Setengah abad telah berlalu sejak Jepang menjadi negara pertama di dunia yang memprakarsai dialog dengan ASEAN pada tahun 1973. Sejak saat itu, Jepang telah menempuh perjalanan panjang untuk pengembangan serta integrasi komunitas ASEAN bersama Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Melalui kerja sama di berbagai bidang, Jepang telah mendukung pengembangan kawasan ASEAN. Selain sebagai mitra dagang utama bagi satu sama lain, Jepang adalah investor langsung terbesar kedua di ASEAN setelah Amerika Serikat.
Selain sebagai mitra dagang utama bagi satu sama lain, Jepang adalah investor langsung terbesar kedua di ASEAN setelah Amerika Serikat.
Selama beberapa tahun terakhir, Jepang telah menanamkan investasi langsung rata-rata 2,8 triliun yen ke negara-negara anggota ASEAN setiap tahun.
Sekitar 15.000 perusahaan Jepang yang telah beroperasi di wilayah ASEAN juga merangkul vitalitas kawasan ini, yang berkembang secara dinamis ke dalam perekonomian Jepang dan menciptakan berbagai produk, layanan, serta lapangan pekerjaan, hingga berkontribusi pada pembangunan ekonomi di kawasan ASEAN.
Di Indonesia sendiri, tercatat ada sekitar 2.000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja bagi 7,2 juta orang, yang berkontribusi pada 8,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan 25 persen dari total ekspor Indonesia.
Selain itu, secara kumulatif, Jepang merupakan investor asing langsung terbesar kedua di Indonesia. Selama lebih dari 50 tahun, kedua negara telah membangun hubungan perekonomian yang sangat erat, termasuk aktivitas bisnis seperti ini.
Rasa saling percaya
Hubungan antara Jepang dan Indonesia serta negara-negara anggota ASEAN lainnya tidak semata-mata hubungan bisnis. Landasan dari hubungan persahabatan sejati antara Jepang dan ASEAN adalah hubungan saling percaya yang didasarkan pada pertukaran ”dari hati ke hati”.
Hal itu telah terjalin selama bertahun-tahun melalui pertukaran antarwarga secara luas di berbagai bidang. Pertukaran kedua negara ini terus terlanjut, baik oleh pemerintah maupun swasta, melalui berbagai upaya konkret, seperti pertukaran pemuda dan pelajar.
Presiden Joko Widodo dan PM Jepang Fumio Kishida, Rabu (27/7/2022).
Lebih lanjut, Jepang dan ASEAN telah saling membantu untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk ketika menghadapi Krisis Keuangan Asia pada tahun 1997, gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia tahun 2004, gempa bumi besar di wilayah Jepang timur pada tahun 2011, serta pandemi Covid-19 yang terjadi tahun 2019.
Dengan demikian, Jepang dan ASEAN telah membuktikan dirinya sebagai ”mitra yang dapat diandalkan”.
Saat ini, masyarakat internasional sedang berada pada titik balik sejarah dan tata tertib internasional yang bebas serta terbuka berbasis supremasi hukum menghadapi tantangan serius.
Selain itu, kita juga menghadapi tantangan yang rumit dan kompleks seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, krisis kesehatan masyarakat, digitalisasi, dan tata kelola kecerdasan buatan.
Saya bertekad untuk mempererat kerja sama bersama ASEAN berdasarkan pada ”rasa percaya” yang kokoh guna ”bersama-sama menciptakan” dunia yang damai dan stabil di mana setiap orang dapat hidup bermartabat dengan masa depan yang sejahtera serta berkelanjutan.
Kemitraan strategis komprehensif
Pada KTT Khusus untuk menyambut para pemimpin negara-negara anggota ASEAN dalam rangka memperingati 50 Tahun Hubungan ASEAN dan Jepang ini, saya ingin merangkum hubungan ASEAN-Jepang selama setengah abad terakhir, serta meluncurkan visi baru dan kerja sama konkret untuk masa mendatang.
Secara khusus, Jepang ingin menyampaikan usulan seperti program pertukaran masyarakat yang komprehensif guna memperkuat dan meneruskan kemitraan ”dari hati ke hati” ini kepada generasi selanjutnya.
Selain itu, juga inisiatif baru untuk melahirkan kebijakan dan solusi terhadap tantangan bagi ekonomi dan masyarakat kita bersama, upaya-upaya untuk memerangi perubahan iklim, termasuk promosi lebih lanjut mengenai konsep Asia Zero Emission Community, dan kerja sama industri.
Saya ingin menjadikan KTT Khusus yang bersejarah ini sebagai ”Kesempatan Cemerlang (Golden Opportunities)” untuk meneruskan ”Persahabatan Cemerlang (Golden Friendship)” yang telah lama terjalin antara Jepang dan ASEAN kepada generasi berikutnya.
Selain itu, tahun ini juga merupakan Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik antara Jepang dan Indonesia.
Saya sangat gembira karena pada pertemuan tingkat puncak dengan Presiden Joko Widodo pada September lalu, kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral yang telah berkembang di berbagai bidang berdasarkan persahabatan dan kerja sama yang telah terjalin sejak lama, menjadi kemitraan strategis komprehensif.
Lebih lanjut, selain sektor ekonomi, saya juga ingin makin mengembangkan kerja sama dengan Indonesia di bidang-bidang lain yang lebih luas, termasuk maritim dan keamanan.
Di bawah kemitraan strategis komprehensif yang baru, Jepang dan Indonesia meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai cakupan bidang yang luas dan akan berkontribusi pada perdamaian, kestabilan, dan kemakmuran, baik di kawasan maupun komunitas internasional.
Sebagai ketua G7, saya telah menjadi tuan rumah pada G7 Summit Hiroshima tahun ini, di mana Presiden Joko Widodo hadir pada sesi pertemuan outreach, dan kita sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai tantangan yang dihadapi oleh komunitas internasional, seperti pangan, perubahan iklim, dan energi.
Kami ingin meningkatkan kerja sama lebih lanjut bersama Indonesia yang merupakan kekuatan regional utama dan memegang peran penting di panggung internasional untuk menangani berbagai tantangan ini.
Di tengah kondisi masyarakat internasional yang rumit dan kompleks saat ini, kebutuhan untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara Jepang dan Indonesia juga semakin bertambah. Adalah sangat jelas bahwa Indonesia dan ASEAN merupakan mitra yang sangat penting. Maka, saya ingin membangun hubungan yang lebih erat di bawah kemitraan strategis komprehensif pada masa mendatang.
Kishida Fumio, Perdana Menteri Jepang
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, 10 Agustus 2022.