logo Kompas.id
OpiniPolusi dan WFH
Iklan

Polusi dan WFH

Inilah kebiasaan kita, kebijakan jangka pendek untuk mengatasi masalah. WFH bukan untuk udara bersih yang berdampak pada kesehatan jangka panjang, melainkan demi KTT ASEAN. Perhelatan selesai, kebijakan usai.

Oleh
Yes Sugimo
· 2 menit baca
Kepadatan lalu lintas kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Polusi udara di Jabodetabek yang tak kunjung membaik berpotensi membuat masyarakat terjangkit virus influenza.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Kepadatan lalu lintas kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Polusi udara di Jabodetabek yang tak kunjung membaik berpotensi membuat masyarakat terjangkit virus influenza.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara (ASN) selama 21 Agustus 2023-21 Oktober 2023 untuk mengurangi buruknya kualitas udara Jakarta. Menurut survei, kualitas udara Jakarta terburuk di dunia dan sumber polutan terbesar (44 persen) dari kendaraan. Tujuan lain WFH, untuk kenyamanan pelaksanaan KTT ASEAN.

Kita ingat WFH dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi berhasil mengurangi polusi udara, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di dunia.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000