Keputusan memakamkan mantan Wali Kota Batu, terpidana kasus korupsi di Taman Makam Pahlawan Suropati, bukan datang dari LVRI.
Oleh
HBL MANTIRI
·2 menit baca
Menanggapi Surat kepada Redaksi yang ditulis oleh A Agoes Soediamhadi (Kompas, 26/12/2023), LVRI menegaskan, keputusan memakamkan mantan Wali Kota Batu yang berstatus terpidana kasus korupsi di Taman Makam Pahlawan Suropati sepenuhnya ada pada Kodim Kota Batu, Pemerintah Kota Batu, dan istri almarhum yang menjabat wali kota periode 2017-2022.
Dalam rapat untuk menentukan layak tidaknya almarhum dimakamkan di TMP, LVRI yang diwakili oleh ketua DPC Kota Batu menyatakan ”tidak menyetujui” karena tidak sesuai dengan ketentuan.
Setelah isu muncul, Ketua DPD LVRI Jatim juga telah meminta klarifikasi kepada ketua DPC Kota Batu dan mendapatkan penjelasan bahwa dalam rapat, ketua DPC Kota Batu telah menolak untuk memberikan persetujuan pemakaman yang bersangkutan di TMP.
Pada saat pelaksanaan upacara pemakaman, tidak ada satu pun anggota LVRI yang hadir sebagai deputasi.
DPP LVRI telah meminta klarifikasi dan memberikan teguran tertulis kepada Ketua DPC LVRI Kota Batu karena tidak melaporkan hal ini saat pelaksanaan upacara pemakaman di TMP.
Sebagai lembaga pejuang yang berperan penting dalam berdirinya negara RI, LVRI selalu memegang teguh dan setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila sebagaimana tertuang dalam kode etik Panca Marga.
Setiap pelanggaran yang mencoreng nama baik LVRI telah diatur dalam AD/ART LVRI berupa Kode Etik Veteran RI yang harus dipatuhi oleh setiap anggota dan ada sanksi bagi yang melakukan pelanggaran.
Pada Jumat, 22 Desember 2023, saya hendak mendaftar Baitul Arqam Purna Studi yang digelar Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam, dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Surakarta (LPPIK UMS) sebagai syarat kelengkapan wisuda strata 1 (S-1).
Di grup perpesanan Telegram, admin menyebutkan, pendaftaran dimulai pukul 13.00 dan yang mendaftar harus menggunakan e-mail mahasiswa. Saya sudah memenuhi semuanya. Ketika tiba waktu mendaftar, pukul 13.07, tautan pendaftarannya ditutup. Yang jadi pertanyaan, mengapa cepat sekali ditutup? Padahal, saya sudah menunggu di depan layar laptop. Saat mencoba menghubungi admin grup BAPS melalui Telegram, mereka kurang responsif.
Saya sangat kecewa, apakah pendaftaran BAPS ini dilakukan secara rebutan, adu cepat, atau bagaimana?