Presiden dan Perekonomian
Elektabilitas Prabowo , Ganjar, dan Anies teratas dari berbagai survei. Ketiganya dapat dikatakan berpeluang menjadi presiden. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan ekonomi mereka untuk menyejahterakan rakyat Indonesia ?
Kita akan segera memilih presiden melalui pemilihan langsung dan rahasia. Presiden adalah pimpinan tertinggi negara yang bertanggung jawab untuk sosial, politik, serta ekonomi dan turunannya. Ibarat ekonomi adalah pesawat terbang, maka presiden adalah pilotnya. Wakil presiden adalah kopilot dan para menteri awak pesawatnya.
Dalam sistem politik demokrasi terbuka, elektabilitas presiden dapat diterka dengan cukup baik melalui survei. Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan adalah yang teratas dari berbagai survei.
Tiga-tiganya dapat dikatakan dapat menjadi pilot pesawat ekonomi Indonesia yang memadai. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan ekonomi mereka untuk mengembangkan ekonomi dan menyejahterakan rakyat Indonesia ini.
Meneruskan atau perubahan
Prabowo dan Ganjar menyatakan bahwa mereka akan meneruskan kebijakan dan program ekonomi Jokowi.
Ini berarti akan meneruskan pembangunan infrastruktur, hilirisasi bahan mineral mentah, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.
Pandangan Ganjar dapat dikatakan lebih nasionalis dalam ekonomi, sedangkan Prabowo lebih pragmatis daripada pandangan Jokowi. Ganjar memberikan penekanan pentingnya pengembangan kawasan pusat pertumbuhan untuk pembangunan daerah di Indonesia. Sementara Prabowo menggarisbawahi pembangunan daerah yang didorong oleh program hilirisasi.
Anies menyatakan perubahan sekalipun belum secara spesifik kebijakan dan program ekonomi apa yang akan diubah jika ia terpilih nanti. Anies juga menekankan pembangunan yang berkeadilan dengan pemerataan pendapatan yang lebih baik, baik secara sosial maupun daerah, di negara ini. Pembangunan perkotaan dengan dukungan transportasi publik memadai menjadi kunci.
Tiga-tiganya dapat dikatakan dapat menjadi pilot pesawat ekonomi Indonesia yang memadai. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan ekonomi mereka untuk mengembangkan ekonomi dan menyejahterakan rakyat Indonesia ini.
Belajar dari sejarah
Pada masa kepresidenan Soekarno, keadaan ekonomi sangat sulit, mengalami resesi, dan inflasi sangat tinggi. Kebijakan ekonomi sangat nasionalis dan praktis menutup diri secara ekonomi. Kesulitan ekonomi ini dan pertentangan tajam politik menjadi alasan Soekarno diturunkan praktis dari lingkungan kekuasaannya sendiri.
Pada masa kepresidenan Soeharto, ekonomi dibuka untuk investasi asing dan perdagangan luar negeri. Ekonomi tumbuh tinggi dan kemiskinan pun secara signifikan dapat dikurangi.
Soeharto menjadi pilot ekonomi yang andal didukung oleh awak pesawat teknokrat yang mumpuni. Namun, krisis ekonomi bersamaan dengan krisis politik sangat dalam, memaksa turunnya Soeharto pada saat pertumbuhan ekonomi minus 13,1 persen dan inflasi sekitar 70 persen. Tinggi sekali.
Di masa akhir kekuasaannya, dapat dikatakan Soeharto mengendalikan pesawat ekonomi secara semaunya sendiri. Banyak awak pesawat yang mengundurkan diri dan ini semakin memperburuk ekonomi. Soeharto pun akhirnya mengundurkan diri.
BJ Habibie yang semula adalah kopilot dari pilot Soeharto mendadak menjadi pilot ekonomi Indonesia. Ia memperlihatkan kepiawaian sebagai pilot pada masa krisis yang dalam dengan menstabilkan pesawat yang jatuh bebas (stall) dengan percaya diri sekalipun banyak dimusuhi.
Pesawat stabil dan dapat menjelajah (cruising) kembali. Inflasi menjadi rendah dan nilai rupiah menguat dengan produksi, distribusi, dan konsumsi normal kembali. Namun, pertanggungjawaban Habibie sebagai presiden ditolak MPR sehingga ia tidak mencalonkan diri sebagai presiden lagi.
Pada masa kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ekonomi gonjang-ganjing karena hiruk pikuk politik dalam negeri. Gus Dur diberhentikan sebagai presiden oleh MPR dan digantikan oleh wakilnya, Megawati Soekarnoputri, kopilot yang kemudian menjadi pilot ekonomi.
Pada masa kepresidenan Megawati, pengelolaan ekonomi lebih banyak diserahkan kepada menterinya yang teknokrat ekonomi. Ekonomi stabil dengan pertumbuhan yang mulai meningkat kembali. Kerja sama pemerintahan Megawati dengan DPR berjalan cukup baik dan serasi.
Pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pertumbuhan ekonomi kembali dapat mencapai sekitar 6 persen. Namun, peran ekspor batubara dan CPO cukup besar sehingga ketika harganya turun, pertumbuhan melemah kembali ke sekitar 5 persen.
Ekonomi juga dapat mengatasi dampak krisis keuangan global dengan cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan. Ekonomi cukup terbuka sekalipun dengan ketetapan kandungan lokal (local content) yang terlalu tinggi menjadi salah satu sebab perkembangan industri manufaktur stagnan. Kerja sama pemerintahan SBY dengan DPR tak sebaik yang diharapkan.
Pada masa kepresidenan Jokowi, perkembangan ekonomi stabil dengan pertumbuhan sekitar 5 persen meski lebih rendah dari target semula sekitar 7 persen. Perekonomian dibuat semakin terbuka dengan UU Omnibus Cipta Kerja.
Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas. Namun, dengan dilarangnya ekspor bahan mineral untuk mendukung hilirisasi, negara importir bahan mentah dan rekan dagang menentangnya. Kerja sama pemerintahan dengan DPR sangat kuat dalam mendukung program ekonominya.
Dari pengalaman ini jelas bahwa presiden adalah pilot pesawat ekonomi yang sangat menentukan perkembangan ekonomi.
Pilot yang menentukan
Dari pengalaman ini jelas bahwa presiden adalah pilot pesawat ekonomi yang sangat menentukan perkembangan ekonomi. Sementara kopilot, jika ia berkemampuan menerbangkan pesawat ekonomi, tentunya sangat mendukung presiden dalam mengendalikan ekonomi.
Pengalaman SBY dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan kemudian Boediono, juga Jokowi dengan Kalla, sangat membantu dalam mengarahkan, memperkuat, dan mengevaluasi kebijakan ekonomi.
Dalam kebijakan ekonomi, membuka dan menutup kembali perekonomian atau kebalikannya biasa terjadi, bahkan dalam masa satu pemerintahan. Argumentasi kepentingan nasional dalam dinamika politik dan ekonomi biasanya cukup kuat memengaruhi kebijakan. Apa yang penting adalah sedapat mungkin mempertimbangkan rasionalitas ekonomi dan sejalan dengan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan.
Kehendak untuk mengembangkan ekonomi yang berkeadilan dengan pemerataan yang memadai menjadi tekad setiap presiden terpilih. Ini pula yang diharapkan pemilih. Tentu saja bagaimana mencapainya, sekalipun bertahap, adalah penting untuk meyakinkan pemilih. Bagi pemilih, pilpres adalah kesempatan untuk langsung memilih.
Baca juga : Kesinambungan Pembangunan
Karena permasalahan ekonomi menjadi perhatian utama, terutama berkaitan dengan kebutuhan pokok dan kesempatan kerja, semestinya capres yang dipandang paling mampu mengembangkan ekonomilah yang dipilih.
Kerja sama pemerintahan dengan DPR sangat penting dalam masa demokrasi. Karena itu, koalisi politik menjadi penting tidak hanya dalam mendukung capres untuk terpilih, tetapi juga dalam menjalankan kebijakan dan program-program ekonominya.
Umar Juoro Senior Fellow the Habibie Center