Sebagai penggemar sepak bola, saya merasa kehilangan momen penting tidak dapat menyaksikan laga tim yang bertanding.
Oleh
ABDUL FARIDHAN
·3 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Para pemain tim Argentina U-17 dan pemain tim Senegal U-17 berebut bola di udara dalam laga penyisihan Grup D Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).
Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia bergulir sejak 10 November 2023. Sebagai pemilik hak siar, Indosiar dan SCTV telah menyiarkan laga sepak bola internasional tersebut.
Setiap hari ada dua pertandingan, pukul 16.00 WIB dan 19.00 WIB. Indosiar menyiarkan kedua pertandingan, tetapi SCTV hanya menyiarkan pertandingan pukul 16.00.
Sebagai penggemar sepak bola, saya merasa kehilangan momen penting tidak dapat menyaksikan laga tim yang bertanding pukul 19.00.
Mohon pihak SCTV dapat mempertimbangkan untuk menunda siaran sinetron yang tayang pada pukul 19.00 sampai Piala Dunia U-17 selesai insya Allah pada 2 Desember 2023. Terima kasih.
Tulisan Doddy S Sukadri (Kompas, 17/11/2023) menambah panjang daftar perbincangan perubahan iklim global. Disebutkan selama sekitar dua minggu (30 November-12 Desember 2023), di Dubai, UEA, akan berhimpun pimpinan 190-an negara pada pertemuan puncak perubahan iklim, Conference of the Parties alias COP—konferensi para pihak yang akan membincang Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UN-FCCC).
Agenda utama COP 28, evaluasi menyeluruh tentang kemajuan kontribusi para pihak/negara dalam penurunan emisi gas rumah kaca menuju pencapaian emisi nol bersih pada 2050.
Entah apa yang akan terjadi dalam pertemuan itu nanti. Namun, dalam pemahaman saya, dari COP ke COP terbaca semacam pola atau algoritma generik melibatkan banyak negara: prihatin akan krisis iklim dengan perspektif global, lalu ramai-ramai berhimpun membincang opsi solusi per perspektif masing-masing negara. Lalu, membincang dan menyepakati opsi solusi global-kolektif multinegara, menyepakati pula rencana aksi atas kesepakatan itu yang tentu mengikat bagi negara yang meratifikasi, serta menetapkan dan menyepakati agenda, rencana aksi, dan isu yang harus dijawab di ajang serupa berikutnya.
Konsekuensi terkait pendanaan dan sumbernya, beragam kualitas respons dan komitmen, serta kesungguhan negara peserta relatif atas agenda pembangunan ekonominya masing-masing terindikasi kuat telah mewarnai setiap ajang COP dan rencana tindaknya. Apalagi, terindikasi pula beberapa negara adikuasa mengapitalisasi isu substantif krisis iklim itu untuk tujuan bernuansa politik.
COP 28 nanti yang agaknya makin galau dengan krisis iklim kini akan mengangkat isu keamanan sediaan energi dan kerawanan pangan.
Obyektivitas substantifnya bisa saja benar, tetapi benarkah itu akan ”menggerakkan” negara-negara peserta untuk semakin menguatkan komitmennya.
Berkaca pada hajatan rangkaian COP sebelumnya, saya pesimistis. Apalagi, sejauh ini belum ditemukan semacam dokumen audit hasil dan capaian dari COP ke COP, termasuk analisis biaya-manfaatnya secara global.
Sampai kapan kiranya pertemuan COP ini akan berlangsung? Inikah yang disebut sustainable climate-based world project?
Artikel Kompas (Kamis, 16/11/2023) berjudul ”Inspirasi dari Beasiswa Satu Rumah Satu Sarjana” menarik. Program yang diprakarsai Rizal Arif Windriatmoko, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Amanah di Desa Wrininputih, Magelang, sungguh mulia.
Sebanyak 15 mahasiswa saat ini sedang menerima beasiswa. BUMDes berharap para penerima beasiswa setelah selesai studi kembali ke desa untuk mengamalkan ilmunya.
Para mahasiswa ternyata tahu diri. Meski belum selesai studi, mereka sering datang dan membantu BUMDes. Ada harmoni terjalin dari kedua belah pihak, bersinergi saling menguatkan sehingga pemberi beasiswa semakin ikhlas, penerima beasiswa semakin bersyukur karena terbantu.
Langkah mulia BUMDes Amanah dapat menjadi teladan bagi BUMDes lain atau lembaga lain untuk ikut cawe-cawe memajukan pendidikan di Indonesia dengan tidak menunggu datangnya bantuan dari pemerintah semata.
Langkah BUMDes Amanah pantas menjadi virus positif demi kemajuan bangsa. Semoga tetap menjaga amanah dan tetap istikamah memanusiakan manusia dengan satu rumah satu sarjana.