Pemerintah harus menyiapkan beberapa skema alternatif pengamanan stok pangan nasional apabila harga beras sudah tak terjangkau lagi oleh kantong rakyat.
Oleh
BUDI SARTONO SOETIARDJO
·1 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Tumpukan beras dalam karung di gudang Bulog Divre Jatim Subdivre Surabaya Utara Banjar Kemantren II, Sidoarjo, Rabu (6/9/2023).
Dalam pidatonya di depan sidang terbuka Dies Natalis Ke-60 IPB University di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023), Presiden Joko Widodocurhat tentang keprihatinannya terhadap semakin sulitnya memperoleh beras impor. Sebanyak 19 negara mulai membatasi ekspor beras sehingga stok beras global menipis, yang berakibat harga beras dunia melonjak.
Prediksi akan terjadi krisis pangan global mulai mendekati kenyataan dan bakal mengganggu ketahanan pangan negara.
Beras adalah urusan perut rakyat dalam arti yang sebenarnya. Kelangkaan beras berdampak langsung terhadap kenaikan harga. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berubah menjadi krisis yang bisa merembet ke masalah sosial, politik, dan keamanan nasional.
Ketergantungan negara kita pada bahan-bahan impor, khususnya beras, sangat berbahaya ketika terjadi force majeur, baik berupa bencana alam, perang, maupun ambruknya tatanan pangan dunia.
Pemerintah tak bisa hanya mengatakan stok beras nasional aman untuk sekian bulan ke depan, tanpa menyiapkan skenario terburuk ketika negara-negara pengekspor beras dunia menyatakan tak mengekspor beras lagi.
Jenis pangan di Indonesia cukup beragam, selain beras, ada ketela, ubi, jagung, sagu, sorgum, gandum, pisang, dan lain-lain. Namun, stok pangan tersebut saat ini tidak dalam kondisi standby, ketika kelangkaan beras berkepanjangan.
Bahan-bahan pangan tersebut belum terkontrol dan direncanakan stoknya secara matang dan komprehensif, sebagaimana yang dilakukan terhadap komoditas beras.
Pemerintah harus menyiapkan beberapa skema alternatif pengamanan stok pangan nasional apabila harga beras sudah tak terjangkau lagi oleh kantong rakyat. Subsidi sebagaimana dilakukan saat ini bukanlah solusi cerdas. Ada keterbatasan anggaran.
Karena itu, jangan abaikan warning Presiden karena ancaman kelangkaan pangan sudah di depan mata. Kita tak menghendaki keamanan nasional terganggu jika krisis beras benar-benar terjadi.