Perayaan Natal berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia. Harapan terciptanya perdamaian menjadi pesan utama Natal tahun ini.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember dirayakan oleh umat Kristen di seluruh dunia. Pada tanggal itu, lebih kurang 2.000 tahun silam, umat Kristiani meyakini bahwa Yesus Kristus lahir di dunia.
Tahun ini, Natal dirayakan di tengah penderitaan warga sipil dalam konflik bersenjata di Jalur Gaza. Militer Israel menyerang Jalur Gaza dengan alasan hendak menghancurkan kekuatan Hamas pascaserangan kelompok itu ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
Konflik menelan korban tewas lebih dari 20.000 orang di Gaza, yang sebagian di antaranya perempuan dan anak-anak. Di sisi lain, seperti dilaporkan AFP berdasarkan keterangan otoritas Israel, serangan 7 Oktober menyebabkan 1.140 warga negara itu meninggal dan 250 penduduk disandera.
Natal juga berlangsung di tengah perang di Ukraina. Kalkulasi geopolitik memicu serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Akibatnya, hingga kini setidaknya 10.000 warga sipil meninggal akibat konflik bersenjata itu. Tangisan ayah dan ibu yang kehilangan anak mereka tenggelam di tengah deru mesin tank.
Natal tahun ini berlangsung pula di tengah nasib warga etnis Rohingya yang terkatung-katung setelah terusir dari Myanmar yang kini didera konflik bersenjata. Ratusan dari mereka tersebar di sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Berhari-hari di kapal kayu yang jauh dari layak, para perempuan dan anak-anak Rohingya akhirnya bisa mendarat, tetapi dengan kondisi penuh keterbatasan. Mereka pun mungkin tak berani berharap bisa hidup pantas: anak-anak bersekolah, orangtua bekerja untuk mencapai cita-cita.
Keprihatinan mendalam atas kekerasan dan kematian di berbagai tempat di dunia muncul dalam pesan Natal, urbi et orbi, yang disampaikan Paus Fransiskus dari Vatican City, Senin (25/12/2023). Pemimpin Gereja Katolik ini menyampaikan doanya agar damai terwujud di Palestina dan Israel. Ia menyampaikan pula harapannya agar para sandera dilepas.
Untuk konflik di Ukraina, Suriah, Yaman, Lebanon, Armenia, dan Azerbaijan, Paus berharap dapat segera dihentikan. ”Berapa banyak orang tak bersalah yang terbantai di dunia kita,” ungkap Paus.
Menjelang kemunculan matahari baru tahun 2024 yang kurang dari seminggu lagi, sangat tepat menjadikan semangat Natal dalam helaan napas penuh harapan. Konflik yang pelik, penderitaan tak berkesudahan akibat perang, tidak boleh mematikan harapan manusia akan terciptanya perdamaian sejati yang diidam-idamkan.
Lewat harapan damai, upaya kreatif dan perjuangan tak kenal menyerah manusia akan terus hadir. Perjuangan untuk mewujudkan perdamaian sejati.