Jika harus menunggu sampai usia 80 tahun, tentu banyak calon jemaah haji keburu meninggal.
Oleh
ASVI WARMAN ADAM
·3 menit baca
Tahun 2024 akan diberangkatkan 241.000 calon anggota jemaah haji Indonesia, konon kabarnya jumlah itu yang terbesar dalam sejarah (Kompas, 10 Januari 2024). Di sisi lain, beberapa tahun belakangan ini, pemerintah sudah mulai memprioritaskan calon haji lanjut usia.
Jika Pemerintah Indonesia memang serius dengan kuota di atas 200.000 orang tersebut, semua calon haji lanjut usia (lansia) dapat diberangkatkan. Namun, yang menjadi persoalan kriteria lanjut usia itu.
Tahun 2024, jemaah haji dari DKI sebanyak 7.808 orang. Dari jumlah tersebut, yang termasuk kategori prioritas lansia 396 orang (hanya 5 persen). Adapun yang termasuk kategori ini kelahiran 1930 sampai dengan 1944, berarti berusia 80 tahun ke atas.
Menurut kriteria WHO, lansia/orang tua itu berusia 80 tahun ke atas. Tampaknya Kementerian Agama menerapkan standar WHO ini. Jika harus menunggu sampai usia 80 tahun, tentu banyak calon jemaah haji keburu meninggal. Sementara itu, di Indonesia berbagai aturan menetapkan batas usia lansia adalah 65 tahun.
Jika Pemerintah Indonesia mau menerapkan aturan/kebiasaan di Indonesia mengenai lansia, maka calon jemaah haji yang berusia 65 tahun ke atas dapat diberangkatkan ke Tanah Suci semuanya tahun 2024.
Sebagai pelanggan Kompas, saya cukup duduk manis dan membalik halaman demi halaman koran untuk membaca berita hard news dan soft news. Saya tidak paham bagaimana wartawan memperoleh berita.
Bagusnya, Kompas menampilkan artikel ”Di Balik Berita”, kisah-kisah humanis wartawan sehingga pembaca mengetahui bagaimana tingkah polah para pemburu berita dengan segala suka dan dukanya.
Saat Defri Werdiono menceritakan kisahnya 48 jam ”terkungkung” bersama sapi-sapi demi misi seluk-beluk pengangkutan sapi untuk kebutuhan hari raya kurban (Kompas, 3/8/2023), saya bisa senyum-senyum saat membaca berita itu. Namun, bagaimana menderitanya sang wartawan bersama sapi-sapi?
Lain lagi kisah Pandu Wiyoga yang dihantam ombak ketika berlayar ke Pulau Serasan saat meliput bencana longsor (Kompas, 10/8/2023). Usahanya memburu berita seharian sia-sia sampai tak berani membuka aplikasi Whatsapp karena takut ditagih berita oleh editor.
Dalam mencari berita, wartawan harus gigih, pantang menyerah, dan memiliki relasi luas sehingga memudahkan dalam berburu informasi. Semua itu dilakukan untuk menyuguhkan berita terbaik dan akurat buat pembaca. Salut!
JORR 2 dari arah bandara hingga Jagorawi telah terhubung dan dapat digunakan sejak akhir tahun lalu.
Dengan dibukanya Jalan Tol Kukusan-Cinere ini, setelah Jagorawi-Jalan Raya Bogor pada tahun 2012 dan Jalan Raya Bogor-Kukusan pada 2019, kami pun harus rela membayar lebih mahal karena sistem tol terbuka. Kami tidak mempertanyakan kenaikan tarif tol jika kami mendapatkan manfaat dan kemudahan dari jalan tol ini.
Kenyataannya, pintu keluar tol Margonda dari arah Jagorawi tidak memberikan banyak manfaat, tetapi justru menimbulkan kemacetan baru di Jalan Juanda. Ini karena mobil yang keluar di pintu tol ini dibalikkan ke Jalan Juanda menuju Jalan Raya Bogor sekitar 1,4 kilometer (km) sebelum mendapatkan putaran balik (u-turn) terdekat ke arah Jalan Margonda.
Bukannya mempercepat, keluar di pintu tol Margonda malah membuat mobil-mobil yang mengarah ke Jalan Margonda perlu tambahan waktu sekitar 10 menit dan jarak tempuh yang lebih panjang (2,8 km atau 2 x 1,4 km) dibandingkan jika mobil keluar di pintu tol Jalan Raya Bogor. Akhirnya, kami tetap memilih keluar di Jalan Raya Bogor untuk menuju Jalan Margonda daripada di pintu tol Margonda meskipun harus membayar tarif tol yang baru, yaitu Rp 15.000.
Sejatinya, pengelola jalan tol bersama pemerintah kota atau dinas perhubungan dapat segera memberi solusi.
Saya sudah menulis surat serupa di harian ini pada awal Januari 2021. Namun, masih tidak ada perubahan sama sekali hingga hari ini.