Rusia dan Indonesia dalam Langkah Mempererat Kerja Sama
Hubungan diplomatik Indonesia-Rusia membuat kerja sama kedua negara telah berkembang secara dinamis di banyak bidang.
Oleh
LYUDMILA GEORGIEVNA VOROBIEVA
·4 menit baca
Meskipun terpisahkan jarak ribuan kilometer dan beberapa zona waktu, Rusia dan Indonesia hingga saat ini berhasil untuk terus memperkuat hubungan bilateral. Fondasi hubungan kedua negara sejatinya telah diletakkan sejak pertengahan abad silam.
Sejak terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara lebih dari 73 tahun lalu, kerja sama antarnegara kita telah berkembang secara dinamis di banyak bidang. Simbol-simbol kerja sama ini di Jakarta, antara lain, dapat dilihat pada Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rumah Sakit Persahabatan, tugu patung pahlawan, serta sejumlah sarana-prasarana lain di Nusantara yang proses perancangan dan pembangunannya melibatkan para insinyur dan pematung Uni Soviet pada tahun 1960-an.
Kedua negara memelihara dialog politik yang aktif, termasuk kontak erat di antara para pemimpin negara. Pada tanggal 30 Juni 2022, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Moskwa dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, juga para kepala parlemen dan kementerian.
Interaksi antara kementerian luar negeri kedua negara juga terus ditingkatkan. Perundingan Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi berlangsung pada Juli 2023, di sela-sela rangkaian acara ASEAN dan pada September 2023, saat delegasi Rusia menghadiri KTT Ke-18 Asia Timur.
Indonesia merupakan mitra ekonomi penting Rusia. Pada akhir tahun 2022, volume perdagangan bilateral meningkat sebesar 44,8 persen dan berhasil mencapai rekor 4,8 miliar dollar AS. Rusia tidak memberikan hambatan apa pun terhadap pembelian minyak sawit Indonesia. Sebaliknya, Rusia siap meningkatkan ekspor pupuk, minyak dan produk minyak bumi, serta produk pangan, terutama biji-bijian.
Rusia mengamati meningkatnya minat dunia usaha di kedua negara. Upaya untuk memperkuat interaksi keduanya diwujudkan dalam penyelenggaraan misi bisnis yang bertujuan untuk memperluas kerja sama ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi bilateral.
Saya juga ingin menekankan fakta bahwa terdapat prospek peningkatan kualitas interaksi dalam jalur Uni Ekonomi Eurasia (EAEU). Pada April 2023, di Jakarta, telah berlangsung putaran pertama perundingan untuk menyepakati teks perjanjian perdagangan bebas antara EAEU dan Indonesia. Putaran kedua perundingan berlangsung pada Juli 2023 di Moskwa.
Saya yakin bahwa adanya perjanjian perdagangan bebas (FTA) akan mendorong perluasan perdagangan dan hubungan investasi antara kedua negara, baik dalam kerangka Uni Ekonomi maupun secara bilateral.
Indonesia merupakan mitra ekonomi penting Rusia. Pada akhir tahun 2022, volume perdagangan bilateral meningkat sebesar 44,8 persen dan berhasil mencapai rekor 4,8 miliar dollar AS.
Kami mencatat adanya peluang besar untuk membangun interaksi dalam format EAEU-ASEAN. Pada tanggal 18-22 November lalu, anggota Dewan Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia, Sergei Glazyev, berkunjung ke Jakarta untuk berpartisipasi dalam Hari Komisi Ekonomi Eurasia di Sekretariat ASEAN.
Kegiatan-kegiatan berskala besar di jalur kemanusiaan juga dilaksanakan. Pertukaran budaya, pameran, dan acara tematik lainnya diadakan secara rutin. Kami juga melihat minat yang signifikan di kalangan pemuda Indonesia untuk memperoleh pendidikan tinggi di Rusia. Untuk tahun ajaran 2023/2024, Rusia telah mengalokasikan beasiswa untuk 300 mahasiswa Indonesia di universitas-universitas Rusia.
Pada saat yang sama, Rusia memberikan perhatian khusus pada dialog antarbudaya dan antaragama. Pada Februari 2023, delegasi Rusia yang dipimpin oleh anggota Kamar Sipil Federasi Rusia (Civic Chambers of the Russian Federation), Ketua Majelis Spiritual Muslim Rusia Mufti Moskwa Albir Krganov, turut berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Penerapan Hukum Islam di Surabaya. Kegiatan itu digelar dalam rangka peringatan satu abad organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Berbicara mengenai ASEAN, saya ingin menekankan bahwa kerja sama Rusia-Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam memperdalam kemitraan strategis antara Rusia dan ASEAN. Hari jadi ke-5 kemitraan strategis ini kita peringati 14 November lalu. Sesuai dengan konsep kebijakan luar negeri Federasi Rusia yang telah diperbarui baru-baru ini, hubungan dengan ASEAN menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan luar negeri negara kami.
Rusia memiliki komitmen yang sama dengan sepuluh negara ASEAN terhadap prinsip-prinsip interaksi yang setara dan hidup berdampingan secara harmonis di antara semua anggota komunitas internasional.
Rusia memiliki komitmen yang sama dengan sepuluh negara ASEAN terhadap prinsip-prinsip interaksi yang setara dan hidup berdampingan secara harmonis di antara semua anggota komunitas internasional, tanpa memandang perbedaan dalam pemerintahan atau struktur ekonomi.
Rusia telah mengembangkan hubungan di berbagai bidang, di antaranya dalam dialog politik, kerja sama perdagangan dan ekonomi, energi, dan ketahanan pangan. Rusia adalah negara pemasok produk pertanian dan pupuk yang tepercaya. Barang-barang dalam kelompok komoditas ini sebagian besar (60 persen) diekspor ke negara-negara Asia.
Kerja sama juga dikembangkan dalam bidang pembangunan kota pintar, juga pendidikan.
Pada saat yang sama, kami juga mencatat intensifikasi upaya negara-negara Barat untuk mengikis pentingnya ASEAN dan berusaha membujuk anggotanya untuk meninggalkan mekanisme kerja sama regional yang seimbang dan transparan dengan memperkenalkan potensi strategis militer NATO ke kawasan Asia-Pasifik, serta menggunakan sengketa wilayah Laut China Selatan untuk tujuan ini.
Rusia tidak dapat menerima paradigma destruktif seperti itu dan tidak ikut menjadi pihak dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan. Rusia berprinsip untuk tidak memihak siapa pun, Rusia mendukung kerja sama nonblok yang terbuka dan saling menguntungkan bagi semua pihak, serta memperdalam proses integrasi di kediaman kita bersama di Asia.
Lyudmila Georgievna Vorobieva, Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia