Perdagangan lintas negara membuat produk impor mudah diperoleh konsumen. Persaingan dengan produk usaha mikro, kecil, dan menengah lokal terbuka.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Kesepakatan bisnis antara Tiktok dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengawali pekan ini. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/12/2023), kedua pihak mengumumkan kemitraan strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Caranya, dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasional.
Indonesia disebut sebagai pasar terbesar kedua Tiktok. Kolaborasi Tiktok dan Tokopedia akan saling melengkapi. Sekitar 125 juta pengguna aktif bulanan Tiktok di Indonesia merupakan target konsumen bagi Tokopedia dan GoTo.
Bersamaan dengan Hari Belanja Online Nasional, Selasa (12/12), Tokopedia dan Tiktok meluncurkan kampanye Beli Lokal 12.12. Di acara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan harapannya agar e-dagang membantu pemerintah meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM Indonesia serta memberi ruang bagi produk Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2021 ada 67 juta UMKM di Indonesia. Mereka berkontribusi 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
UMKM berkontribusi 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Belum semua UMKM menjangkau pasar melalui jejaring digital secara langsung. Ada yang bergabung dengan lokapasar atau memasarkan produk melalui pihak ketiga.
Ruang bagi produk Indonesia, khususnya karya UMKM, di dalam ekosistem e-dagang, layak dicatat dengan huruf tebal. Di tengah perdagangan global yang kian masif, suatu produk dapat dengan mudah dan murah melintasi batas negara. Jika tak dilindungi, produk UMKM Indonesia bisa tersingkir karena kalah bersaing dari produk impor berharga murah.
Semangat menjaga produk UMKM Indonesia, terutama dalam ekosistem e-dagang, mesti terus dipelihara. Ekonomi digital di Indonesia berpotensi terus berkembang. Data e-Conomy South East Asia yang dirilis Google, Temasek, dan Bain and Company pada 1 November 2023 menunjukkan, e-dagang merupakan penopang utama ekonomi digital di Indonesia. Dari gross merchandise value (GMV) ekonomi digital di Indonesia senilai 76 miliar dollar AS pada 2022, sebesar 58 miliar dollar AS di antaranya dari e-dagang.
GMV e-dagang di Indonesia diperkirakan menjadi 62 miliar dollar AS pada 2023, 82 miliar dollar AS pada 2025, dan 160 miliar dollar AS pada 2030. Alangkah sedihnya jika dalam GMV atau nilai transaksi produk yang terjual dalam kurun waktu tertentu tersebut porsi produk UMKM sangat kecil.
Pemerintah Indonesia mesti melindungi produk dalam negeri, khususnya produksi UMKM. Caranya, antara lain, menerapkan persyaratan ketat bagi produk impor. Apalagi jika produk serupa bisa diproduksi UMKM Indonesia.