Wapres Amin juga meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengawasi secara ketat Pemilu 2024, serta memproses laporan terkait dugaan ketidaknetralan.
Oleh
REDAKSI
·3 menit baca
Seminggu terakhir, Wakil Presiden Ma’ruf Amin terus menyuarakan pentingnya pelaksanaan Pemilu 2024 yang bersih, jujur, adil, dan netralitas semua yang terlibat.
Seusai makan siang di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Slowakia di Bratislava, Sabtu (25/11/2023) waktu setempat, Wapres meminta semua petugas Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) benar-benar menjaga netralitas pada Pemilu 2024. Jangan sampai pemilu berjalan, tetapi ada pesanan dan tekanan terhadap PPLN, baik dari peserta maupun penyelenggara pemilu. ”Saya minta pemilu benar-benar dapat dijalankan secara bersih serta jurdil: jujur dan adil. Netralitas betul, ya. Jangan hanya slogan,” kata Wapres (Kompas, 26/11/2023).
Pemilu yang jurdil, bersih, dan dengan aparatur negara serta penyelenggara yang netral tidak hanya ”wajib” di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Jumlah pemilih di luar negeri, sesuai data Komisi Pemilihan Umum (KPU), tak kurang dari 1,75 juta orang. Secara total, pemilu mendatang akan diikuti sekitar 204,8 juta pemilih.
Sebelumnya, Wapres Amin juga meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengawasi secara ketat Pemilu 2024, serta memproses laporan terkait dugaan ketidaknetralan. Wapres juga minta semua pihak yang terlibat dalam Pemilu 2024, termasuk jajaran TNI, Polri, dan aparatur sipil negara, untuk bermain bersih sesuai aturan. Tak boleh memihak, termasuk secara diam-diam membantu dan mendukung peserta pemilu, baik partai politik, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, maupun calon presiden/wapres.
Terkait adanya dugaan pelanggaran netralitas, menurut Wapres, hal itu menunjukkan perlunya pengawasan dari Bawaslu. Saat ini, Bawaslu menangani sejumlah dugaan pelanggaran netralitas aparatur dengan beberapa kluster aktor, yakni dugaan dukungan kepala desa, penjabat kepala daerah, dan pemasangan alat peraga pemilu yang diduga dilakukan aparat negara (Kompas, 21/11/2023).
Pernyataan Wapres Amin mengenai penyelenggaraan pemilu, khususnya terkait netralitas aparat dan permainan yang bersih dalam pesta demokrasi mendatang, pastilah bukan hanya gegara saat ini bangsa Indonesia berada di tahun politik. Menjelang pemilu semata. Wapres pastilah membaca situasi masyarakat dalam menyambut pemilu, kegelisahan rakyat, dan dinamika perpolitikan nasional.
Tak hanya perilaku penyelenggara dan peserta pemilu, serta aparatur negara yang dikeluhkan, masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi juga mempertanyakan relasi kuasa yang tidak berimbang dalam penyelenggaraan pemilu kali ini. Karena itu, bisa dipahami, jika pada Senin (20/11) di Istana Negara, Jakarta, Wapres memakai diksi ”pemain” dalam pernyataannya terkait pemilu. ”Semua pemain harus bermain bersih.”
”Pemain” dalam pemilu tentu saja tak hanya mereka yang terlibat langsung, tetapi juga yang berada di belakang layar. Bisa saja mereka yang menyatakan netral, tak terlibat, atau tidak berwenang dalam penyelenggaraan pemilu, tetapi tangannya ada di mana-mana. Pesan Wapres sangat jelas, ia mengetahui, dan rakyat pastilah juga tahu. Jaga Pemilu 2024 yang jurdil.