logo Kompas.id
OpiniVisi-Misi Pangan dan Pertanian...
Iklan

Visi-Misi Pangan dan Pertanian Capres-Cawapres

Dalam program yang disusun untuk mewujudkan visi-misi para capres dan cawapres lebih terfokus pada pendekatan produksi.

Oleh
ERIZAL JAMAL DT TUMANGGUANG
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xLxM1ibOZSSWxbdWK919OOfnwhs=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2F25971cb3-ca90-4b4e-bb0b-53ad894e9d90_jpg.jpg

Ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bersaing di Pemilu 2024 menempatkan pembangunan pangan dan pertanian dalam posisi yang utama pada visi, misi, dan program yang mereka tawarkan walau dalam penyebutan berbeda.

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada misi pertama, dari ”8 Jalan Perubahan” yang diusung, ingin memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada misi kedua, dari delapan misi (Asta Cita), menargetkan pemantapan sistem pertahanan dan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi dan air, ekonomi kreatif, serta ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD melalui ”8 Gerak Cepat Ganjar Pranowo dan Mahfud MD”, pada misi ketiga, yang terkait dengan upaya ”Mempercepat Pembangunan Ekonomi Berdikari Berbasis Pengetahuan dan Nilai Tambah”, menargetkan pencapaian kedaulatan pangan. Di antaranya melalui pangan yang terjamin, terjaga, terjangkau, dan terdiversifikasi.

Dalam program yang disusun untuk mewujudkan semua visi-misi di atas, upaya yang diusulkan para capres dan cawapres lebih terfokus pada pendekatan produksi walau kesejahteraan petani disebut sebagai tujuan akhir.

Pendekatan produksi

Dalam program yang disusun untuk mewujudkan semua visi-misi di atas, upaya yang diusulkan para capres dan cawapres lebih terfokus pada pendekatan produksi walau kesejahteraan petani disebut sebagai tujuan akhir. Upaya peningkatan produksi menjadi upaya utama, ditunjang dengan adanya jaminan dan stabilitas harga, perbaikan akses terhadap lahan, sarana produksi, serta pembiayaan.

Semua pasangan capres dan cawapres menjadikan perbaikan akses terhadap sarana produksi dan pasar menjadi prioritas utama.

Pasangan Anies-Muhaimin memformulasikan program perbaikan akses terhadap input produksi, seperti pupuk, benih, dan pestisida, serta penyediaan alat dan mesin pertanian.

Petani diarahkan untuk fokus pada kegiatan produksi, sementara pasar dan harga jual akan difasilitasi pemerintah melalui tata niaga yang transparan dan akuntabel. Pendekatan contract farming dan resi gudang digunakan dalam menghubungkan petani dan pasar.

Pasangan Prabowo-Gibran memfokuskan programnya pada upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui program intensifikasi. Intensifikasi dengan target peningkatan produktivitas ditopang ketersediaan pupuk, benih unggul, dan pestisida saat dibutuhkan.

Selain itu, upaya tersebut juga didukung melalui peningkatan sarana prasarana pendukung pertanian rakyat, teknologi pangan terpadu, mekanisasi pertanian, inovasi digital, dan memperbaiki tata kelola rantai nilai hasil pertanian.

Untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga pangan, Prabowo-Gibran akan melakukan penguatan fungsi lembaga, seperti Badan Pangan Nasional, Bulog, dan BUMN pangan. Penguatan diharapkan memperbaiki tata kelola impor pangan pokok, ketersediaan pangan di dalam negeri, serta menjamin kepastian harga di tingkat petani, terutama saat panen raya.

https://cdn-assetd.kompas.id/FCxx9PNfaL6mCYmzI-Db9yR6hq8=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F21%2Fe6f4686c-34a7-4abd-85fc-33066afa116e_jpg.jpg

Pasangan Ganjar-Mahfud, pada galibnya sama dengan dua pasangan lainnya, dengan memperbaiki akses petani pada alat pertanian modern, benih unggul, pupuk berkualitas, murah, dan tepat waktu.

Memperbanyak sistem pengairan melalui pembangunan waduk, bendungan, embung, dan irigasi. Pengembangan jalan usaha tani, fasilitas cold storage, serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Diversifikasi pangan dan perluasan lahan garapan petani diterjemahkan pada program yang berbeda oleh ketiga pasangan capres dan cawapres.

Anies-Muhaimin mengarahkan agar sumber bahan pangan dibuat makin beragam, didukung riset perbenihan dan kegiatan penyuluhan. Petani diharapkan bisa memperluas lahan garapannya melalui pemanfaatan lahan pemerintah dan BUMN yang menganggur.

Untuk diversifikasi dan ekstensifikasi, Prabowo-Gibran masih memfokuskan pendekatannya melalui pengembangan program food estate atau lumbung pangan. Program lumbung pangan akan diarahkan untuk padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.

Ditargetkan minimal 4 juta hektar lahan tambahan sampai akhir 2029 melalui pemanfaatan lahan telantar dan program reforma agraria.

Pasangan Ganjar-Mahfud mengarahkan programnya untuk menjamin ketersediaan pangan dari dalam negeri, aman, berkualitas, murah, stabil, dan terdiversifikasi berbasis kearifan lokal. Perbaikan akses petani terhadap lahan serta mencegah alih guna lahan untuk memastikan lahan subur dan lahan produktif diberikan kepada petani kecil dan buruh tani.

Iklan

Upaya ini diarahkan untuk penataan alokasi lahan yang efisien dan berkeadilan, termasuk redistribusi dan legalisasi tanah, yang diperkuat dengan pengelolaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan.

Industrialisasi pertanian dan kesejahteraan petani jadi muara semua program.

Selama ini belum ada upaya yang sistematis untuk mendorong anak muda di pertanian. Profesi sebagai petani masih dipandang sebelah mata dan belum sejajar dengan profesi lainnya.

Anies-Muhaimin akan melakukan perbaikan akses terhadap pendanaan murah serta transformasi kelembagaan untuk perbaikan koordinasi antara kementerian yang mengurus perindustrian, perdagangan, dan pertanian. Semua program mengarah pada perwujudan industrialisasi pertanian.

Ujung dari berbagai program yang ditawarkan adalah petani merasa tenang berusaha dan mendapatkan untung dari lahan yang diusahakannya, salah satunya ditandai dengan kemampuan petani menabung.

Prabowo-Gibran melihat program industrialisasi pertanian dapat mengonversi komoditas dasar menjadi produk berdaya saing tinggi dan juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan yang berkualitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Melalui semua program ini, pada akhirnya kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga yang terjangkau dan semua petani bisa tersenyum karena harga jual produk mereka bagus.

Pasangan Ganjar-Mahfud mengarahkan pengembangan industri pangan dalam negeri, dengan mengutamakan sumber pangan lokal. Selain itu, dioptimalkan pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah melalui fasilitasi penelitian dan teknologi pangan ramah lingkungan.

Pada akhir dari semua kegiatan ini, terjadi peningkatan nilai tukar petani, disertai kebijakan perdagangan yang pro produksi dalam negeri.

https://cdn-assetd.kompas.id/CGYkXaYdXMBhWvqQ9jG_h5ruuzk=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F29%2F73c9c6fb-8450-4828-89b3-6e0d2674340b_jpg.jpg

Jebakan lima tahunan

Memperhatikan semua visi-misi dan program yang diusung ketiga pasangan capres dan cawapres agak sulit mengharapkan adanya perubahan dan perbaikan dalam pembangunan pangan dan pertanian lima tahun ke depan.

Siapa pun yang memerintah, masih akan berkutat pada upaya menyediakan bahan pangan murah dan terjangkau bagi masyarakat sehingga bandul kebijakan pangan masih akan berat ke arah konsumen ketimbang produsen, dalam hal ini petani.

Pada sisi lain, agak sulit sepertinya membuat target yang lebih substantif, katakanlah yang sejalan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pada upaya transformasi ekonomi. Untuk pangan dan pertanian, ditargetkan terjadi pergeseran teknik produksi ke arah yang mempunyai nilai tambah dan produktivitas lebih tinggi.

Upaya ini memang berisiko tidak segera terlihat hasilnya sehingga apa yang diusung para capres dan cawapres terjebak dalam sistem perencanaan lima tahunan, yang lebih fokus pada peningkatan produksi yang bisa langsung dilihat hasilnya.

Setidaknya ada tiga aspek yang diharapkan bisa diperdalam oleh ketiga pasangan capres dan cawapres agar apa yang telah dirumuskan bisa dimaksimalkan dalam pelaksanaannya.

Pertama, dalam kaitan untuk dapat menghasilkan pangan murah dan di sisi lain juga diharapkan menguntungkan petani, maka bentuk dukungan yang diberikan pemerintah ke petani apakah masih akan dominan dalam bentuk subsidi harga atau subsidi lainnya?

Memperhatikan semua visi-misi dan program yang diusung ketiga pasangan capres dan cawapres agak sulit mengharapkan adanya perubahan dan perbaikan dalam pembangunan pangan dan pertanian lima tahun ke depan.

Subsidi yang mendukung kegiatan produksi, melalui riset dan penyediaan infrastruktur pertanian, seharusnya akan semakin dominan ke depan.

Kedua, bagaimana bentuk kelembagaan yang dapat menjembatani para petani pangan, yang masih dominan dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 hektar, agar dapat memaksimalkan produktivitas dan nilai tambah dari komoditas yang diusahakannya?

Saat ini, pemerintah mengembangkan korporasi petani dan nelayan. Kelembagaan ini tidak saja diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan petani, tetapi juga diharapkan dapat mencegah makin meluasnya fragmentasi lahan petani, salah satunya melalui perbaikan pola waris lahan pertanian.

Terakhir, terkait dengan keberlanjutan kegiatan usaha tani serta semakin masifnya pemanfaatan inovasi. Jawaban dari kedua hal ini adalah dengan keterlibatan anak muda dalam kegiatan pertanian. Selama ini belum ada upaya yang sistematis untuk mendorong anak muda di pertanian. Profesi sebagai petani masih dipandang sebelah mata dan belum sejajar dengan profesi lainnya.

Bila tiga hal ini dapat terumuskan dengan lebih baik dan sistematis, ada harapan terjadinya perbaikan dalam pembangunan pangan dan pertanian ke depan, atau setidaknya tidak terjebak dalam siklus perencanaan lima tahunan.

Baca juga: Regenerasi Masih Membelit Masa Depan Pertanian

Erizal Jamal Dt Tumangguang,Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dan Profesor Riset BRIN

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000