Mudik Lebaran memacu gerak perekonomian. Konsumsi masyarakat meningkat.
Oleh
EDITORIAL
·2 menit baca
Mudik Lebaran bukan sekadar berbondong-bondong ke kampung halaman atau kota kelahiran. Ada kegiatan ekonomi dan perputaran uang yang mengiringinya.
Mudik menjelang Lebaran bagaikan ritual tahunan. Jutaan orang menuju ke udik, bertemu keluarga, kerabat, dan teman masa kecil. Mudik juga seperti mengisi ulang energi yang diperas nyaris setahun di perantauan.
Lebaran berbalut keriangan itu memutar roda ekonomi. Ekonomi Lebaran, antara lain, dari pergerakan warga yang mudik, belanja oleh-oleh pemudik, serta uang yang dibawa dan dibelanjakan di kampung halaman.
Ekonomi juga bergerak dari kiriman uang pekerja migran Indonesia untuk keluarga mereka menjelang Idul Fitri, yang lantas dibelanjakan. Ada pula belanja daring yang setidaknya melibatkan penjual dan pembeli, perusahaan logistik, dan kurir pengantar barang.
Di kota kelahiran, sebagian pemudik tak hanya berdiam di rumah, tetapi berwisata. Kegiatan belanja jasa ini pun menambah kencang putaran roda ekonomi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif senilai Rp 276,11 triliun. Proyeksi ini dipengaruhi pergerakan orang, yang menurut Kementerian Perhubungan ada potensi pergerakan 193,6 juta orang pada periode Lebaran 2024. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan 2023 yang 123,8 juta orang.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran uang pada Lebaran 2024 sebesar Rp 157,3 triliun. Angka ini dihitung dari jumlah keluarga yang mudik dikalikan rata-rata uang yang dibawa, yakni Rp 3,25 juta per keluarga. Jumlah keluarga, yang diasumsikan beranggotakan empat orang, dihitung dari potensi 193,6 juta orang yang bergerak di masa Lebaran. Dengan demikian, ada 48,4 juta keluarga yang masing-masing membawa Rp 3,25 juta.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran uang pada Lebaran 2024 sebesar Rp 157,3 triliun
Jajak pendapat Litbang Kompas pada 18-20 Maret 2024 menyebutkan, 55,65 persen dari 505 responden menyiapkan anggaran lebih besar untuk Lebaran tahun ini dibandingkan tahun lalu. Nilainya bervariasi. Sekitar 17,3 persen responden mengalokasikan dana itu dari tunjangan hari raya (THR).
THR 2024, yang dibagikan untuk aparatur negara dan pensiunan, turut menghangatkan kegiatan ekonomi. Tahun ini THR diberikan secara utuh, setelah pada 2020-2023 dipotong akibat pandemi Covid-19. Secara keseluruhan, anggaran pemerintah untuk THR Rp 48,7 triliun.
Tambahan uang ini menambah daya beli masyarakat penerimanya, yang nantinya dibukukan pada konsumsi rumah tangga. Pergerakan orang di masa Lebaran serta belanja barang dan jasa yang menyertainya diyakini berdampak terhadap perekonomian Indonesia.
Konsumsi rumah tangga, yang selama ini menyumbang lebih dari 50 persen produk domestik bruto berdasarkan pengeluaran, akan terpacu. Pada akhirnya, hal ini turut menjaga pertumbuhan ekonomi 2024.