Dengan analitik data transaksi, UKM memiliki peluang besar meningkatkan penjualan dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Oleh
MANEREP PASARIBU
·4 menit baca
Usaha kecil menengah (UKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Kontribusi UKM juga signifikan dalam menciptakan lapangan kerja. Salah satu cara bagi UKM untuk berkinerja lebih baik adalah dengan memanfaatkan analitik data.
Untuk itu perlu dukungan dari pemerintah, pebisnis, dan akademisi dalam menganalisis data transaksi yang menciptakan pengetahuan baru dan mengetahui perilaku pelanggan agar dapat dilayani lebih baik. Kuncinya, UKM sebaiknya menghindari perang harga dan melakukan analitik data transaksi agar bertumbuh dalam pendapatan atau penjualan.
E-dagang adalah proses jual-beli, transfer, tukar produk, dan mendapatkan informasi melalui komputer dengan internet (Bhat dkk, 2016). Dengan aktivitas bisnis e-dagang, perusahaan memperluas jangkauan konsumen, dimana saja dan kapan saja.
Selain itu, terjadi proses transaksi konvensional (mendatangi secara fisik ke toko untuk membeli), telah berubah menjadi modern dengan transaksi digital, dan transaksi jarak jauh. Masyarakat berbudaya kolektif, seperti Indonesia dan negara lain di Asia, mengutamakan hubungan sosial, yang mudah terpenuhi kebutuhan hidup melalui internet dan e-dagang (Chen, 2020).
Sementara data transaksi yang dihasilkan e-dagang sangat bernilai tinggi apabila dilakukan analisis. Analisis ini bertujuan mengungkit kekuatan data untuk memperoleh pengetahuan baru tentang perilaku. Dan, keinginan pelanggan pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan pendapatan.
Karena itu e-dagang telah menjadi fenomena global yang merevolusi cara bisnis. Dengan analitik data transaksi, UKM memiliki peluang besar meningkatkan penjualan dan menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batasan geografis atau waktu operasional toko fisik.
Bahkan e-dagang sangat cepat dimanfaatkan berbagai korporasi dalam meningkatkan pendapatan, perluas sajian produk, menemukan pengetahuan baru tentang penjualan elektronik, bahkan menjual produk dari e-dagang perusahaan lain dengan alih daya (outsourcing), lalu memfokus mengetahui keinginan pelanggan sehingga dapat melayani pelanggan dengan baik.
Alibaba, Amazon maupun Netflix, sebagai contoh merupakan platform pembelian dimana saja, dan kapan saja, termasuk penjualan dengan produk dari perusahaan lain.
E-commerce di Indonesia?
E-dagang di Indonesia sangat berbeda dengan di luar negeri. Para pelaku e-dagang di Indonesia lebih cenderung melakukan perang harga dengan potongan harga yang parah. Ini karena penyajian produk masih terbatas, tidak menganalisis data transaksi dan kurang membangun pengetahuan tentang perilaku pelanggan dan produk baru. Akibatnya, pengusaha UKM tertekan pendapatannya bahkan merugi karena pelbagai biaya.
Padahal, UKM dapat mengadopsi analitik data e-dagang dengan berbagai manfaat, seperti memperluas jangkauan pasar secara drastis. Dengan menganalisis data transaksi, dapat diketahui perilaku dan kebutuhan pelanggan agar penjualan meningkat, serta menghindarkan perang harga.
Pelaku e-dagang di Indonesia cenderung perang harga.
Contoh sukses UKM di Indonesia yang telah menerapkan e-dagang adalah, Warung Makan Bu Tini. Sebelumnya, warung ini hanya mengandalkan pelanggan lokal di daerah tempat usahanya. Namun, setelah penjualan melalui platform e-dagang, warung ini berhasil menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia.
Dengan media sosial dan laman internet sebagai saluran pemasaran utama dan analitik data, Warung Makan Bu Tini dapat menampilkan menu makanan lezat dan menjalin komunikasi langsung dengan pelanggan yang potensial.
Selain itu, mereka juga menyediakan layanan pengiriman untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan hidangan lezat langsung ke pintu mereka.
Keberhasilan e-dagang dari Warung Makan Bu Tini bukan hanya meningkatkan penjualan saja, tetapi juga mengelola inventaris makanan segar secara efisien dan meningkatkan efektivitas bisnis.
Contoh lainnya adalah Rumah Batik Ibu Susi. Melalui laman internet dan toko daring, Rumah Batik Ibu Susi berhasil menjangkau pasar global dan memiliki pelanggan berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia.
Kesimpulan
Pada era digital sekarang ini, e-dagang telah membuka peluang baru bagi UKM untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Dengan menerapkan strategi bisnis yang tepat, dengan memanfaatkan keunggulan teknologi digital, UKM dapat meningkatkan visibilitas bisnis dengan daring, menjangkau lebih banyak konsumen, dan meningkatkan penjualan.
E-dagang tidak hanya memudahkan UKM menjual produk secara daring, tetapi juga menyediakan berbagai fitur dan layanan yang membantu pelanggan mudah memperoleh akses pembelian. Dari pilihan platform e-dagang yang beragam hingga sistem pembayaran elektronik yang aman dan cepat, semua itu menjadi alat penting bagi UKM mengoptimalkan operasi.
Namun demikian, sebelum menggunakan e-dagang sebagai sarana penjualan, UKM perlu mempertimbangkan baik kelebihannya maupun kekurangannya. Mereka harus siap menghadapi tantangan seperti persaingan sengit di dunia maya serta biaya investasi awal untuk bangun toko daring.
Untuk mencapai kesuksesan dengan menggunakan e-dagang, lakukan analitik data transaksi penjualan untuk memahami profil target pasar agar kampanye pemasaran lebih efektif. Optimalkan pula tampilan situs internet atau aplikasi melalui desain yang ramah pengguna agar konsumen nyaman saat berbelanja. Hindari perang harga, bangun peningkatan kemampuan analitis data transaksi penjualan, dan kelola data transaksi dengan baik melalui analitik data.
Manerep Pasaribu adalah, dosen Pascasarjana PPIM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI dan anggota Indonesia Management Strategic Society (ISMS).