logo Kompas.id
OpiniKembalinya Langit Biru dan...
Iklan

Kembalinya Langit Biru dan Udara Bersih: Cerita dari China

Belajar dari China, butuh aksi strategis nyata untuk mengatasi krisis iklim dan polusi udara.

Oleh
SUMARTONO DARMANTO
· 4 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Krisis iklim dan polusi udara menjadi salah satu hal yang paling dikritisi belakangan ini. Jakarta sering kali dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sebagai contoh pada kemarau lalu, di tanggal 15 Juni 2023, indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 157 (AQI US), terburuk di dunia.

Melihat ke Asia Timur, China khususnya Beijing pernah mengalami hal serupa pada tahun 2013. Namun, melalui sejumlah terobosan kebijakan yang mendukung pengembangan industri hijau, Pemerintah China dapat mengembalikan langit biru dan udara bersih kepada rakyatnya, sekaligus mentransformasikan ekonominya menjadi Green Superpower nomor satu di dunia.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Pengalaman China dapat menjadi contoh dan bukti bahwa perkembangan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan dapat dicapai bersamaan dengan langit biru dan udara bersih. Lantas langkah apa sajakah yang dilakukan oleh Pemerintah China yang dapat menghasilkan perubahan drastis ini?

Baca juga: Politik Udara Bersih

Aksi luar biasa

Pertama-tama, Presiden China Xi Jinping mendeklarasikan konsep ”peradaban ekologis” pada November 2012 untuk menggantikan mindset peradaban industri yang mementingkan perkembangan ekonomi di atas segalanya. Presiden Xi menekankan pentingnya harmonisasi ekologi dan lingkungan hidup dengan kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua, pada 2013 Pemerintah China meluncurkan Clean Air Plan (CAP) untuk mengatasi polusi udara. CAP dibagi menjadi dua fase. Fase pertama yang dinamakan Air Pollution Prevention and Control Action Plan (APPCAP) 2013-2017, menargetkan penurunan signifikan konsentrasi PM 2,5 di tiga pusat emisi tertinggi. Fase kedua, yang dikenal dengan nama Blue Sky War (BSW) 2018-2020, memiliki target lebih tegas, termasuk penurunan signifikan sulfur-dioksida, nitrogen-oksida, dan PM 2,5.

Untuk memenuhi target ini, China State Council mengeluarkan rencana ambisius termasuk sederetan aksi penyesuaian struktur industri untuk pengendalian polusi dan konsolidasi produksi, transisi ke sistem energi yang lebih bersih dan efisien, konservasi dan peningkatan efisiensi di seluruh sektor pengguna akhir, pengembangan sistem transportasi ramah lingkungan dan lainnya.

Di jalanan kota Shanghai dan kota-kota lain di China banyak warga menggunakan sepeda kayuh, sepeda listrik, dan sepeda motor listrik sebagai cara mengurangi polusi udara. Foto diambil pada 23 November 2017.
KOMPAS/LUKI AULIA

Di jalanan kota Shanghai dan kota-kota lain di China banyak warga menggunakan sepeda kayuh, sepeda listrik, dan sepeda motor listrik sebagai cara mengurangi polusi udara. Foto diambil pada 23 November 2017.

Ketiga, pada Maret 2018 Pemerintah China membentuk Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup (KELH) dengan mengonsolidasikan fungsi perlindungan lingkungan yang sebelumnya berada di berbagai kementerian dan lembaga. Pada Juni 2018 sampai April 2019 KELH melakukan inspeksi besar-besaran di 28 kota dengan melibatkan 18.000 pengawas lingkungan hidup untuk mengungkap permasalahan struktural dalam pembangunan industri, penggunaan energi dan mode transportasi, dan penggunaan lahan yang merugikan negara dan menyebabkan pencemaran udara.

Menurut China State Council, inspeksi dilakukan untuk menanggapi keluhan masyarakat serta menyelidiki kasus-kasus polusi berat. Kota-kota yang gagal memenuhi tanggung jawabnya dipertanyakan secara terbuka. Di mana diperlukan, tim inspeksi pusat dikirim untuk mengawasi pemerintah daerah.

Iklan

China memimpin dalam produksi industri hijau seperti panel surya, pembangkit listrik tenaga air dan tenaga angin, serta kendaraan energi baru.

Menjadi ”green superpower”

Langkah (dan insentif) yang diawali pemerintah diikuti oleh pelaku industri dan pebisnis. Hasilnya, China saat ini menjadi produsen peralatan energi ramah lingkungan terbesar di dunia, dengan nilai produksi industri konservasi energi dan perlindungan lingkungan melebihi 1,13 triliun dollar AS pada 2021.

China memimpin dalam produksi industri hijau seperti panel surya, pembangkit listrik tenaga air dan tenaga angin, serta kendaraan energi baru. Penjualan kendaraan energi baru mencapai 6,89 juta unit pada 2022, meningkat 93 persen dari tahun sebelumnya. China juga memimpin dalam jaringan kereta cepat listrik dengan 40.000 kilometer, dan ditargetkan akan memiliki 600.000 bus listrik pada 2025.

Menurut CGTN, kantor berita resmi Pemerintah China, dalam 10 tahun terakhir, kualitas lingkungan hidup dan ekologi China meningkat pesat, dengan penurunan konsentrasi PM 2,5 sebesar 57 persen dan penurunan 97 persen dalam jumlah hari dengan polusi udara berat. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tetap tinggi pada 6,2 persen dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi tahunan hanya sebesar 3 persen, sementara emisi karbon dioksida per unit PDB turun 34 persen.

Bus bertenaga listrik beroperasi di jalan-jalan Beijing, China, Februari 2018. Kendaraan bertenaga listrik adalah salah satu  menekan polusi udara di China.
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA

Bus bertenaga listrik beroperasi di jalan-jalan Beijing, China, Februari 2018. Kendaraan bertenaga listrik adalah salah satu menekan polusi udara di China.

Apa yang dapat kita lakukan

Krisis polusi udara dan iklim yang sedang kita alami membutuhkan aksi strategis nyata, yang perlu dieksekusi secara efisien dan efektif. China sudah membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan dapat dicapai bersama dengan langit biru dan udara bersih.

Jadi, apa yang dapat kita lakukan sekarang agar ke depan Indonesia juga dapat memiliki langit biru dan udara bersih, bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan?

Kita perlu segera pertanyakan kepada para kandidat calon presiden, calon wakil presiden, dan calon wakil rakyat kita, ”Apa yang akan Anda lakukan untuk mengembalikan dan menjamin langit biru dan udara bersih, dan menciptakan ekonomi hijau Indonesia?”

Baca juga: ”Tokenisme Lingkungan”

Kita pelajari jawaban mereka dengan saksama. Kita juga perlu pelajari track record mereka. Siapa di antara mereka yang memiliki reputasi baik dan selalu menepati janji mereka? Siapa di antara mereka yang memiliki kepandaian, kebijaksanaan, keberanian, ketekunan, dan kemurnian hati untuk dapat segera mengembalikan langit biru dan udara bersih kita? Catat nama-nama mereka yang memiliki nilai-nilai baik tersebut.

Di Pemilu dan Pilkada 2024, pilihlah capres, cawapres, dan wakil rakyat yang akan mengembalikan langit biru dan udara bersih kepada kita. Pilihlah mereka yang memiliki tekad dan kemampuan untuk membangun industri dan ekonomi hijau Indonesia. Ini sangat penting karena langit biru dan udara bersih sangat dibutuhkan untuk kesehatan kita. Industri dan ekonomi hijau sangat dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang lebih baik dan berkelanjutan. Semua ini krusial bagi kehidupan kita sekarang dan masa depan Indonesia yang lebih indah dan makmur.

Sumartono Darmanto, Peneliti di Tsinghua University

Facebook:Ericsd8888; Instagram: ericdarmanto

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000