengan kemampuan generasi pertama tanpa memperbesar ukuran baterai. Generasi terbaru ini juga dilengkapi teknologi swakendara yang disebut proPILOT, proPILOT Park, dan e-Pedal.
ProPILOT membantu pengendara bersantai kala melaju di jalur lurus, baik saat arus lancar maupun macet. Teknologi itu secara otomatis menjaga jarak dengan kendaraan di depan sekaligus mengendalikan setir agar mobil tetap pada jalurnya. Saat kendaraan di depan berhenti, proPILOT secara otomatis juga mengerem mobil.
Adapun proPILOT Park membantu pengendara memarkir mobil dengan secara otomatis mengontrol akselerasi, rem, setir, dan pergantian gigi untuk memandu mobil ke ruang parkir. Sementara itu, e-Pedal membuat pengendara dapat mengurangi kebutuhan menginjak pedal rem saat mengemudi. Cukup dengan melepas pedal gas, mobil dapat menurunkan kecepatan hingga berhenti.
Semua keunggulan model baru itu diklaim tidak terlalu mendongkrak harga jual ketimbang model lama. Saat diluncurkan pertama kali untuk pasar Jepang pada Oktober ini, harga dasar New Nissan Leaf dibanderol 3,15 juta yen (sekitar Rp 378 juta).
Vice President for Global Product Planning Nissan Motor Corporation Ivan Espinosa mengatakan, New Nissan Leaf dirancang dengan desain yang menarik, teknologi mutakhir, dan harga kompetitif untuk membuat mobil listrik dapat diakses oleh pasar yang luas.
Nissan menargetkan penjualan generasi kedua ini dapat setidaknya mencapai dua kali lipat dibandingkan generasi pertama. Adapun proporsi penjualan mobil listrik Nissan pada tahun fiskal 2016 baru mencapai 1,1 persen (62.848 unit) dari total penjualan mobil Nissan yang mencapai 5,63 juta unit.
Terkait itu, Executive Vice President of Nissan Motor Corporation Daniele Schillaci mengatakan, tinggal masalah waktu sebelum mobil listrik menggantikan peran mobil berbahan bakar fosil. Ia meyakini akselerasi pasar mobil listrik akan terpicu saat biaya produksi teknologi mobil listrik sama dengan biaya produksi mobil konvensional.
”Tahun 2025 diprediksi akan menjadi titik balik mobil listrik atas mobil konvensional,” kata Schillaci.
Pasar Indonesia
Lantas, bagaimana Nissan melihat prospek menjual mobil listrik ini di pasar Indonesia?
Pada Gaikindo Indonesia International Auto Show 2017, Nissan memamerkan salah satu produk hybrid-nya, yakni Note e-Power. Namun, Regional Senior Vice President Head of Asia and Oceania Nissan Motor Corporation Yutaki Sanada mengatakan, sampai saat ini, model mobil listrik dari Nissan belum akan memasuki pasar Indonesia.
Sanada menjelaskan, pihaknya masih harus melihat kebijakan pemerintah dalam mendukung mobil listrik. Ia mencontohkan, dukungan insentif seperti pengurangan pajak atau subsidi kepada konsumen akan membuat langkah menghadirkan mobil listrik di suatu negara lebih mudah.
Di Jepang, pembeli mobil listrik, plug-in hybrid, atau diesel bersih mendapatkan subsidi harga jual dari pemerintah. Khusus Nissan Leaf (generasi pertama), nilai subsidi itu berkisar 228.000 yen-280.000 yen (Rp 27,4 juta-Rp 33,6 juta), bergantung varian.
Meski belum memiliki target pasti kapan akan masuk pasar Indonesia, Sanada memberikan perkiraan dalam waktu 5-10 tahun mendatang hal itu seharusnya sudah dapat terwujud. Ia menilai, meski volume penjualan kecil, sangat penting untuk memperkenalkan mobil listrik kepada konsumen di Indonesia.
Global Electric Vehicles Division General Manager Nissan Motor Corporation Hugues Desmarchelier mengatakan, pihaknya ingin memperluas pasar mobil listrik ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain dukungan pemerintah, ia menyatakan perlu juga kerja sama dengan pihak swasta, seperti perusahaan listrik, untuk penyediaan infrastruktur pendukung mobil listrik. (Mohamad Final Daeng)