Industri Keuangan Cerai Massal dengan Industri Kripto
Otoritas memperingatkan tentang risiko bank yang terlibat dalam kripto dan mendorong mereka untuk tidak melakukan hubungan dengan industri kripto karena ”keamanan dan masalah kesehatan industri keuangan”.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
President and Managing Partner Pantera Capital Jasper Lewitton diam-diam telah memutuskan hubungan dengan perusahaan pendanaan aset kripto Pantera Capital. Kepergian Jasper adalah kepergian besar ketiga hanya dalam waktu satu tahun di perusahaan itu. Sejak awal tahun banyak kalangan bercerai dengan industri aset kripto. Apa yang tengah terjadi?
Perkembangan berikutnya, informasi tentang Lewitton telah dihapus dari laman Pantera Capital. Sebaliknya, akun LinkedIn miliknya tidak lagi menyebutkan nama bekas perusahaannya tersebut. Alasan kepergiannya tidak dapat diketahui. Laman Pitchbook yang berusaha meminta konfirmasi baik ke Lewitton maupun Pantera tidak berhasil karena keduanya tidak menanggapi permintaan komentar.
Kepergian Lewitton adalah yang terbaru dari serangkaian kepergian eksekutif Pantera. Pada bulan Februari, partner CIO Joey Krug meninggalkan perusahaan tersebut. Lewitton sebenarnya adalah anggota komite eksekutif yang dibentuk untuk mengambil alih tanggung jawab pekerjaan Krug. COO Samir Shah keluar dari perusahaan tersebut pada Agustus 2022 setelah kurang dari dua bulan bekerja di perusahaan pendanaan tersebut.
Lagi-lagi, tidak diketahui secara persis latar belakang peristiwa di balik masalah di Pantera. Informasi yang dikumpulkan hanya menyebutkan, perusahaan pengumpul dana pihak ketiga ini berkembang pesat menjadi perusahaan pendanaan ventura. Pantera sangat terpukul oleh keruntuhan FTX, sebuah perusahaan perdagangan aset kripto pada bulan November 2022. Bos FTX Sam Bankman-Fried sendiri sedang bermasalah dan ditahan oleh penegak hukum karena dugaan penipuan hingga Rp 124 triliun.
Pantera pertama kali berinvestasi dalam pertukaran mata uang kripto yang belakangan diketahui bertindak curang pada tahun 2020. Pantera berinvestasi langsung dalam 10 hingga 20 aset kripto yang likuid pada waktu itu. Akan tetapi, mereka kehilangan 80 persen nilai kepemilikannya pada tahun 2022, kemudian sempat naik kembali 47 persen pada bulan Januari 2023, seperti dilaporkanCoinDesk.
Kisah cerai dengan industri kripto ini bukanlah kabar baru. Pemutusan hubungan dengan mereka terjadi, baik dilakukan oleh individu, perusahaan partner, maupun dengan perusahaan investasi. Kasus di Pantera sangat mungkin merupakan masalah internal pengelolaan perusahaan. Akan tetapi, isu perkembangan berkait dengan industri kripto tetap saja menjadi latar belakang kasus ini.
Pada September lalu, pemroses pembayaran kartu kredit Checkout.com memandang kripto sebagai ruang yang berarti untuk hubungan pedagang, tetapi mereka mengaku perlu terus fokus pada pertumbuhan regulasi. Komentar ini sangat diplomatis seolah hubungan mereka baik-baik saja, tetapi Checkout.com pada akhirnya bercerai dengan industri kripto.
Menurut Presiden dan COO Checkout.com Céline Dufétel yang berbicara di TechCrunch Disrupt, seperti dikutip Techcrunch, mereka melayani pertukaran kripto, tetapi sebenarnya mereka tidak menyentuh kripto. Layanan ini adalah layanan yang sama yang diberikan kepada pedagang e-dagang, perusahaan pengaliran konten, dan perusahaan gim. Akan tetapi, mereka memutuskan hubungan dengan perusahaan aset kripto pada akhirnya.
Perusahaan yang berusia 11 tahun pada bulan Agustus memutuskan hubungan dengan Binance, bursa kripto terbesar di dunia, karena kekhawatiran tentang dugaan masalah yang muncul di perusahaan kripto tersebut yang berkait dengan pelanggaran aturan antipencucian uang, sanksi, dan kontrol kepatuhan. Waktu itu pemutusan tersebut menjadi berita besar.
Menurut Céline, mengingat Checkout.com adalah bisnis yang diatur dengan sangat ketat, maka manajemen risiko merupakan masalah yang sangat serius. Pilihan untuk mengakhiri kontraknya dengan Binance muncul karena mereka berfokus pada ”keputusan jangka panjang”. Alasan detailnya belum diketahui secara persis saat itu.
Sebelumnya, CNBC melaporkan, pada Agustus perusahaan jaringan kartu pembayaran Mastercard dan Visa telah memutuskan hubungan dengan perusahaan pertukaran mata uang kripto Binance. Dalam komentarnya waktu itu, CNBC mengatakan, perkembangan ini merupakan tanda bagaimana lembaga keuangan tradisional semakin khawatir untuk bekerja sama dengan perusahaan aset kripto karena mereka menghadapi pengawasan peraturan yang ketat dan kekhawatiran yang lebih luas seputar kepatuhan keuangan di kalangan industri kripto.
Pada bulan Maret yang lalu, raksasa perbankan AS, JPMorgan, juga mengakhiri hubungan perbankannya dengan Gemini, sebuah perusahaan pertukaran mata uang kripto yang dimiliki oleh Cameron dan Tyler Winklevoss. Padahal, pada awal tahun 2020 JPMorgan mengambil Gemini dan bursa Coinbase yang terdaftar di AS sebagai klien mereka. Akan tetapi, penyebab putus hubungan ini juga tidak diketahui.
Tekanan besar
Berbagai kasus cerai industri keuangan dengan industri aset kripto memunculkan gosip di antara pelaku industri ini. Salah satunya, seperti yang dimuat laman Cointelegraph, menyebutkan, pihak berwenang Amerika Serikat tampaknya menghidupkan kembali teknik masa lalu untuk menindak perusahaan kripto dan bank yang menawarkan layanan kepada industri tersebut.
Strategi yang dituduhkan tersebut terdiri dari mengisolasi sistem keuangan tradisional dari pasar kripto dengan mengandalkan ”berbagai lembaga untuk mencegah bank berurusan dengan perusahaan kripto”. Tujuannya, agar mereka yang memimpin bisnis kripto menjadi ”sepenuhnya tidak memiliki rekening bank”. Informasi ini muncul dari Nic Carter yang merupakan salah satu pendiri perusahaan ventura Castle Island dan perusahaan intelijen kripto Coin Metrics.
Klaim tersebut berdasar pada percakapan Nic dengan para eksekutif bank, termasuk bank asli kripto dan bank tradisional. Mereka mengatakan kepada Nic bahwa mereka menghadapi tekanan besar dari The Federal Reserve dan Federal Deposit Insurance Corporation. Para pendiri mengatakan bahwa mereka tidak bisa mendapatkan rekening bank di mana pun untuk usaha rintisan (startup) baru.
Salah satu pengaturan yang dikeluarkan otoritas di Amerika Serikat adalah pernyataan bersama yang dirilis pada 3 Januari lalu oleh The Fed, FDIC, dan Office of the Comptroller of the Currency atau Kantor Pengawas Mata Uang yang memperingatkan tentang risiko bank yang terlibat dalam kripto dan mendorong mereka untuk tidak melakukan hubungan dengan industri kripto karena ”keamanan dan masalah kesehatan industri keuangan”.