Kemiskinan wilayah pesisir menyumbang 68 persen dari total angka kemiskinan di Indonesia.
Oleh
SIWI NUGRAHENI, PENGAJAR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
·3 menit baca
Desa-desa pesisir menjadi salah satu kantong kemiskinan di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah penduduk miskin di wilayah pesisir Indonesia pada tahun 2022 mencapai 17,74 juta jiwa. Sebanyak 3,9 juta jiwa di antaranya masuk kategori miskin ekstrem.
Jika penduduk miskin di Indonesia pada 2022 berjumlah 26 juta jiwa (data Maret 2022 adalah 26,16 juta jiwa dan September 2022 adalah 26,16 juta jiwa), kemiskinan wilayah pesisir menyumbang 68 persen dari total angka kemiskinan di Indonesia.
Salah satu sumber penghidupan penduduk wilayah pesisir adalah sektor perikanan tangkap. Nelayan, pelaku utama sektor perikanan tangkap, adalah salah satu kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Kemiskinan wilayah pesisir menyumbang 68 persen dari total angka kemiskinan di Indonesia.
Data nilai tukar nelayan (angka yang membandingkan indeks pendapatan nelayan atas indeks pengeluarannya) per September 2023 adalah 105,64. Di antara lima subsektor pertanian, nilai tukar nelayan menduduki peringkat terendah kedua setelah nilai tukar petani peternak.
Kemiskinan di kalangan nelayan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sebagian besar nelayan bekerja dengan teknologi sederhana sehingga kapasitas tangkapan mereka rendah. Oleh karena itu, meningkatkan kapasitas tangkap nelayan menjadi salah satu kebijakan untuk menurunkan kemiskinan di wilayah pesisir.
Membumikan riset
Kita mendengar dan membaca berbagai inovasi hasil riset yang berpotensi meningkatkan tangkapan nelayan. Waktunya untuk membumikan temuan-temuan tersebut. Hal yang perlu diingat adalah peningkatan kapasitas tangkap harus memperhatikan kelestarian stok ikan.
Tangkapan nelayan yang tidak memadai juga disebabkan oleh pencurian ikan di perairan Indonesia, yang sampai saat ini masih banyak terjadi. Beberapa wilayah, seperti Laut Natuna, perairan Sulawesi Utara, dan Laut Arafura, masih menjadi lokasi pencurian ikan paling marak.
Menjaga wilayah perairan Indonesia dari pencurian ikan akan membantu meningkatkan tangkapan nelayan lokal. Namun, tangkapan yang tinggi juga belum menjamin meningkatnya pendapatan nelayan. Sebab, berlimpahnya tangkapan dapat berujung pada menurunnya harga ikan.
Menjaga wilayah perairan Indonesia dari pencurian ikan akan membantu meningkatkan tangkapan nelayan lokal.
Ketiadaan penyimpan berpendingin (cold storage) mengharuskan nelayan berpacu dengan waktu. Situasi ini berkonsekuensi pada menurunnya kualitas tangkapan mereka.
Di sektor perikanan tangkap berlaku hukum, makin segar hasil laut, makin tinggi nilai ekonominya. Oleh karena itu, memberikan akses cold storage kepada nelayan akan memperpanjang kesegaran ikan hasil tangkapan dan memperlambat penurunan harga hasil produksi mereka.
Kesejahteraan dan kelestarian
Upaya mengikis kemiskinan di desa-desa pesisir tak terbatas pada urusan meningkatkan penghidupan nelayan. Berbagai jenis sumber penghidupan berpotensi untuk dikembangkan.
Meningkatkan pendapatan penduduk desa pesisir tidak hanya lewat penjualan ikan segar, tetapi juga hasil olahannya. Produk olahan hasil laut akan memberikan tambahan pendapatan sekaligus membuka kesempatan kerja.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan ekonomi di wilayah perdesaan pesisir wajib memperhatikan kelestarian lingkungan. Memadukan tujuan kesejahteraan ekonomi dengan kelestarian lingkungan, beberapa desa pesisir mengembangkan potensi mereka menjadi desa wisata berbasis hutan bakau.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan ekonomi di wilayah perdesaan pesisir wajib memperhatikan kelestarian lingkungan.
Di antaranya adalah Desa Mundupesisir di Kabupaten Cirebon, Desa Kebundadap Timur (Kedatim) di Kabupaten Sumenep, Desa Budo di Kabupaten Minahasa Utara, dan Desa Sungsang IV di Kabupaten Banyuasin. Di desa-desa pesisir itu, hutan bakau yang menjadi obyek wisata juga berfungsi sebagai penyerap karbon, penghasil oksigen, serta pencegah bencana abrasi pantai dan angin.
Pohon bakau juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan, seperti sirop, keripik, dan dodol. Tanaman bakau dapat diolah pula menjadi aneka produk kerajinan dan sebagai pewarna alami untuk tekstil.
Dikerjakan ibu-ibu
Beberapa desa menghasilkan produk batik bakau, seperti Desa Tunggulsari di Kabupaten Pati dan Desa Kaliwlingi di Kabupaten Brebes. Produk batik yang dikerjakan ibu-ibu di desa-desa tersebut menjadi salah satu cenderamata wisatawan yang berkunjung ke desa mereka.
Meningkatnya kesejahteraan ekonomi karena adanya konservasi hutan bakau juga diperoleh lewat meningkatnya produktivitas ikan dan biota laut lainnya oleh penduduk di area tersebut. Hutan bakau adalah tempat tinggal, berlindung, dan berkembang biak biota laut, seperti ikan, kepiting, dan udang.
Penelitian di Desa Grinting di Kabupaten Brebes membuktikan bahwa pelestarian hutan bakau berkorelasi positif pada produksi ikan di desa tersebut.
Penelitian di Desa Grinting di Kabupaten Brebes membuktikan bahwa pelestarian hutan bakau berkorelasi positif pada produksi ikan di desa tersebut. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk desa-desa pesisir Indonesia, mulai dari meningkatkan pendapatan nelayan sampai membuka peluang usaha di luar sektor perikanan tangkap.
Upaya meningkatkan kesejahteraan harus selalu memperhatikan kelestarian lingkungan. Di antaranya adalah pelestarian hutan mangrove yang memunculkan berbagai peluang usaha.