Munculnya kasus polio di sejumlah daerah menunjukkan kegagalan program imunisasi dasar. Hal ini mengancam kesehatan anak-anak.
Oleh
REDAKSI
·3 menit baca
Petugas kesehatan memberikan imunisasipolio kepada seorang anak balita dalam kegiatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Posyandu Eri/Kenanga I, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Senin (8/5/2023). Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Indonesia berlangsung dari tanggal 4 hingga 10 Mei 2023.
Temuan kasus polio di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mencerminkan belum optimalnya pelaksanaan program imunisasi dasar. Ekosistem vaksinasi yang sedang tak baik menyebabkan penyakit yang pernah berhasil dieradikasi ini kembali muncul.
Tiga kasus lumpuh layuh akut (acute flaccid paralysis/AFP) akibat virus polio tipe dua telah dilaporkan. Kementerian Kesehatan mencatat, satu kasus dilaporkan di Jateng dan dua kasus dilaporkan di Jatim. Dua kasus ditemukan pada Desember 2023 dengan kronologis kasus berbeda. (Kompas.id, 5 Januari 2024)
Polio merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus polio, amat menular, menyerang sistem saraf, serta dapat menyebabkan kelumpuhan tulang belakang dan pernapasan, bahkan kematian. Virus tersebut masuk lewat mulut akibat tertelan makanan atau air yang terkontaminasi.
Penyakit ini ada sejak zaman prasejarah, ditandai gambar Mesir kuno menunjukkan anak-anak berjalan memakai tongkat, dengan anggota tubuh layuh yang jadi ciri khas penyakit itu.
Pertengahan abad ke-20, virus polio ditemukan di seluruh dunia dan membunuh ataupun melumpuhkan lebih dari setengah juta orang tiap tahun.
Kemenangan dunia melawan polio terwujud setelah awal 1950-an vaksin polio yang pertama diciptakan dokter Amerika, Jonas Salk. Sejak Majelis Kesehatan Dunia mengadopsi resolusi pemberantasan polio pada 1988, kasus virus polio liar turun lebih dari 99 persen, dari 350.000 kasus menjadi 6 kasus pada 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, dari tiga strain virus polio liar (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus polio liar tipe 2 diberantas pada tahun 1999 dan virus polio liar tipe 3 diberantas pada tahun 2020. Pada tahun 2022, virus polio liar tipe 1 yang endemik masih ada di dua negara yakni Pakistan dan Afghanistan.
Situasi di Indonesia
Indonesia telah dinyatakan eradikasi atau bebas polio oleh WHO pada 2014. Namun kejadian luar biasa polio kembali terjadi di Klaten dan Sampang akhir Desember lalu. Sebelumnya kasus polio ditemukan pada November 2022 di Aceh dan Maret 2023 di Jawa Barat, dan pada 2006 ada 305 kasus di lebih dari 10 provinsi di Jawa dan Sumatera.
Tsunami informasi di media sosial, termasuk hoaks seputar vaksin, turut memicu penolakan vaksinasi di masyarakat.
Situasi ini terjadi karena cakupan imunisasi dasar rendah. Selama pandemi Covid-19 cakupan imunisasi dasar menurun dari 84,2 persen pada tahun 2020 menjadi 79,6 persen pada tahun 2021. Hal ini berdampak pada merebaknya kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, termasuk polio.
Berbagai tantangan dihadapi dalam pelaksanaan imunisasi dasar. Sejumlah warga belum menganggap imunisasi sebagai bagian penting untuk melindungi anak dari penularan penyakit. Tsunami informasi di media sosial, termasuk hoaks seputar vaksin, turut memicu penolakan vaksinasi di masyarakat.
Selain imunisasi, polio juga bisa dicegah dengan memastikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi, kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan. Masyarakat juga perlu memastikan untuk buang air besar di jamban yang sehat. Sebab, kondisi kesehatan lingkungan buruk mempercepat penyebaran virus.
Pemberantasan polio tak cukup dengan mencanangkan pekan imunisasi nasional (PIN) dan sub-PIN. Pemerintah perlu melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk tokoh agama dan kader kesehatan, untuk mengedukasi warga tentang pentingnya imunisasi dan kebersihan lingkungan.