Jangan kalah dari Vietnam. Mengapa tidak kita sendiri yang memanfaatkan pasar negeri ini?
Oleh
REDAKSI
·3 menit baca
Selain dimeriahkan oleh produsen kendaraan dari Asia Timur, Indonesia International Motor Show atau IIMS 2024 di Jakarta juga diramaikan oleh VinFast, produsen asal Vietnam.
VinFast ini sangat ambisius. Bulan September 2017, VinFast memulai pembangunan pabrik di Hai Phong, Vietnam. Hanya dalam 21 bulan, pabrik itu sudah beroperasi. Pabrik itu kemudian memproduksi tidak hanya mobil, tetapi juga sepeda motor listrik hingga bus listrik.
Musim gugur 2018, tepatnya di ajang Paris Motor Show, telah diperkenalkan LUX SA2.0 dan LUX A2.0, dua tipe mobil VinFast, yang didesain oleh Pininfarina. Sebelum membantu VinFast, Pininfarina juga telah berkolaborasi dengan raksasa-raksasa otomotif seperti General Motors, Mitsubishi, dan Ferrari.
Tidak sampai lima tahun sejak pabrik berdiri, tepatnya pada tahun 2021, VinFast mengumumkan hanya akan memproduksi kendaraan listrik. Pada ajang IIMS 2024, VinFast pun memboyong mobil-mobil listriknya yang ditawarkan dengan harga bersaing.
Karena populasi Vietnam hanya kurang dari 100 juta orang, VinFast pun berupaya berekspansi hingga seberang lautan. Kuartal I-2022, VinFast dan pemerintah Carolina Utara, Amerika, telah menyepakati pembangunan pabrik di lahan seluas 800 hektar. Tahun depan, pabrik berkapasitas produksi 150.000 kendaraan per tahun ditargetkan selesai dibangun.
Hari Sabtu (13/1/2024), Presiden Joko Widodo telah pula meninjau pabrik VinFast di Hai Phong, Vietnam. Presiden berkeliling pabrik, bahkan sempat mencoba duduk di dalam salah satu mobil VinFast. ”Kami mendukung penuh rencana investasi VinFast di Indonesia,” ujar Presiden, berbicara di samping Chairman VinFast Pham Nat Vuong.
VinFast memang berminat membangun pabrik di Indonesia. VinFast tidak melewatkan potensi pasar di Indonesia yang berpopulasi sekitar 280 juta orang. Tahun ini juga, VinFast berencana memulai pembangunan pabrik senilai 200 juta dollar AS yang dapat menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.
Pabrik VinFast direncanakan dibangun di atas lahan seluas 240 hektar. Belum ada informasi detail terkait lokasinya, tetapi luasnya empat kali lipat dari luas lahan pabrik salah satu produsen kendaraan dari Asia Timur. Ditargetkan, VinFast dapat memproduksi 50.000 kendaraan per tahun. Sebagai gambaran, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, total penjualan mobil tahun 2023 mencapai 1.005.802 unit.
Investasi manufaktur otomotif, bahkan dari sektor apa pun, tentu kita hargai. Kita terima dengan tangan terbuka. Salah satu tujuannya, tentu saja untuk membuka lebih banyak kesempatan kerja. Walau dengan otomatisasi, harus disadari, belum tentu kebutuhan tenaga kerja juga besar.
Langkah VinFast sesungguhnya mengekor Hyundai, Morris Garage (MG), hingga Wuling Motors. Beberapa pabrikan mobil, yang baru-baru ini agresif berinvestasi di Indonesia, bahkan mengkhususkan diri pada produksi kendaraan listrik. Mereka tidak sekedar menjual produk, tetapi juga mengedukasi pasar.
Atas aksi korporasi sejumlah pabrikan mobil itu, idealnya kita sebagai sebuah bangsa dapat berkontemplasi. Mengapa tidak kita sendiri yang memanfaatkan pasar negeri ini?
Jangan kalah dari Vietnam. Jangan lupa, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Logikanya, dengan potensi pasar sebesar ini, korporasi dapat tumbuh karena tongkat kayu dan batu pun jadi tanaman di tanah ini.