Operasi Penyelamatan Sukses sebagai Buah Kerja Keras JAL
Kemampuan kru pesawat JAL-516 tidak hanya soal mukzijat, tetapi kerja keras mereka memastikan prosedur keselamatan.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Hanya dalam hitungan menit, para awak kabin JAL-516 bisa mengevakuasi 367 penumpang di Bandara Haneda, Tokyo. Selain itu, semua awak kabin yang berjumlah 12 pun selamat dalam insiden tersebut. Dibayangi dengan kobaran api yang membakar sebagian sayap pesawat, seluruh proses evakuasi yang dimulai setelah pesawat Airbus A350 itu berhenti sampai semua penumpang dibawa ke tempat aman tuntas kurang dari 20 menit. Dalam teori keselamatan penerbangan, begitu kecelakaan terjadi, semua penumpang dan awak kabin sudah harus bisa dikeluarkan dari tubuh pesawat dalam waktu 90 detik (Kompas, 4/1/2023).
Kejadian-kejadian masa lalu yang menimpa maskapai itu telah menjadi pelajaran berharga bagi pimpinan, pilot, pramugari, dan staf Japan Airlines untuk terus memastikan prosedur keselamatan dipatuhi. Salah satunya adalah kejadian pada tanggal 12 Agustus 1985, penerbangan JAL-123 dari Tokyo ke Osaka. Pesawat tersebut jatuh dan menewaskan 520 dari 524 penumpang setelah kesalahan perbaikan pada bagian ekor pesawat oleh teknisi Boeing.
Berbagai kejadian sangat mungkin membekas di manajemen Japan Airlines hingga mereka berusaha mencegah agar peristiwa yang sama tidak terulang. Dalam budaya Jepang, seperti dalam laman Japan Intercultural Consulting, terdapat kultur yang disebut saihatsu boshi. Prinsip ini diartikan sebagai menghindari terulangnya masalah yang sama pada masa depan, memastikan hal yang sama tidak terjadi lagi, atau mencegah terulangnya kembali kejadian masa lalu.
Pemahaman budaya seperti itu dilakukan bahkan ketika terjadi pergantian generasi di dalam tubuh maskapai. Karyawan masuk dan keluar dari perusahaan silih berganti seiring dengan perjalanan waktu. Mereka telah membuat antisipasi agar budaya mematuhi prosedur keselamatan tetap ada sekalipun berbagai kejadian telah lampau. Mereka memberikan pelatihan dan juga membuat berbagai sarana agar generasi baru di Japan Airlines tidak mengulang kelalaian masa lalu. Salah satunya, seperti dikutip dari laman CNN, adalah membuat sebuah ruang dan mengisinya dengan peringatan tentang kejadian masa lalu. Cara ini untuk mengingatkan semua tentang keselamatan yang sangat penting.
Tidak mengherankan bila berbagai kalangan di seluruh dunia memuji kemampuan pilot dan awak kabin dalam proses penyelamatan penumpang. Mereka memang layak mendapat pujian. Semua ini merupakan buah kerja keras maskapai JAL dalam menetapkan dan membudayakan prosedur keselamatan penumpang. Tidak hanya soal prosedur yang tertulis, tetapi bagaimana mereka menerapkannya secara profesional saat kejadian. Dari video yang beredar, mereka terlihat tidak panik, tetap tenang, tetapi tegas dalam berkomunikasi dengan para penumpang. Akibatnya, penumpang tenang dan seluruh prosedur penyelamatan bisa dilakukan.