Keberlanjutan menjadi isu di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Konsepnya, pariwisata berkelanjutan dapat berdampak jangka panjang.
Oleh
REDAKSI
·1 menit baca
Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNWTO merilis 54 desa terbaik di dunia pada 2023. Desa-desa itu tersebar di berbagai belahan dunia, seperti Hakuda di Jepang, Lerici di Italia, dan Slunj di Kroasia.
Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, ada dalam daftar tersebut. Desa tradisional yang berkomitmen memelihara arsitektur tradisional, adat istiadat, dan cara hidupnya itu berupaya menyeimbangkan kedatangan pengunjung dengan penghormatan atas keunikan budaya desa.
Pada 2021, Desa Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperoleh predikat serupa. Desa yang memiliki keindahan lanskap natural dan keunikan gunung api purba itu mengembangkan konsep wisata berbasis komunitas. Di desa yang sebagian besar warganya bertani, bercocok tanam, dan beternak itu, turis bisa tinggal di rumah inap (homestay) sambil berinteraksi dengan penduduk desa.
Prakarsa desa terbaik dunia secara global merupakan bagian dari Program Pariwisata untuk Pengembangan Perdesaan. Program UNWTO ini membantu pengembangan dan inklusi wilayah perdesaan, memerangi depopulasi, meningkatkan inovasi dan integrasi rantai nilai pariwisata, serta mendorong praktik-praktik keberlanjutan.
Desa-desa yang mengajukan aplikasi sebagai desa terbaik dievaluasi, antara lain dalam hal tata kelola dan prioritas pariwisata serta keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pariwisata di desa-desa terbaik akan melestarikan budaya dan tradisi, merayakan keberagaman, serta menyediakan kesempatan dan melindungi keanekaragaman hayati.
Pariwisata di desa-desa terbaik akan melestarikan budaya dan tradisi, merayakan keberagaman, serta menyediakan kesempatan dan melindungi keanekaragaman hayati.
Mengutip Proyeksi Ekonomi Dunia Dana Moneter Internasional (IMF), pariwisata merupakan salah satu penggerak pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan data kunjungan wisatawan internasional global yang pada akhir 2023 diperkirakan 80-95 persen dari kunjungan sebelum pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Januari-September 2023 ada 8,513 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Adapun pada periode yang sama ada 626,09 juta perjalanan wisatawan nusantara di Indonesia.
pariwisata merupakan salah satu penggerak pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Aktivitas wisatawan memicu pergerakan di berbagai lapangan usaha, di antaranya transportasi serta akomodasi dan makan-minum. Sebagian dana dari kegiatan wisata digunakan untuk menjaga dan merawat daerah tujuan wisata. Jika tak dirawat, daerah wisata akan kehilangan daya tarik. Akibatnya, turis tak lagi datang, pendapatan bagi warga pun tiada.
Nilai dan prinsip keberlanjutan akan menjaga kelestarian daerah dan desa wisata. Budaya, adat istiadat, keberagaman, dan kehidupan akan senantiasa menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke desa. Seperti lagu karya L Manik, ”Desaku”. ”Selalu kurindukan, desaku yang permai....”