logo Kompas.id
OpiniInsiden Pilot Batik Air
Iklan

Insiden Pilot Batik Air

Harusnya mereka bisa berkomunikasi secara terbuka dengan ”ground crew” yang memeriksa kesehatan mereka sebelum terbang.

Oleh
EKO SRI WIBOWO
· 2 menit baca
Gambaran radar Batik Air BTK6723 yang keluar dari jalur setelah dua pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit dalam penerbangan Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada 25 Januari 2024.
DOKUMEN INVESTIGASI KNKT

Gambaran radar Batik Air BTK6723 yang keluar dari jalur setelah dua pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit dalam penerbangan Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada 25 Januari 2024.

Pada 25 Januari 2024, publik akhirnya mengetahui adanya insiden Batik Air rute Kendari-Jakarta yang mengalami situasi berpotensi bahaya, yakni pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit.

Mengamati area di atas Jawa Barat yang digambarkan oleh Kompas, 10 Maret 2024, publik dapat membayangkan kemungkinan pesawat dapat menyasar ke laut lepas jika mereka tertidur lebih lama lagi, yaitu ke Samudra Hindia. Lebih parah lagi jika pesawat berpotensi menabrak gunung jika kondisi otopilot diberlakukan di ketinggian yang tidak aman. Kedua potensi insiden ini dapat berakibat fatal bagi 153 penumpang pesawat.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000