logo Kompas.id
OpiniHasrat, Moral, dan Kekuasaan
Iklan

Hasrat, Moral, dan Kekuasaan

Terlalu dini menarik kesimpulan atas pilihan Jokowi karena membaca kompleksitas tak mungkin dalam waktu singkat dan dengan cara mudah. Yang utama adalah optimasi keuntungan dari cawe-cawe Jokowi untuk kepentingan bangsa.

Oleh
BONI HARGENS
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_LQpgs7Gvq6CNrEtONq1vc6I_lk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F21%2F6646d497-99e2-4bef-822e-bdb4833774df_jpg.jpg

Mengapa di banyak daerah, sirkulasi kekuasaan lokal terbatas dalam satu keluarga? Di mana posisi moral dalam politik demokrasi? Mengapa Presiden Joko Widodo mesti ikut cawe-cawe dalam proses politik 2024?

Setiap manusia, dalam dirinya, memiliki kehendak berkuasa yang disebut Friedrich Nietzsche (1844-1900) sebagai der Wille zur Macht (hasrat berkuasa).

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000