Jalan baru China ini seharusnya membuat dunia, termasuk Indonesia, untuk sarana membaca ekonomi China ke depan.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Di saat perekonomian China stagnan, tak ada jalan lain untuk mencari jalan baru. Pencarian ini membutuhkan waktu, tetapi harus ditempuh.
China menetapkan target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk 2024. Di tengah kondisi ekonomi China yang lesu, target ini terbilang ambisius. Presiden China Xi Jinping dan pemerintahannya menyadari hal ini.
Kini, tantangan China adalah menemukan jalan baru untuk memulihkan perekonomian. Salah satu caranya dengan membangun industri yang penting bagi daya saing masa depan, mulai dari kecerdasan buatan hingga eksplorasi ruang angkasa (Kompas.id, 5/3/2024).
Target pertumbuhan China ini tergolong rendah selama satu dekade terakhir. Akan tetapi, angka 5 persen cukup optimistis pada saat kondisi sejumlah sektor di China tengah bermasalah, mulai dari properti hingga ekspor mereka. Secara keseluruhan China juga mengakui kalau fondasi ekonomi mereka sangat rapuh.
Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mereka tidak lagi bergantung pada cara-cara lama. Pejabat China telah memahami masalah ini dengan mengatakan, pemerintah akan mengubah model pembangunan China. Pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5 persen hanya untuk menjaga lapangan kerja dan kemungkinan risiko ekonomi. Mereka masih berambisi untuk kembali membuat loncatan.
Dalam rumus pertumbuhan ekonomi, pergerakan dalam waktu cepat bisa dilakukan adalah meningkatkan konsumsi masyarakat. Rencana ekonomi baru yang diumumkan pada hari Senin bertujuan, salah satunya, untuk meningkatkan belanja konsumen dengan mengatasi tantangan demografis negara tersebut, termasuk kebijakan yang mendesak masyarakat untuk memiliki lebih banyak anak karena populasi menua di Tiongkok menghadirkan risiko struktural terhadap prospek ekonomi jangka panjang. Kebijakan lebih banyak anak akan menjaga pasar pada masa depan.
Rencana tersebut juga mencakup langkah-langkah lain. Beberapa langkah itu, antara lain, menghilangkan pembatasan investasi asing di bidang manufaktur dan membuat komitmen baru untuk bersaing secara global dalam teknologi seperti komputasi kuantum, mahadata, dan kecerdasan buatan, serta eksplorasi ruang angkasa. Melihat rencana itu, China sangat serius dengan pengembangan teknologi digital sebagai sumber pengembangan ekonomi masa depan.
Jalan baru China ini seharusnya membuat dunia, termasuk Indonesia, membaca ekonomi China ke depan. Dengan demikian, negara lain yang terkait erat dengan China bisa bersiap untuk bekerja sama ataupun membuat perencanaan ekonomi yang bisa menguntungkan mereka. Tak salah juga apabila negara-negara tersebut menimbang risiko yang mungkin muncul dari jalan baru China.