Hamas mengejutkan dunia lewat serangan di Israel selatan. Korban berjatuhan di Israel dan Palestina. Dunia kembali diingatkan, ada isu Palestina yang belum diselesaikan.
Oleh
REDAKSI
·1 menit baca
Kemampuan Hamas, salah satu dari faksi perlawanan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, menyusup dan leluasa menyerang wilayah selatan Israel, Sabtu (7/10/2023), menjadi pertanyaan. Bagaimana mungkin negara dengan kekuatan militer dan intelijen terkuat di Timur Tengah terlihat begitu mudah dijebol anggota Hamas yang mengendarai sepeda motor, perahu motor, dan paragliding.
Keheranan dan tanda tanya menggelayuti pikiran dalam upaya mencerna yang sebenarnya terjadi di Israel, kesedihan dan keprihatinan tertuju atas jatuhnya begitu banyak korban jiwa, terutama warga sipil. Hingga Senin (9/10/2023), baru tiga hari, sudah hampir 1.200 orang menjadi korban: sekitar 700 orang di Israel dan hampir 500 orang di Gaza.
Seperti setiap konflik bersenjata, warga sipil selalu menjadi korban. Sungguh tepat seruan Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus: hentikan serangan dan senjata. Perang tak membawa solusi. Perang adalah kekalahan, setiap perang adalah kekalahan.
Seruan yang sama disuarakan banyak negara, termasuk Pemerintah Indonesia. Dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Pemerintah Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia.
Namun, pertempuran antara kelompok Hamas dan militer Israel kian intensif. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah mencanangkan perang terhadap Hamas. Hamas dan faksi Palestina lainnya juga menegaskan untuk memperkuat serangan ke Israel. Berbagai upaya mediasi guna mendeeskalasi konflik bersenjata ini masih buntu.
Dalam kaitan itu, penting kiranya seruan Amnesty International, yang meminta militer Israel dan Hamas semaksimal mungkin melindungi warga sipil di tengah perang. Amnesty juga menyoroti sandera terhadap lebih dari 100 warga sipil Israel, yang diakui Hamas, adalah tindakan yang dilarang dalam hukum internasional.
Perang antara Hamas dan Israel kini merupakan bagian dari siklus kekerasan yang berlangsung lama di wilayah pendudukan Palestina. Sebagai konflik kronis, tak ada jalan mudah dan sederhana dalam penyelesaiannya. Untuk itu, harus diselesaikan akar-akar konfliknya.
Pemerintah Indonesia tegas menyebut akar konflik adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Penyelesaiannya harus dilakukan sesuai parameter yang disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Andai berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB terkait konflik Palestina-Israel bisa dilaksanakan, siklus kekerasan ini sudah lama bisa dihentikan.
Perang Hamas-Israel saat ini mengingatkan kembali dunia tentang konflik lama yang belum selesai. Pedih dan beratnya dampak perang seharusnya mendorong berbagai pihak untuk segera menyelesaikan konflik itu. Jangan sampai masalah Palestina-Israel ini menjadi konflik abadi, dengan kekerasan demi kekerasan yang terus berulang.