Program makan siang gratis seyogianya dilakukan secara selektif dengan penerima manfaat terfokus pada siswa dari keluarga miskin. Apabila dilakukan secara menyeluruh di berbagai tingkatan SD, SMP, dan SMA, akan menyedot APBN yang luar biasa banyak.
Menurut kalkulasi Indonesia Food Security Review (IFSR), program makan siang gratis perlu biaya 30 miliar dollar AS atau Rp 450 triliun. Angka ini didapatkan jika menggunakan indeks 1 dollar AS per makan. Persoalan gizi yang menonjol di kalangan remaja atau anak sekolah adalah anemia karena kurang zat besi. Ini berarti peningkatan konsumsi pangan hewani dalam menu program makan siang gratis harus diperhatikan.
Implementasi program makan siang dan susu gratis bisa didahului dengan studi banding ke sejumlah negara maju untuk melihat manajemen, pembiayaan, dan infrastruktur pendukung (dapur, kantin, dan lunch hall di tiap sekolah). Isu keamanan pangan harus menjadi perhatian dalam program kolosal yang menyangkut penyediaan makanan lengkap (meals) untuk menghindari bahaya keracunan.
Di Amerika Serikat, School Lunch Program diselenggarakan sejak tahun 1946 dan hingga saat ini masih eksis. Memang tidak gratis sepenuhnya, tetapi bagi siswa miskin mereka mendapat subsidi untuk membeli makan siang di kantin sekolah dengan harga lebih murah.
Sementara penanganan tengkes harus tetap menyasar anak-anak balita. Di AS, program Women, Infants, and Children (WIC) memberikan voucer tiap bulan kepada anak balita dan ibu hamil dari keluarga miskin. Voucer tersebut antara lain bisa ditukar dengan 12-15 liter susu per bulan, telur, sereal, peanut butter, pure orange juice, dan sayuran/buah. Program gizi di AS menggunakan pendekatan food-based untuk mencegah kurang gizi di kalangan anak balita dan ibu hamil. Pemberian voucer dalam program WIC ini bisa ditiru di posyandu-posyandu di Indonesia asal data keluarga miskin by name by address tersedia dengan baik.
ALI KHOMSAN
Perumahan Tanah Baru, Bogor, Jawa Barat
Teliti Hadiah Undian
Pada 18 Januari 2024, saya menerima pesan Personal Assistant Kuningan City bahwa saya menang undian dan mendapat hadiah JBL Endurance Peak II senilai Rp 1.819.300,00 dan diharapkan membayar pajak sebesar 5 persen sebelum mengambil hadiah serta melengkapi dengan KTP dan NPWP.
Pada 23 Januari, saya datang untuk mengambil hadiah. Petugas mengambil foto saya untuk dokumentasi. Sayangnya, barang yang merupakan hadiah tersebut tidak dapat berfungsi karena tidak bisa dinyalakan. Jadi, alih-alih saya mendapat hadiah, ternyata saya malah rugi karena sudah membayar pajak untuk sesuatu yang tidak berfungsi.
Masalah ini sudah saya laporkan pada 25 Januari dan sampai sekarang tidak ada berita apa pun. Saya menulis surat pembaca ini supaya kalau ada pembaca yang mendapat ”hadiah” untuk berhati-hati dan coba menyalakan fungsinya sebelum hadiah dibawa pulang sehingga tidak menjadi korban seperti saya.
Wadyono Suliantoro
Kuningan, Jakarta Selatan
Gagal Buka Toko Indomaret
Pada 9 September tahun lalu, kami mengikuti acara Info Franchise and Business Concept (IFBC) 2023 di The Square Ballroom Gedung ICBC Surabaya, Jawa Timur. Saya tertarik membuka toko Indomaret saat pameran franchise tersebut, lalu mengajukan permohonan yang dilayani oleh Saudara Raga.
Pada 26 Oktober 2023, kami telah melakukan pembayaran biaya survei lokasi sebesar Rp 4 juta yang kami transfer ke rekening PT Indomarco Prismatama. Uang akan dikembalikan jika pengajuan ditolak. Kami juga menyertakan dokumen, seperti fotokopi sertifikat dan IMB ruko.
Sayang, setelah itu Saudara Raga sulit dihubungi. Baru pada 16 November 2023 dia menghubungi dan mengabarkan permohonan kami ditolak.
Sampai surat pembaca ini saya tulis, Senin (26/2/2024), uang biaya survei belum dikembalikan atau kami terima.
Saya telah komplain kepada atasannya, Saudara Josua, yang berjanji mengecek ke Saudara Raga. Sampai sekarang saya belum dihubungi mereka lagi.
Daniel Thie
Satelit Indah, Surabaya