Membangun Dekade Baru Hubungan Tiongkok-Indonesia
Sepuluh tahun ini, China dan Indonesia telah meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat tertinggi dalam sejarah.
Tahun 2023 menandai peringatan sepuluh tahun terjalinnya kemitraan strategis komprehensif antara Tiongkok dan Indonesia. Apa artinya ini bagi masyarakat di Indonesia?
Baru-baru ini, saya menemukan kisah menarik di internet yang mencerminkan perkembangan Tiongkok-Indonesia. Seorang warga Jawa Timur bernama Andi kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 akhirnya dapat kembali bekerja setelah bergabung dalam armada penjualan es krim keliling yang dibentuk sebuah perusahaan Tiongkok.
Pendapatan bulanan Andi bahkan beberapa kali lipat lebih tinggi daripada standar upah minimum di daerahnya, cukup untuk melunasi hampir setengah biaya kuliahnya. Contoh ini sangat tepat merepresentasikan perjalanan bersama senasib sepenanggungan antara Tiongkok dan Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.
Sepuluh tahun ini, kedua negara telah meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat tertinggi dalam sejarah. Di bidang politik, kedua kepala negara telah melakukan pertukaran kunjungan sebanyak 11 kali dan menggelar pertemuan bilateral beberapa kali dalam berbagai konferensi multilateral.
Dalam setahun terakhir ini, kunjungan timbal balik di antara kedua kepala negara telah berlangsung empat kali, merupakan rekor tertinggi. Dalam pertemuan di Bali tahun lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden RI Joko Widodo sepakat menetapkan arahan umum untuk membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Indonesia.
Kedua negara juga membentuk mekanisme kerja sama dialog tingkat tinggi bilateral, membangun pola baru kerja sama bilateral dengan ”penggerak empat roda” di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan maritim.
Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan terbesar Indonesia selama sepuluh tahun beruntun dan mempertahankan posisi sebagai investor terbesar kedua bagi Indonesia.
Di bidang ekonomi, volume perdagangan dan investasi kedua negara bertumbuh masing-masing sebesar 127 persen dan 312 persen. Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan terbesar Indonesia selama sepuluh tahun beruntun dan mempertahankan posisi sebagai investor terbesar kedua bagi Indonesia. Perusahaan dengan investasi Tiongkok berkontribusi menciptakan ratusan ribu lapangan kerja di Indonesia.
Di bidang sosial budaya, pertukaran antara Tiongkok dan Indonesia dalam hal kepemudaan, budaya, teknologi, dan agama berkembang pesat. Solidaritas sejati terlihat pada masa-masa sulit, seperti saat pandemi Covid-19, rakyat kedua negara saling bantu dengan semangat ”berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” melalui pengiriman vaksin dan perlengkapan medis.
Saat ini, mi instan dan buah tropis asal Indonesia sangat populer di Tiongkok. Sebaliknya, hidangan hot pot dan minuman teh boba asal Tiongkok juga sangat digemari di Indonesia.
Tahun 2023 juga bertepatan dengan sepuluh tahun digagasnya Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI). Indonesia merupakan tempat di mana Presiden Xi Jinping pada tahun 2013 pertama kali mengajukan inisiatif pembangunan bersama Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21.
Selama sepuluh tahun terakhir, integrasi antara strategi pembangunan Sabuk dan Jalan Tiongkok dan Poros Maritim Dunia Indonesia telah membawa perubahan nyata dalam kehidupan kita.
Presiden RI Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing, 17 Oktober 2023.
Indonesia menjadi negara kedua di dunia yang memiliki kereta cepat dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Saya gembira mendengar Whoosh telah mendorong peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan ke Bandung dan sekitarnya. Banyak toko ritel bermunculan di sekitar stasiun kereta cepat, meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Ekonomi kereta cepat mulai bersemi di Indonesia.
Proyek kerja sama Tiongkok-Indonesia lainnya, seperti pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang di Banten, Jembatan Suramadu, dan PLTU Jawa 7, juga telah memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia di beberapa daerah.
Melalui kerja sama ini, perusahaan Tiongkok pun meraih peluang pertumbuhan dan pangsa pasar baru. Kerja sama Sabuk dan Jalan antara Tiongkok dan Indonesia telah menjadi contoh keberhasilan kerja sama internasional yang saling menguntungkan.
Tahun 2023 bertepatan pula dengan sepuluh tahun konsep persahabatan, ketulusan, saling menguntungkan dan inklusivitas dalam diplomasi bertetangga (neighborhood diplomacy). Dalam sepuluh tahun terakhir, Tiongkok konsisten menjalin persahabatan dan kemitraan dengan negara-negara tetangganya, serta membangun lingkungan yang bersahabat, aman, dan sejahtera, dengan mengedepankan konsep persahabatan, ketulusan, saling menguntungkan, dan inklusivitas.
Mulai dari Asia Tenggara, ke Asia Selatan dan Asia Tengah, hingga Asia Timur Laut, kerja sama Tiongkok dengan negara-negara sekitar terus berkembang pesat. Asia bukan hanya tempat kelahiran berbagai peradaban kuno, melainkan juga wilayah paling dinamis dan memiliki potensi ekonomi terbesar di dunia saat ini.
Kita tidak boleh membiarkan munculnya mentalitas Perang Dingin, konfrontasi blok, atau campur tangan eksternal yang dapat merusak lingkungan pembangunan Asia yang telah dicapai dengan susah payah ini. Bangsa-bangsa Asia harus senantiasa memegang kendali atas masa depan stabilitas jangka panjang Asia sendiri. Tiongkok siap bergandeng tangan dengan negara-negara tetangga untuk membangun Asia sebagai rumah bersama yang damai, aman, sejahtera, indah, dan bersahabat.
Kita tidak boleh membiarkan munculnya mentalitas Perang Dingin, konfrontasi blok, atau campur tangan eksternal yang dapat merusak lingkungan pembangunan Asia yang telah dicapai dengan susah payah ini.
Bersama-sama kita akan menulis babak baru pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Asia dan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.
Tahun 2023 pun menandai sepuluh tahun konsep Komunitas Senasib Sepenanggungan Manusia. Konsep ini pertama kali diperkenalkan Presiden Xi Jinping untuk menanggapi aspirasi universal masyarakat di banyak negara akan perdamaian, perkembangan, dan kerja sama. Inti dari Konsep Komunitas Senasib Sepenanggungan sejalan dengan semangat Konferensi Asia-Afrika Bandung, yang memperjuangkan kemerdekaan bagi semua bangsa, memelihara perdamaian dunia, dan mendorong persahabatan antarbangsa.
Saat ini, Tiongkok aktif membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan dengan lebih banyak mitra di dunia, termasuk dengan Indonesia. Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, dan Inisiatif Peradaban Global yang diusulkan Presiden Xi Jinping telah mendapat dukungan luas dari masyarakat internasional, mempersatukan upaya banyak negara dalam mewujudkan perdamaian, perkembangan, dan kemakmuran.
Sepuluh tahun bagaikan mengasah sebilah pedang, pembangunan panjang yang membutuhkan ketekunan dan upaya berkelanjutan. Keempat peringatan sepuluh tahun ini telah mengikat Tiongkok, Indonesia, Asia, dan dunia dalam satu kesatuan yang erat. Prestasi dalam sepuluh tahun ini sungguh luar biasa dan nyata.
Di masa mendatang, Tiongkok dan Indonesia sebagai sesama negara berkembang utama dunia dengan jumlah populasi besar sama-sama berada pada tahap pembangunan yang pesat, menjadi kekuatan penting dalam memelihara perdamaian serta kemakmuran di tingkat regional dan global. Prospek kerja sama di antara kedua negara sangatlah luas.
Tiongkok siap bersinergi dengan Indonesia dalam kerangka pembangunan Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Indonesia yang telah ditetapkan kedua kepala negara. Kedua negara juga akan berfokus pada perkembangan, perdamaian, dan kerja sama demi mencapai kemajuan dan kemakmuran bersama, seiring dengan langkah maju menuju dekade gemilang yang baru.
Lu Kang,Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia