Penyebaran Global Cacar Monyet
Pada wabah cacar monyet saat ini, penularan dari ”manusia ke manusia” menjadi modus penularan utama, keluar dari Afrika.
Penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox terus meluas. Pada Juli 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan status wabah monkeypox ini menjadi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern).
Kita sangat jarang mendengar penyakit monkeypox sebelum pertama kali seorang warga negara Indonesia terkonfirmasi kena penyakit ini pada Agustus 2022. Penderita dinyatakan memiliki riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular.
Menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), monkeypox adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis) yang disebabkan virus monkeypox yang biasanya menginfeksi hewan rodensia dan primata di daerah hutan tadah hujan di Afrika Barat dan Tengah.
Pada November 2022, WHO mulai menggunakan nama baru untuk penyakit ini menjadi mpox. Kedua nama ini akan digunakan secara bersamaan selama satu tahun, sementara nama monkeypox bertahap akan dihapuskan.
Mengapa monkeypox di Indonesia menjadi penting akhir-akhir ini? Setahun lebih sejak kasus pertama ditemukan terjadi peningkatan kasus yang semakin mengkhawatirkan. Sampai dengan Oktober 2023 telah ditemukan 27 kasus baru, yaitu 22 di DKI Jakarta, 4 di Banten, dan 1 kasus di Bandung.
Mengapa monkeypox di Indonesia menjadi penting akhir-akhir ini?
Sejarah ”monkeypox”
Penyakit ini diberi nama monkeypox karena pertama kali ditemukan pada monyet yang digunakan di laboratorium penelitian di Kopenhagen, Denmark, pada 1958. Penyakit ini belum terdeteksi pada manusia hingga 1970. Kasus manusia pertama terkonfirmasi pada seorang anak laki-laki di Kongo, Afrika Tengah.
Setelah itu, monkeypox menyebar ke sejumlah negara di Afrika, antara lain Kongo, Sudan, Ghana, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Nigeria, dan menjadi endemik di wilayah itu selama empat dekade. Kasus manusia muncul secara bertahap seiring meningkatnya frekuensi kasus di wilayah endemik di Benua Afrika. Dimulai pada paruh kedua 2010-an, kasus monkeypox meningkat, baik di Afrika Tengah maupun Afrika Barat.
Mayoritas kasus terjadi Kongo, jumlahnya 2.500-6.216 kasus per tahun pada 2016-2021. Pada 2017 dan 2018, suatu wabah besar monkeypox terjadi di Nigeria dengan lebih dari 200 kasus yang terdistribusi hampir ke seluruh wilayah negara. Distribusi kasus pada 2017 dan 2018 menunjukkan adanya sejumlah introduksi dari hewan, begitu juga penularan dari ”manusia ke manusia”.
Monkeypox yang selalu dianggap kejadiannya terbatas hanya di Benua Afrika kini telah melompati batas-batas negara dan melanda seluruh dunia. Pada wabah monkeypox saat ini, penularan dari ”manusia ke manusia” telah menjadi modus penularan utama.
Wabah global 2022
Wabah besar monkeypox pada manusia dimulai pada Mei 2022 di negara-negara non-endemik di seluruh dunia.
Pengumuman WHO tentang status monkeypox pada Juli 2023 adalah tentang suatu kejadian luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan lintas batas negara dan membutuhkan respons internasional yang terkoordinasi.
Wabah monkeypox terbesar pada 2022 telah menyebabkan lebih dari 85.650 kasus di 102 negara. Jumlah kematian mencapai 18 kasus di sembilan negara.
Sebagian besar wabah (90 persen) terjadi di Eropa dan Amerika. Di Inggris, kasus ditemukan pada Mei 2022 dengan lebih dari 900 kasus telah diverifikasi pada Juni 2022. Kasus pertama terjadi pada seorang warga negara Inggris yang melakukan perjalanan ke Nigeria.
Monkeypox telah menyerang sekitar 21 negara di Eropa. Negara besar yang tertular termasuk Inggris, Spanyol, Portugal, Jerman, Perancis, Denmark, Belgia, Belanda, dan Italia. Negara lain yang juga memiliki kasus antara lain Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Brasil, Venezuela, Kolombia, dan Argentina.
Benua Asia tak luput dari serangan. Israel menjadi negara pertama yang mengalami kasus pada Mei 2022. Kemudian pada bulan yang sama, Uni Emirat Arab juga melaporkan kasus. Dua bulan berikutnya, sejumlah kasus terkonfirmasi di berbagai negara Asia dengan mayoritas kasus terjadi di Israel, UEA, dan Singapura. Singapura adalah negara pertama di Asia Tenggara yang melaporkan kasus monkeypox.
Negara lain di Asia yang memiliki kasus monkeypox, termasuk China, Jepang, Korea Selatan, India, Sri Lanka, Arab Saudi, Turki, Iran, Mesir, Thailand, Filipina, Indonesia, dan Myanmar.
Wabah monkeypox terbesar pada 2022 telah menyebabkan lebih dari 85.650 kasus di 102 negara.
Tidak seganas virus lain
Virus monkeypox biasanya menyebar melalui sentuhan atau jenis kontak dekat lainnya dengan orang yang terinfeksi. Gejalanya mirip cacar air, tetapi pada monkeypox perbedaan utamanya adalah pembengkakan kelenjar getah bening. Secara umum, pasien awalnya mengalami benjol-benjol berair pada permukaan kulit, lalu diikuti demam, nyeri tenggorokan, dan nyeri otot.
Meskipun dapat menular dari ”manusia ke manusia”, para ahli epidemiologi tidak terlalu khawatir terhadap virus ini dibandingkan virus-virus pernapasan, seperti virus influenza dan virus korona yang dapat menyebar secara mudah melalui udara. Mengapa virus monkeypox tidak seganas virus korona?
Pertama, virus monkeypox jauh lebih tak menular daripada strain virus korona yang bersirkulasi. Kedua, monkeypox kurang mematikan dibandingkan Covid-19. Tingkat fatalitas selama wabah kurang dari satu kematian per 1.000 kasus orang dewasa. Ini lebih rendah dari persentase orang yang tak divaksin yang meninggal setelah terinfeksi Covid-19.
Ketiga, vaksin yang tersedia bisa membantu memperlambat penyebaran pada populasi berisiko tinggi jika masalah terbatasnya persediaan bisa diatasi.
Baca juga: Mencegah Penularan Cacar Monyet
Panduan negara
WHO bersama negara-negara yang terkena dampak di seluruh dunia perlu memperluas surveilans penyakit untuk menemukan dan mendukung orang- orang yang mungkin terinfeksi dan menjalankan panduan yang tersedia tentang bagaimana mengelola penyakit ini.
Respons yang efektif terhadap wabah ini bergantung pada gabungan berbagai tindakan kesehatan masyarakat, termasuk manajemen klinis, pengobatan dan vaksinasi yang bisa memberikan proteksi kekebalan untuk pengendalian wabah. Dalam keadaan pasokan vaksin terbatas, prioritas individu yang berisiko tinggi perlu dapat perhatian utama.
Vaksin monkeypox dapat digunakan untuk dua situasi: pra-paparan untuk mencegah infeksi atau pasca-paparan untuk menghilangkan infeksi. Vaksinasi massal seperti saat Covid-19 lalu belum direkomendasikan saat ini.
Karena monkeypox adalah zoonosis dan ada risiko untuk menular kembali ke hewan yang rentan, maka kolaborasi antara otoritas kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan (one health) sangat penting dilakukan ketika mengelola risiko penularan dari manusia ke hewan atau sebaliknya. Hal ini akan membantu mencegah penyakit yang kemungkinan ditularkan dari reservoir virus yang ada di alam liar, terutama rodensia.
Tri Satya Putri Naipospos,Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Tri Satya Putri Naipospos