Raisi, Konspirasi, dan Timur Tengah
Raisi telah membuka mata masyarakat dunia akan penderitaan, nasib, dan masa depan bangsa Palestina.
![https://cdn-assetd.kompas.id/eAtYfT1Gtiw5eqYzMWi_6nQeooY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F26%2Ff3ab81b9-fc98-4f6d-8452-1b6e66641e9d_jpg.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/eAtYfT1Gtiw5eqYzMWi_6nQeooY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F26%2Ff3ab81b9-fc98-4f6d-8452-1b6e66641e9d_jpg.jpg)
Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi secara mengenaskan akibat jatuhnya helikopter yang ditumpanginya bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan rombongan, 19 Mei 2024, jelas mengguncang dunia di saat situasi Timur Tengah juga masih mengkhawatirkan.
Iran-lah satu-satunya negara yang berada di depan melawan pembantaian dan sapu bersih Israel atas Gaza, bahkan secara langsung sempat saling ”berkirim” drone dan rudal dengan negara Yahudi itu. Dalam perang Israel-Hamas yang tak kunjung selesai itu, peran Raisi sangat sentral sehingga kematiannya memunculkan dugaan adanya konspirasi.
Kematian Raisi menambah panjang daftar presiden, perdana menteri (PM), atau pemimpin yang tewas akibat kecelakaan pesawat/helikopter sejak 1940 hingga 2024, yakni sebanyak 18 orang.
Baca juga: Daya Tahan Iran Saat Dukacita
Di antaranya, Presiden Filipina Ramon Magsaysay (1957), Sekjen PBB Dag Hammarskjold (1961), Presiden Lebanon Rashid Karami (1987), Presiden Pakistan Zia Ul-Haq (1988), Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana (1994), dan Presiden Polandia Lech Kaczynsky (2010) (The Daily Star, 20/5/2024). Semua kecelakaan tersebut juga dibayangi oleh adanya konspirasi politik.
Teori konspirasi
Teori konspirasi mungkin merupakan salah satu acuan yang paling banyak digunakan pada berbagai fenomena tidak normal (baca: konflik atau perang), selain teori Balance of Power atau Game Theory.
Teori konspirasi mempunyai sejarah yang panjang, tetapi di Amerika Serikat (AS) diklaim bahwa Central Intelligence Agency (CIA) menciptakan istilah tersebut tahun 1967 untuk mendiskualifikasi mereka yang mempertanyakan versi resmi pembunuhan John F Kennedy pada 1962 dan meragukan bahwa pembunuhnya, Lee Harvey Oswald, bertindak sendirian (The Conversation, 16/3/2020).
![https://cdn-assetd.kompas.id/VHoCOxEReJ_0k9PH0fUh7wremYM=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F22%2F8920d855-9255-4620-870e-d42e3adcb33f_jpeg.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/VHoCOxEReJ_0k9PH0fUh7wremYM=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F22%2F8920d855-9255-4620-870e-d42e3adcb33f_jpeg.jpg)
Menurut Britannica, teori konspirasi merupakan upaya untuk menjelaskan peristiwa menyedihkan atau tragis sebagai akibat dari tindakan sekelompok kecil orang yang berkuasa. Penjelasan seperti itu menolak penjelasan yang diterima seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi meskipun versi resmi mungkin dapat memperkuat adanya konspirasi itu.
Teori konspirasi meningkat prevalensinya pada periode kegelisahan, ketidakpastian, atau kesulitan, seperti selama perang, depresi ekonomi, dan setelah bencana alam, seperti tsunami atau pandemi.
Makna ”teori konspirasi” bisa menyusut dan meluas. Frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan pandangan- pandangan pinggiran yang tidak melibatkan dugaan konspirasi.
Di sisi lain, penggunaan frasa itu cenderung dihindari ketika mendeskripsikan klaim konspirasi yang dianut oleh arus utama (mainstream). Terkait aksi terorisme, geng, atau gerakan ”keagamaan” narasi populer teori konspirasi lebih marjinal, plotnya memang tidak ada atau gambaran seram dari Pulp Fiction (fiksi sensasional murahan).
Teori konspirasi bisa saja tidak menjawab atau membuat suatu peristiwa tetap gelap. Di situlah keunikan teori yang dekat dengan spekulasi ini. Fakta ini dibuktikan dengan banyaknya teori konspirasi yang muncul setelah peristiwa 9/11 (2001) dan pembunuhan John F Kennedy yang terangkum dalam 2.000-an volume buku dan hingga kini tetap misteri.
Yang pasti, Raisi telah membuka mata masyarakat dunia akan penderitaan, nasib, dan masa depan bangsa Palestina.
Ada dua versi teori konspirasi ini, yaitu versi ekstrem yang mengklaim bahwa CIA benar-benar menciptakan istilah tersebut, di mana kata ”konspirasi” dan ”teori” belum pernah digunakan secara bersamaan sebelumnya.
Sementara versi yang moderat mengakui bahwa istilah tersebut muncul sejak 1870, tetapi mulai populer sejak 1950-an. Versi ini mengklaim bahwa CIA sengaja menciptakan konotasi negatif dan mengubahnya menjadi alat propaganda politik yang semakin luas penggunaannya, seperti diungkapkan Lance DeHaven-Smith dalam bukunya, Conspiracy Theory in America (2014).
Konspirasi kematian Raisi
Raisi adalah Presiden pertama Iran yang meninggal saat menjabat sejak 1981. Sementara Mohammad-Ali Rajai tewas akibat bom hanya sebulan setelah menduduki posnya, dan digantikan oleh Ali Khamenei.
Ketika Raisi, yang digambarkan berhaluan ultra-konservatif dan sangat dekat dengan Ayatullah Khomeini dan Khameini, menggantikan Hassan Rouhani, dunia cemas menantikan sikapnya dalam menghadapi Presiden AS Donald Trump yang dekat dengan kelompok ultra-kanan (far right).
Indikasinya, serangkaian perundingan untuk menghidupkan kembali Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) hingga kini mengalami kebuntuan karena Presiden AS Joe Biden justru melanjutkan kebijakan Trump untuk merombak total perjanjian itu.
Raisi memimpin Iran di saat yang amat sulit, baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, para konspirasi (conspiracist) mengajukan sejumlah spekulasi. Di antaranya, pertama, dan paling sering diungkapkan adalah konspirasi untuk menghidupkan kembali sistem monarki di bawah Ali Reza Pahlevi, putra Shah Reza, yang disingkirkan melalui Revolusi Iran tahun 1979.
Revolusi ini menyebabkan keluarga dan kroni Pahlevi cerai-berai ke sejumlah negara, seperti Mesir, AS, dan sejumlah negara Eropa Barat.
![https://cdn-assetd.kompas.id/P5YZOTN8pZ3GZZSjHd9IbPWC6mo=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F21%2Fab64a059-36ec-4cfe-bad9-f345bdfcfc1a_jpeg.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/P5YZOTN8pZ3GZZSjHd9IbPWC6mo=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F21%2Fab64a059-36ec-4cfe-bad9-f345bdfcfc1a_jpeg.jpg)
Kedua, kelompok oposisi di pengasingan (National Council of Iran Resistance/NCRI) yang ingin menggulingkan rezim teokratik Iran. Pada 2022, NCRI mengungkapkan Iran memiliki program pembuatan senjata nuklir yang hampir siap pakai, yang mengakibatkan Iran digempur habis-habisan dengan berbagai macam sanksi.
Ketiga, dunia Arab (Sunni), yang berusaha mencegah meluasnya ekspansi Syiah di Timur Tengah. Padahal, kelompok Syiah memang sudah ada di sejumlah negara Arab, seperti di Irak, Suriah, Bahrain, Yaman, dan Arab Saudi, bahkan sejak sebelum revolusi.
Keempat, Israel tidak pernah nyaman dengan Iran dan masih meniupkan ancaman mantan Presiden Mahmud Ahmadinejad untuk ”menghapus Israel dari peta” (wipe Israel off the map) meski ancaman itu hanya sekali disampaikan pada 2005.
Elite keagamaan Israel tampaknya memang menghendaki adanya ”musuh abadi” demi mempertahankan kekuasaannya karena sejak Musim Semi Arab (Arab Spring), negara-negara Arab sudah tidak dianggap sebagai ancaman.
Kelima, adanya persaingan internal di antara para pemimpin agama di Iran mengingat Ayatullah Khameini sudah berusia 85 tahun. Raisi dikenal dekat dengan berbagai kalangan pemerintah legislatif, yudikatif, Garda Revolusi, dan elite teokrasi. Ia sejak lama digadang-gadang akan menggantikan (natural successor) Khamenei; sementara kelompok lain menjagokan Mojtaba Khameini (putra Ali Khameini).
Keenam, Israel tidak suka melihat keakraban hubungan Azerbaijan-Iran. Azerbaijan, salah satu negara Islam di kawasan Kaspia, memiliki hubungan diplomatik yang erat dengan Israel. Sekitar 60 persen alat utama sistem persenjataan (alutsista)-nya disuplai oleh Tel Aviv (SIPRI, 2021).
Dalam perang Israel-Hamas yang tak kunjung selesai itu, peran Raisi sangat sentral sehingga kematiannya memunculkan dugaan adanya konspirasi.
Di bawah Presiden Ilham Aliyeh, Azerbaijan menjalin hubungan erat dengan Raisi, di antaranya melalui proyek bersama bendungan Qiz Qalasi, di Sungai Aras di perbatasan kedua negara, yang diresmikan sebelum jatuhnya helikopter.
Dunia kini menunggu hasil investigasi Badan Keselamatan Penerbangan Iran. Walakin, teori konspirasi ini tetap tidak akan hilang meskipun, misalnya, dibuktikan penyebab jatuhnya helikopter yang membawa Raisi murni karena kecelakaan. Dalam dunia penerbangan diakui bahwa sebuah sekrup kendur atau sedikit keretakan (metal fatigue) pada bagian pesawat/helikopter sudah dapat berakibat fatal.
Masa depan Gaza dan JCPOA
Kematian tragis Raisi jelas meninggalkan sejumlah pending matters yang amat bagi Timur Tengah, di antaranya nasib rakyat Palestina di Gaza dan kelanjutan perundingan JCPOA. Menurut Hamidreza Azizi dan Erwin van Veen dari Clingendael (5/3/2024), di bawah Raisi, Teheran telah mencapai tiga tujuan keamanan regional secara bersamaan.
Pertama, menjaga pencegahan terhadap potensi serangan langsung AS/Israel. Kedua, meningkatkan biaya kampanye militer Israel di Gaza kepada AS dan sekaligus menghindari konflik regional berintensitas tinggi. Ketiga, memperkuat koherensi poros perlawanan (Axis of Resistance) menghadapi aksi balasan AS dan Israel.
Keterlibatan Iran dalam perang Hamas-Israel berimplikasi signifikan terhadap perekonomian Iran yang sudah sulit; ditandai dengan devaluasi mata uang, berkurangnya pendapatan pemerintah, inflasi yang tinggi, berkurangnya ekspor minyak, dan melemahnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Melalui dukungannya terhadap Hamas di Gaza, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa Iran akan mengalami kontraksi PDB sebesar 5 persen.
Namun, besarnya biaya yang dikeluarkan Iran untuk membantu Hamas ternyata berbuah ”manis” sehingga Geopolitical Monitor (13/12/2023) menyatakan bahwa Iran-lah yang sesungguhnya diuntungkan oleh adanya konflik Gaza (the real beneficiary of the Gaza conflict).
Ketegasan Raisi dalam masalah Gaza telah menggagalkan percepatan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel, serta perubahan besar-besaran opini publik dunia terhadap Tel Aviv. Ditambah pula Menlu Iran Amir-Abdollahian, yang melakukan sejumlah tur kawasan dalam rangka ”diplomasi perlawanan” (Resistance Diplomacy), mengimbangi tur yang sama oleh Menlu AS Anthony Blinken di kawasan untuk mencari dukungan bagi Israel.
![https://cdn-assetd.kompas.id/iKPBU3aIX1G2tOZlTpsAR9jaU4g=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F24%2F3ba8c0ef-49fc-4b8d-aa53-812ac3a2a0ff_jpg.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/iKPBU3aIX1G2tOZlTpsAR9jaU4g=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F24%2F3ba8c0ef-49fc-4b8d-aa53-812ac3a2a0ff_jpg.jpg)
Masa depan JCPOA sendiri hingga kini masih tidak menentu karena tidak adanya kemauan politik para penanda tangan. Akibatnya, Raisi mengumumkan bahwa Iran akan meningkatkan program nuklirnya meskipun masih belum tertarik untuk membuat bom (Chronicle, 20/5/2024).
Presiden Biden memang telah berupaya menghidupkan kembali JCPOA meskipun dibayangi oleh ”keterlambatan dan kesalahan perhitungan” (delays and miscalculations).
Untuk menciptakan momentum baru pada musim panas 2023, telah dicapai ”pemahaman tak tertulis” (unwritten understanding) bahwa AS akan mencairkan (unfreeze) 6 miliar dollar AS aset Iran dan melunakkan sejumlah sanksi, dan sebagai imbalannya Iran akan menghentikan perluasan program nuklirnya dan mengurangi ketegangan di Irak dan Suriah.
Namun, serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menyebabkan kesepakatan ini ”dibuang ke tempat sampah”.
Raisi pernah mengatakan, ”Merupakan kehormatan bagi saya untuk melawan kemunafikan” (It is my honor to fight against hypocricy), oleh karena itu konspirasi akan terus ada. Yang pasti, Raisi telah membuka mata masyarakat dunia akan penderitaan, nasib, dan masa depan bangsa Palestina.
Dian WirengjuritDuta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Islam Iran dan Turkmenistan (2012-2016)
![Dian Wirengjurit](https://cdn-assetd.kompas.id/tU_YlqxOMwG49Y8xFI-v-YIZp7s=/1024x575/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F09%2F01%2Fdian-wirengjurit_1598913162_jpg.jpg)
Dian Wirengjurit